Sukses

Melihat Kerugian Gempa Bumi Termahal di Dunia

Berikut adalah bencana gempa bumi dengan kerugian terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Belum lama ini, Turki dan Suriah dilanda gempa bumi magnitudo 7,8 hingga menewaskan puluhan ribu korban.

Pada Selasa 22 Februari 2023, dua gempa bumi kembali mengguncang Turki, tepatnya di Provinsi Hatay. 

Fitch Ratings memperkirakan gempa Turki dan Suriah dapat menyebabkan kerugian ekonomi melebihi USD 4 miliar atau setara Rp. 60,4 triliun (asumsi kurs USD 15.500 per dolar AS).

"Kerugian ekonomi sulit diperkirakan karena situasinya berkembang, tetapi tampaknya akan melebihi USD 2 miliar dan bisa mencapai USD 4 miliar atau lebih", kata Fitch Ratings, dikutip dari Money Control. 

Namun tahukah Anda, sejumlah negara juga telah mencetak kerugian besar dari bencana alam yang berpotensi besar menghacurkan rumah warga dan infrastruktur.

Berikut adalah bencana gempa bumi dengan kerugian terbesar di dunia, melansir laman WorldAtlas, Rabu (22/2/2023) :

1. Gempa bumi dan tsunami di Tōhoku, Jepang 2011

Pada tahun 2011 Jepang mengalami gempa bumi berkekuatan 9,1 yang merupakan gempa paling kuat yang pernah melanda negara itu.

Gempa tersebut juga diingat sebagai gempa bumi terdahsyat keempat di dunia yang pernah tercatat dalam sejarah. Bencana itu menyebabkan tsunami dengan gelombang yang melebihi ketinggian lebih dari 120 kaki, menyebabkan kecelakaan nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang, gempa tersebut menyebabkan lebih dari 15.000 kematian, dan kerusakan harta benda sekitar USD 360 miliar atau sekitar Rp. 5,4 kuadriliun menjadikannya tidak hanya gempa dengan kerugian termahal yang pernah ada, tetapi juga bencana alam paling merugikan. 

Disebutkan, gempa itu menyebabkan lebih dari 100.000 bangunan runtuh serta kerusakan struktural pada infrastruktur seperti rel kereta api dan jalan raya.

Naoto Kan, Perdana Menteri Jepang saat itu, mengatakan bahwa gempa itu adalah bencana terberat bagi Jepang sejak Perang Dunia II. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Gempa Bumi di Hanshin, Jepang 1995

Pada 17 Januari 1995 wilayah Hanshin di Jepang dilanda gempa bumi berkekuatan 6,9. 

Gempa tersebut menjadi salah satu bencana terdahsyat dalam sejarah Jepang dengan korban tewas yang dikonfirmasi sekitar 6.434 orang dan kerusakan properti diperkirakan mencapai USD 197 miliar atau Rp. 2,9 kuadriliun.

Selain itu, gempa dii Hanshin juga menyebabkan kerusakan permanen pada sekitar 400.000 bangunan, memicu sekitar 300 kebakaran, dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur transportasi.

Fasilitas jalan yang paling terpengaruh gempa adalah jalan tol Hanshin yang tingginya lebih dari 2.000. Perkeretaapian di wilayah tersebut hanya dapat berfungsi 30 persen dari kapasitas biasanya setelah runtuhnya struktur pendukung.

Di tambah lagi, warga juga mengalami gangguan pasokan gas, listrik, dan air. Gempa tersebut juga berdampak buruk pada perekonomian kawasan karena menghancurkan fasilitas di pelabuhan Kobe.

3 dari 4 halaman

3. Gempa di Sichuan, China 2008

Gempa bumi paling mematikan di abad ke-21 melanda kota Sichuan, China pada tahun 2008.

Gempa tersebut berkekuatan 8,0 skala Richter dan menyebabkan 69.000 kematian. Lebih dari 4,8 juta orang kehilangan tempat tinggal setelah lebih dari 200.000 tanah longsor yang dipicu oleh gempa.

Gempa tersebut juga merusak semua jalan utama menuju wilayah Wenchuan yang memperlambat kedatangan layanan darurat.

Akibat gempa itu juga, sebuah sekolah di Kota Dujiangyan runtuh dan menewaskan 900 pelajar. Total kerusakan properti yang disebabkan oleh gempa di Sichuan China diperkirakan mencapai USD 148 miliar atau Rp. 2,2 kuadriliun.

4 dari 4 halaman

4 Pesawat Garuda Indonesia Kirim 140 Ton Bantuan Korban Gempa Turki dan Suriah

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengerahkan 4 armadanya untuk mengirimkan bantuan bagi korban bencana gempa bumi di Suriah dan Turki. Total bantuan yang disalurkan sebanyak 140 ton, terdiri dari kebutuhan logistik, obat, makanan, hingga kebutuhan lainnya.

Informasi, Keempat penerbangan yamg dialokasikan tersebut merupakan bagian dari rangkaian penerbangan bantuan kemanusiaan Pemerintah Indonesia kepada masyarakat Turki dan Suriah yang diangkut oleh Garuda Indonesia, sebelumnya, penerbangan kemanusiaan pertama diberangkatkan pada Senin (13/2) lalu.

Seluruh bantuan tersebut diangkut menggunakan 4 (empat) pesawat Airbus A330-300 yang dioperasikan secara bertahap. Sebanyak dua pesawat di antaranya diterbangkan menuju Bandara Adana Turki melalui Jeddah dengan GA-7980 dan GA-7880, sedangkan dua pesawat lainnya bertolak menuju Bandara Internasional Damaskus Suriah melalui Jeddah dengan GA-7960 dan GA-7860.

Presiden RI Joko Widodo melepas langsung penerbangan GA-7980 dari Bandara Halim Perdanakusuma hari ini. Penerbangan dengan tujuan Turki tersebut diberangkatkan pada pukul 10.00 LT dan mendarat di Jeddah pada pukul 16.20 LT, untuk selanjutnya diberangkatkan kembali pada pukul 18.30 LT dan dijadwalkan tiba di Bandara Adana Turki pada pukul 21.30 LT pada hari yang sama.

Kontribusi Garuda Indonesia

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pengoperasian rangkaian penerbangan kemanusiaan tersebut merupakan wujud kontribusi Garuda Indonesia sebagai national flag carrier dalam menjembatani misi kenegaraan.

Khususnya melalu misi kemanusiaan, yaitu dengan menghadirkan aksesibilitas udara serta layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi dukungan kepada Negara Sahabat.

"Kepercayaan Pemerintah untuk merealisasikan misi kemanusiaan Negara serta dukungan masyarakat Indonesia, terutama untuk mendukung percepatan proses penanganan pasca bencana bagi masyarakat yang terdampak bencana di Turki dan Suriah, merupakan sebuah momentum capaian tersendiri bagi kami," ujar Irfan dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).

"Hal ini sekaligus menjadi manifestasi tersendiri bagi Garuda karena dapat terus menjalankan mandat Pemerintah Indonesia untuk merealisasikan misi kemanusiaan Indonesia tidak hanya dengan mewakili dukungan masyarakat Indonesia untuk saling bersinergi dalam mendukung percepatan proses penanganan bencana bagi masyarakat yang terdampak di Turki dan Suriah namun juga kedepannya dalam mendukung proses repatriasi warga negara Indonesia untuk kembali ke Indonesia," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.