Sukses

BERANI BERUBAH: Iseng-iseng Berhadiah, Kuli Bangunan Jadi Bos Gelas Bambu

Tidak hanya mendapatkan cuan, dia pun berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain yang membutuhkan.

Liputan6.com, Jakarta Berawal dari keisengan, Andi Setiawan yang dulunya seorang kuli bangunan kini menjadi pengusaha gelas bambu. Tidak hanya mendapatkan cuan, dia pun berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain yang membutuhkan.

“Awalnya tidak menyangka, cuma iseng-iseng saja, tahu-tahunya melimpah. Kaget kan saya. Sebelumnya saya kerjanya kuli bangunan. Itu dari cuman bikin iseng-iseng saja. Terus saya bikin gelas, saya upload. Ternyata ya ada yang minat,” cerita pria asal Klaten, Jawa Tengah ini kepada tim Berani Berubah.

Andi sudah berhenti dari pekerjaannya sebagai kuli bangungan karena proyeknya tidak ada kerjaan. Terlebih saat ini tengah musim hujan.

Alhasil dia pun berpikir dan menemukan ide untuk membuat gelas yang berbahan dari bambu. “Lalu saya posting ke Facebook. Ternyata peminatnya ada yang banyak. Ada yang pesan pesan gitu,” ujar dia.

Dalam prosesnya, tentu ada tantangan tersendiri bagi Andi. Dia mengatakan kesulitan membuat gelas bambu itu ketika membuat ukiran nama dan pembubutan bambunya. Oleh sebab itu, harga pun disesuaikan dengan pembuatannya.

“Kalau yang paling murah itu di tempat saya itu Rp 5-10 ribu. Harga satuan,” ungkap Andi.

Dia dan pegawainya mampu menyelesaikan 8 hingga 10 lusin bambu jika tidak ada kendala. “Kalau cuacanya bagus, itu pasti bisa. Tergantung bambunya. Kalau bambunya basah, tidak bisa. Kalau bambunya kering, bisa,” kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuka Lapangan Pekerjaan

Sementara itu, salah satu alasan Andi mempertahankan bisnisnya ini yaitu ingin mengajak rekan-rekannya yang menganggur agar bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan.

“Bertahan ya mau bikin usaha sendiri, mau merangkul teman-teman yang pada nganggur pada nggak kerja. Saya ajakin usaha biar nggak nganggur lagi. Biar bisa buat cari uang buat anak-anak,” tutur Andi.

Salah satu pekerjanya pun mengungkapkan bahwa sangat bersyukur karena bisa membantu perekonomian keluarga.

 “Sangat sangat bersyukur saya bisa menambah pemasukan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga,” ucap Fachrudin Prasetya.

Adapun pekerja lain yakni Maryono mengatakan, “Sangat bersyukur karena ekonomi keluarga saya terbantu. Kan jadi nggak kekurangan lagi. Ingin mengembangkan usaha ini sampai ke luar negeri dan bisa dipatenkan dengan nama kita sendiri.”

Dalam hal pemasaran, Andi melakukan promosi dari akun media sosial Facebook. Dari situlah para pembeli akhirnya tertarik dengan gelas bambu ini.

“Pembeli ya lokal-lokal sini. Lokal Klaten, Solo, Jogja. Yang paling jauh itu Kalimantan, Bali, Samarinda,” tuturnya.

Hasil kerajinan dari bambu ini biasanya bisa dijadikan sebagai buah tangan. Seperti yang diungkapkan seorang pembeli Hanung Kurniawan, “Kalau gelas bambu dipakai buat souvenir sama buat hp. Jadikan ada nilai nuansa pedesaannya.”

Dari bisnisnya ini Andi mengungkapkan dia mampu meraup keuntungan hingga Rp 3 juta per minggunya.

“Limbah bambu ternyata bisa jadi kerajinan dan bisa mengangkat ekonomi keluarga. Kita harus semangat, berjuang dan Berani Berubah!” pungkasnya.

Ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.

Program ini tayang setiap Senin di Program Liputan 6 Pagi SCTV dan Fokus Pagi Indosiar pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.