Sukses

Inflasi Februari 2023 Tembus 5,47 Persen, Beras dan Rokok Jadi Biang Kerok

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Februari 2023 sebesar 5,47 persen secara tahunan (yoy). Angka ini didorong oleh inflasi beras, rokok kretek filter, bawang merah, hingga rokok putih.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Februari 2023 sebesar 5,47 persen secara tahunan (yoy). Angka ini didorong oleh inflasi beras, rokok kretek filter, bawang merah, hingga rokok putih.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menerangkan pada bulan Februari 2023 terjadi inflasi bulanan sebesar 0,16 persen atau lebih rendah dari inflasi bulan Januari 2023 yang sebesar 0,34 persen.

"Akan tetapi tingkat inflasi bulanan Februari 2023 ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu pada bulan Februari 2022 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

Secara tahunan inflasi Februari 2023 mencapai 5,47 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan pada bulan Januari 2023 yang sebesar 5,28 persen dan inflasi tahunan Februari 2022 yang sebesar 2,06 persen.

"(Penyumbang) inflasi bulanan pada Februari 2023 diantaranya adalah komoditas beras, bawang merah, cabai merah dan rokok putih dengan andil masing-masing sebesar 0,08 persen untuk beras dan 0,4 persen untuk rokok kretek filter, 0,03 persen untuk bawang merah, 0,02 persen untuk cabai merah dan 0,01 persen untuk rokok putih," bebernya.

Kemudian, penyumbang utama inflasi tahunan pada Februari 2023 diantaranya adalah komoditas beras, bahan bakar rumah tangga, rokok Kretek filter dan tarif angkutan udara.

Rinciannya, dengan andil masing-masing sebesar 1,07 persen, 0,32 persen untuk beras, 0,2 persen untuk bahan bakar rumah tangga 0,2 persen untuk rokok kretek filter dan 0,7 persen untuk tarif angkutan udara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi Februari 2023 5,47 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Februari tahun 2023 sebesar 5,47 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan tingkat inflasi pada bulan Januari yakni 5,28 persen (yoy).

Sementara itu, secara tahun kalender atau Februari 2023 ke Desember 2022 terjadi kenaikan 0,50 persen.

"Secara year on year terjadi inflasi sebesar 5,47 peraen dan secara tahun kalender terjadi 0,50 petsen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2023).

Pudji menjelaskan, tingkat inflasi Februari 2023 sebesar 0,16 persen (mtm). Hal ini terjadi karena indeks harga konsumen meningkat dari 113,98 pada Januari 2023 menjadi 114,16 di Februari 2023.

"Kalau secara series, secara bulan ke bulan ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yaitu Januari 2023 sebesar 0,34 persen," kata dia.

Adapun kelompok pengeluaran terbesar dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Pudji menjelaskan komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar dari beras, rokok kretek filter, cabai merah, bawang merah, dan rokok putih.

"Jika dirinci kelompok pengeluaran penyumbang inflasi adalah kelompok makanan minuman dan tembakau, selain itu ada kelompok pengeluaran deflasi, dengan deflasi terdalam di kelompok transportasi," katanya.

 

3 dari 4 halaman

Inflasi Januari

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Januari tahun 2023 sebesar 5,28 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dari jika dibandingkan tingkat inflasi pada bulan Desember yakni 5,51 persen (yoy)

"Inflasi tahun ke tahun pada Januari 2023 terhadap Januari 2022 itu mencapai 5,28 persen (yoy)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

Margo menjelaskan, tingkat inflasi Januari 2023 sebesar 0,34 persen (mtm). Hal ini terjadi karena indeks harga konsumen meningkat dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 di Januari 2023.

"Inflasi ini relatif lebih rendah dibandingkan Januari tahun sebelumnya sebesar 0,56 persen," kata dia.

Adapun kelompok pengeluaran terbesar dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Margo menjelaskan komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar dari beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit dan rokok kretek filter.

"Itu adalah beberapa komoditas penyumbang inflasi pada bulan Januari secara mtm," katanya.

Dia melanjutkan, pada bulan Januari 2023, inflasi pangan tercatat 2,34 persen atau memberikan andil 0,07 persen. Tingkat inflasi pangan ini ini lebih tinggi dari bulan lalu.

 

4 dari 4 halaman

Beras

Secara khusus dia membahas beras pada Januari 2023 mengalami inflasi 2,30 dan andilnya 0,07 persen. Jika dibandingkan tahun lalu, komoditas beras pada Januari 2022 sebesar 0,94 persen dan andilnya ke inflasi sebesar 0,03.

"Jadi kalau dilihat pergerakan waktunya inflasi di beras ini terjadi kenaikan dibandingkan Desember 2023 dan Januari 2022," kata di.

Sementera itu, penyumbang deflasi pada bulan Januari 2023 yakni transportasi. Penyumbang deflasi terbesar dari tarif angkutan udara, bensin dan telur ayam ras.

Dari sisi wilayah sebaran inflasi seluruh kota yang diamati BPS mengalami kenaikan inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Baru yakni, 7,78 persen (yoy). Penyumbangnya inflasinya angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, bensinn, beras, rokok kretek/filter dan bawang merah. Sementara itu, inflasi terendah ada di Kota Sorong dengan tingkat inflasi 3,23 persen (yoy).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.