Sukses

Puncak Arus Mudik, Skenario One Way 342 Km dari Tol Cipali hingga Kalikangkung

Skema one way sebenarnya sudah dilakukan sejak mudik Lebaran 2022 silam. Namun untuk tahun ini, skenario lalu lintas tersebut tak akan dipaksakan bila kemacetan bisa terurai dengan skema lawan arah, atau contra flow.

Liputan6.com, Jakarta- PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas guna menghadapi puncak arus mudik Lebaran 2023, yang diperkirakan terjadi 19 April. Salah satunya, memberlakukan skema one way sepanjang 342 km dari Jalan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) Km 72 sampai Km 414 Kalikangkung di ruas Tol Batang-Semarang.

Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana mengutarakan, skema one way sebenarnya sudah dilakukan sejak mudik Lebaran 2022 silam. Namun untuk tahun ini, skenario lalu lintas tersebut tak akan dipaksakan bila kemacetan bisa terurai dengan skema lawan arah, atau contra flow.

"Kalau segmen tersebut cukup dengan contra flow kita upayakan contra flow. Kita sih upayakan tidak perlu sampai one way, karena titik-titik yang memang menjadi puncak lalu lintas Lebaran lalu dan Natal kemarin sudah kita antisipasi tambah satu lajur di Jakarta-Cikampek," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Jasa Marga Toll Road Command Center, Jatiasih, Bekasi, Senin (3/4/2023).

"Nanti ada beberapa kondisi yang kita sepakati dengan pemerintah dan kepolisian untuk bisa menjadi panduan memutuskan, jenis rekayasa lalu lintas apa yang bisa dilakukan," kata Lisye.

Senada, Direktur Utama PT Jasa Marga Toll Road Operator Yoga Tri Anggoro mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Korlantas Polri dan Kementerian Perhubungan untuk menyiapkan rekayasa lalu lintas tol saat mudik. Termasuk melakukan contra flow maupun one way.

Skenario 

Skenario awal, Yoga menambahkan, usulan pemberlakuan one way direncanakan dari Km 47 Tol Jakarta-Cikampek hingga Km 414 Kalikangkung. Namun, karena Jasa Marga telah menambah satu lajur di Tol Japek, sehingga titik rekayasa lalu lintas satu arah itu dimundurkan.

"Jadi ini berhasil, evaluasi kita tahun lalu. Tahun lalu Km 47-72 kita lakukan one way. Tapi tahun ini, Jakarta-Cikampek ditambah satu lajur lagi. Sehingga dari sisi kapasitas, meskipun kita hanya contra flow, itu Insya Allah sudah cukup untuk melayani pemudik yang bergerak ke arah timur," paparnya.

"Sehingga, pengguna jalan yang dari Bandung mau ke Jakarta pada saat periode mudik itu bisa dilakukan perjalanan," ungkap Yoga.

Namun dari Km 72 ke arah timur sampai Kalikangkung, Jasa Marga tetap berencana memberlakukan one way. Yoga menyatakan, itu tidak hanya berlaku untuk arus mudik, tapi juga arus balik.

"Km 72 ke arah timur sampai Kalikangkung itu tetap kita rencanakan sama seperti tahun lalu, yaitu one way. Arus baliknya pun seperti itu. Jadi kita prediksi one way Km 414 atau Kalikangkung sampai Km 72. Lalu Km 72 sampai Km 47 karena ada pertambahan lajur, menurut perhitungan kita akan contra flow," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2,78 Juta Kendaraan Diprediksi Mudik Lebaran via Jalan Tol

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi, sebanyak 2,78 juta kendaraan bakal pergi meninggalkan Jabodetabek via jalan tol selama 16 hari musim mudik Lebaran 2023.

Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana mengabarkan, angka tersebut lebih besar 6,77 persen dibanding arus mudik Lebaran 2022 yang sebesar 2,6 juta kendaraan.

Bahkan, jadi yang tertinggi dalam sejarah, mengalahkan catatan saat musim mudik Lebaran sebelum pandemi Covid-19. Pada 2019, Jasa Marga mencatat 2,57 juta kendaraan meninggalkan Jabodetabek via tol pada musim mudik Lebaran.

"Volume lalu lintas keluar Jabodetabek H-7 sampai H+7 melalui 4 gerbang tol utama sebesar 2,78 juta kendaraan. Jadi ini (arus mudik Lebaran) akan jadi tertinggi yang pernah ada di Trans Jawa," ujar Lisye di Jasa Marga Toll Road Command Center, Jatiasih, Bekasi, Senin (3/4/2023).

Adapun secara distribusi, Lisye melanjutkan, arus mudik keluar Jabodetabek mayoritas masih didominasi ke arah timur atau Jalan Tol Trans Jawa, sekitar 52 persen. Diikuti ke arah barat atau Merak sekitar 27,8 persen, lalu ke arah selatan atau Ciawi 20,2 persen.

Sementara untuk arus masuk kendaraan ke Jabodetabek, Jasa Marga memproyeksikan adanya 2,66 juta kendaraan. Jumlah tersebut juga naik dibandingkan arus mudik tahun-tahun sebelumnya.

"Itu naik 3,71 persen terhadap Lebaran 2022 yang sekitar 2,56 juta kendaraan, atau naik 14 persen, atau naik 14 persen terhadap 2019 sebesar 2,3 juta kendaraan.

Distribusi volume lalu lintasnya pun mayoritas juga berasal dari arah timur, atau jalan tol Trans Jawa sekitar 51,2 persen. Diikuti dari arah barat (Merak) sekitar 28 persen, dan selatan (Ciawi) 20,8 persen.

3 dari 3 halaman

Puncak Arus Mudik Lebaran 2023 Diprediksi pada 19-21 April 2023, Jalan Tol Diberlakukan One Way

Puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 H diprediksi terjadi pada 19 - 21 April 2023. Sistem satu arah (one way) kemungkinan akan diberlakukan.

"Kami pihak kepolisian akan memberlakukan sistem one way pada 18 April mulai dari KM 72 hingga KM 414 karena puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho, Minggu 2 April 2023, dikutip dari Antara.

Polri bersama Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan terkait (pengelola jalan tol) telah mensurvei situasi arus lalu lintas saat mudik dan arus balik Lebaran 2023.

Polri bersama pemangku kepentingan terkait membagi arus balik terjadi dalam dua periode, yakni periode pertama tanggal 24 - 25 April 2023, dan, periode kedua dari 29 April sampai dengan 1 Mei 2023.

"Menghadapi arus balik nanti juga akan diberlakukan sistem one way, mulai dari KM 414 hingga KM 72," katanya menerangkan.

Dia menuturkan, pihak kepolisian sudah menentukan beberapa titik krusial yang berpotensi masalah saat terjadi lonjakan mudik Lebaran 2023, antara lain jalur tol Trans Jawa, jalur tol ke arah Jawa Tengah, di mana Tol Cipali menjadi titik krusial, baik arus mudik maupun arus balik.

Kemudian di rest area Sumatera dan Jawa. Dan untuk jalur Sumatera, menurut Sandi, ada di Indralaya-Palembang, sementara untuk rest area jalur Jawa berada di Tol Cipali.

"Sementara untuk di Pelabuhan Merak dari pengalaman tahun lalu, angkutan lebaran sempat terjadi kepadatan," ujarnya.

Selain di jalur tol Jawa dan Sumatera, kata Sandi, titik krusial lainnya yang menjadi perhatian Polri yakni jalur arteri di Jawa. Kemudian, jalur utama yang digunakan roda dua dan alternatif roda empat juga berpotensi terjadinya kepadatan. Hal tersebut bisa terjadi kecelakaan dan gangguan kamtibmas. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.