Sukses

Produsen Mobil Listrik China: Tarif Impor AS Bikin Transisi Energi Tak Jalan

Xpeng menilai tarif baru AS terhadap kendaraan listrik China dapat berdampak pada upaya dunia dalam transisi energi ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Produsen kendaraan listrik (EV) China, Xpeng buka suara terkait langkah kenaikan tarif impor barang yang diumumkan Amerika Serikat baru-baru ini.

Mengutip US News, Selasa (21/5/2024) co-President Xpeng, Brian Gu menilai tarif baru AS terhadap kendaraan listrik China dapat berdampak pada upaya dunia dalam pencapaian netralitas karbon dan transisi energi ramah lingkungan.

"Ini akan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi," kata Brian Gu, dalam sebuah wawancara kepada media di Hong Kong, di mana XPeng meluncurkan dua model kendaraan listrik terbarunya.

""Hal ini tidak berdampak pada Xpeng Motors saat ini, namun untuk pasar yang begitu besar secara keseluruhan, saya berharap kedepannya bisa lebih terbuka sehingga produk global bisa masuk dan bersaing," jelas dia.

Gu berbicara di Hong Kong di mana Xpeng telah bekerja sama dengan Sime Darby Motors dari Malaysia untuk menjual kendaraan sport listriknya, G6, dan mobilandalannya, X9, seiring dengan ekspansinya melampaui pasar China yang kompetitif.

Selain XPeng, produsen kendaraan listrik China lainnya yang sudah hadir di Hong Kong termasuk BYD dan Great Wall Motor. Sedangkan di AS, elatif sedikit kendaraan buatan China yang diimpor negara tersebut.

Perang dagang yang sengit dan melambatnya permintaan telah merugikan produsen mobil di China, yang berupaya meredam dampak tersebut dengan meningkatkan ekspansi ke luar negeri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

XPeng Tetap Semangat Ekspansi Meski Dibayangi

Jumlah model kendaraan listrik buatan China yang dijual di Hong Kong meningkat dari satu pada tahun 2018 menjadi 20 pada tahun 2023, menurut konsultan CBRE, menyoroti pertumbuhan yang kuat di pusat keuangan Asia.

Namun, ekspansi mereka ke luar negeri dibayangi oleh penyelidikan anti-subsidi yang diluncurkan oleh UE terhadap impor kendaraan listrik dari China, pasar mobil terbesar di dunia, serta kenaikan tarif AS yang diumumkan awal pekan ini.

"Fleksibilitas atau ruang margin yang bisa kita miliki untuk memenuhi perubahan tarif di rezim lain,"ata Gu, seraya menambahkan bahwa pihaknya masih menilai tingkat tarif UE yang akan membuat perusahaan mengalihkan produksi ke luar negeri.

Di Eropa, XPeng sejauh ini sudah menjual kendaraan listrik di Belanda, Norwegia dan Jerman dan berencana memasuki pasar Eropa lainnya termasuk Italia dan Inggris.

Perusahaan EV asal China tersebut mengatakan awal pekan ini bahwa mereka akan memasuki pasar Prancis meskipun ada ancaman tarif.

Xpeng yang didukung Volkswagen mengharapkan kendaraan listrik bermerek Mona yang akan datang akan menjadi yang pertama di Chinadengan harga di bawah USD 21.000 yang memiliki fitur self-driving tingkat tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.