Sukses

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Jadi Rp 1.069.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini untuk pembelian kembali atau buyback juga turun Rp 2.000. Harga buyback emas Antam dipatok Rp 962.000 per gram.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang atau Antam kembali turun pada perdagangan Selasa pekan ini. Harga emas hari ini di BUMN tersebut turun Rp 3.000 setelah pada Senin kemarin turun Rp 2.000.

Harga emas Antam hari ini dibanderol Rp 1.069.000 per gram, lebih murah jika dibandingkan dengan perdagangan kemarinyang dipatok Rp 1.072.000 per gram.

Sedangkan di sisi lain, harga emas Antam hari ini untuk pembelian kembali atau buyback juga turun Rp 2.000. Harga buyback emas Antam dipatok Rp 962.000 per gram.

Harga buyback ini merupakan patokan bila Anda menjual emas, maka harga emas Antam akan dibeli Rp 962.000 per gram oleh Antam.

Melansir laman Logammulia, Selasa (11/4/2023), harga Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Antam juga menawarkan emas seri batik, gift seri dengan ukuran beragam. Terbaru, emas edisi khusus uang dirilis Antam adalah Emas Imlek Rabbit yang keluar di awal tahun ini. Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen.

Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Berikut Rincian Harga Emas Hari Ini di Antam:

  • Harga emas Antam 0,5 gram = Rp 584.500
  • Harga emas Antam 1 gram = Rp 1.069.000
  • Harga emas Antam 2 gram = Rp 2.078.000
  • Harga emas Antam 3 gram = Rp 3.092.000
  • Harga emas Antam 5 gram = Rp 5.120.000
  • Harga emas Antam 10 gram = Rp 10.185.000
  • Harga emas Antam 25 gram = Rp 25.337.000
  • Harga emas Antam 50 gram = Rp 50.595.000
  • Harga emas Antam 100 gram = Rp 101.112.000
  • Harga emas Antam 250 gram = Rp 252.515.000
  • Harga emas Antam 500 gram = Rp 504.820.000
  • Harga emas Antam 1.000 gram = Rp 1.009.600.000.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Emas Dunia Runtuh di Bawah USD 2.000 karena Data Tenaga Kerja AS Membaik

Harga emas lepas dari level kunci USD 2.000 per ons pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penurunan harga emas dunia hari ini terjadi karena dolar AS menguat di tengah membaiknya angka pekerjaan di AS.

Sementara para pelaku pasar juga tengah memposisikan diri untuk menyambut pengumumkan inflasi yang dilakukan pada pekan ini. Angka inflasi ini bisa mempengaruhi kenaikan suku bunga yang kemudian akan berdampak ke harga emas.

Mengutip CNBC, Selasa (11/4/2023), harga emas di pasar spot turun hampir 1 persen menjadi USD 1.988,88 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 1,1 persen ke level USD 1.989,10 per ons.

Imbal hasil Treasury AS naik menyusul laporan pekerjaan AS yang menunjukkan laju perekrutan yang masih kuat di bulan Maret, kemungkinan memberi ruang bagi Federal Reserve atau Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga lagi.

Imbal hasil Treasury AS yang lebih rendah sebelumnya memberikan tenaga kepada logam mulia untuk bergerak lebih tinggi, tetapi dengan kemungkinan kenaikan imbal hasil Treasury AS saat ini menekan harga emas.

Selain itu, kenaikan harga energi yang dipimpin oleh minyak juga membebani emas.

"Kenaikan suku bunga masih di atas meja dan itu dapat mendorong emas kembali lebih jauh," kata analis senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.

Peluang kenaikan suku bunga 25 basis poin bulan depan mendorong kenaikan dolar AS. Hal ini membuat emas batangan berdenominasi dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

Suku bunga yang lebih tinggi biasanya menumpulkan daya tarik emas, meskipun status tradisionalnya sebagai lindung nilai inflasi.

3 dari 4 halaman

Harga Emas Dunia Lagi Kinclong, Saatnya Beli atau Jual?

Awal April 2023 ini emas mencatatkan rekor tertinggi dengan menembus USD 2.030 per ons. Harga emasdipengaruhi kekhawatiran resesi mendorong sentimen pasar.

Dilansir dari laman Kitco News, Senin (10/4/2023), Analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista, mengatakan harga emas dunia terus meningkat, mendekati level maksimum sepanjang masa yang dicapai pada musim panas 2020 ketika ketidakpastian yang disebabkan pandemi mendorong investor menuju keamanan logam mulia.

“Kali ini, alasan di balik kecemasan investor dapat dikaitkan dengan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi," kata Evangelista.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa risiko resesi meningkat, dengan data terbaru menunjukkan perlambatan ekonomi. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP mengungkapkan pemberi kerja swasta AS menambahkan lebih sedikit pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Maret, dengan gaji naik 145.000.

Menurut Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, hal ini terjadi setelah lowongan pekerjaan AS turun di bawah sepuluh juta pada bulan Februari - level terendahnya dalam hampir dua tahun. Selain itu, sektor jasa AS melambat di bulan Maret, dengan Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI non-manufaktur turun menjadi 51,2 bulan lalu.

Alhasil awal pekan ini, pasar mencerna penurunan pesanan pabrik dan memperlambat aktivitas manufaktur. Disisi lain, krisis perbankan pada bulan Maret menyoroti dampak negatif dari pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral terhadap ekonomi riil.

"Data ekonomi sejak diterbitkan menunjukkan perlambatan dalam aktivitas dan kepercayaan, dengan pengumuman baru-baru ini oleh OPEC plus, tentang niatnya untuk memangkas produksi, kemungkinan akan mendorong inflasi dan berkontribusi pada penurunan lebih lanjut sentimen investor,” kata Evangelista. 

4 dari 4 halaman

The Fed

Meskipun beberapa pembicara The Fed masih membahas lebih banyak kenaikan, pasar menghargai peluang peningkatan penurunan suku bunga tahun ini. Ada sekitar 50 persen kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juli.

Sedangkan menurut Analis pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, saat ini kondisi pasar sedang memihak pada emas, karena dolar AS sedang melemah. Maka sekarang waktu yang tepat untuk membeli atau menjual emas.

“Kondisi pasar bermain tepat di tangan emas dengan logam mulia lebih lanjut didukung oleh melemahnya dolar AS, yang biasanya memiliki hubungan terbalik dengan emas," pungkas Rowling. 

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini