Sukses

BERANI BERUBAH: Menyulap Diapers Jadi Karya Seni

Dia menuturkan bahwa bukan menjadi solusi jika sampah yang berada di jalanan hanya diangkut oleh mobil sampah.

Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka limbah diapers atau pampers baru bisa terurai setelah 100 tahun. Karena itulah, Pandi Mulyana berinisiatif untuk mengolah sampah tersebut menjadi sebuah kerajinan.

“Saya perajin seniman kriya sampah yang semua bahan-bahan dasarnya dari sampah. Jadi, kita bikin kegiatan ini karena terinspirasi waktu 2018 sempat terjadi penumpukan sampah yang sangat luar biasa. Kita kebingungan harus buang sampah ke mana dan akhirnya kita putuskan untuk menghabiskan sampah tersebut,” cerita Pandi kepada tim Berani Berubah.

Dia menuturkan bahwa bukan menjadi solusi jika sampah yang berada di jalanan hanya diangkut oleh mobil sampah. Menurutnya, itu hanyalah memindahkan masalah. Alhasil dia memutar otak dan mencari cara untuk membuat sampah yang ada di kampungnya hilang.

Pada akhirnya Pandi memutuskan untuk mengolah limbah diapers tersebut menjadi sebuah kerajinan. Dia menjelaskan, “Yang membedakan kerajinan kita dengan yang lain adalah kita betul-betul kerajinan dari sampah.

Apalagi kita mau bikin kerajinan ini dari sampah yang sebetulnya tidak layak untuk dibuat kerajinan. Kami berpikir, kita gimana caranya sampah yang tadinya tidak berguna sekarang bisa bermanfaat. Dan mungkin ini adalah salah satu terobosan kita untuk mengelola limbah diapers. Karena diapers ini sampah yang sulit untuk diurai.”

Hasil Karya Tidak Dijual

Dari tangan terampilnya, limbah diapers itu akhirnya dapat berubah menjadi kerajinan, seperti pot, replika bonsai, akuarium, media lukis, hingga hiasan dinding. Akan tetapi, seluruh barang itu ternyata bukan untuk dijual, melainkan hanya untuk dibagikan.

“Jadi karya ini sebenernya tidak diperjualbelikan, kita bagikan. Adapun yang mau donasi ya mangga, atau yang minat. Paling cuma cukup berdonasi untuk kegiatan kami,” terang Pandi.

Dia menerangkan lebih lanjut bahwa hasil kerajinan itu dibagikan agar kegiatan mengolah limbah diapers ini terus berlanjut. “Jadi, jangan sampai mindset kita berubah yang tadinya kita mengelola sampah jadi mengelola uang.”

Di samping itu, pembuatan kerajinan dari limbah diapers ini biasanya dibantu oleh anak-anak, dari TK sampai SD. Mereka membantu mencuci, mengecat, hingga mewarnai.

“Memang hobi dan tertarik juga dengan medianya karena terbuat dari limbah yaitu diapers yang telah dicuci terus dicetak menggunakan cairan semen,” tutur salah satu siswi SD Cahyani Aprilianti.

Selain Cahyani, ada pula salah satu siswi lain yang duduk di bangku SMP bernama Suci Darista. “Karena saya hobi melukis, jadi saya coba-coba mengikuti. Terbuat dari pampers bekas yang didaur ulang. Membuatnya dicuci dulu, terus pakai semen dibentuk,” tutur dia.

Sementara itu, hasil karya ini pun sempat dipamerkan ketika memperingati Hari Peduli Sampah Nasional dan Hari Lingkungan Hidup.

“Meski sulit tapi harus semangat, pantang menyerah, dan berani berubah,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.