Sukses

Resesi Mengancam, Pebisnis Tetap Pede Jalani Usaha di 2023

Memasuki tahun 2023 iklim dunia usaha mulai kembali bangkit. Pasca pandemi yang menghantam dunia dan Indonesia, di tambah lagi krisis global dan ancaman resesi.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki tahun 2023 iklim dunia usaha mulai kembali bangkit. Pasca pandemi yang menghantam dunia dan Indonesia, di tambah lagi krisis global dan ancaman resesi. Meski demikian, sektor usaha harus terus berjalan agar roda perekonomian dalam negeri tetap berjalan.

Untuk itu, Young Enterpreuner Council (YEC) Indonesia Tionghoa (INTI) Jakarta akan terus memperkokoh dan memperluas networking atau jaringan antar pebisnis baik didalam negeri maupun luar negeri. Hal itu ditegaskan oleh Chairman YEC INTI Jakarta, Yudi Candra.

Upaya untuk memperkokoh dan memprluas networking menurut Yudi Candra, dengan terus melakukan even atau kegiatan rutin bersama para CEO dan tokoh bisnis untuk lebih mengetahui lebih dalaam terhadap iklim bisnis apa yang menjadi potensi dan peluang untuk terus dikembangkan.

“Kita ada agenda untuk bertemu para pebisnis-pebisnis hebat baik yang muda maupun yang sudah senior berdasarkan recommendasi member dan approve dari komite. Tujuannya untuk terus mengembangkan dan menimba ilmu bersama akan pengembangan dan melihat peluang dunia usaha,” katanya dikutip Sabtu (28/1/2023).

Disamping itu, lanjut Yudi Candra, kita juga melakukan visit ke pabrik atau tempat kerja langsung untuk dapat mempelajari bersama. Seperti yang sudah dilakukan kemarin di pabrik BMW dan pada 17 Februarai besok akan ke pabrik Olympic Furniture.

“Dari pabrik kita akan mengetahui lebih banyak hal untuk kita pelajari dari ownernya langsung lalu kita share ke member dan publik untuk dipelajari bersama,” imbuhnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perkuat Jaringan

 

Bukan hanya dalam negeri saja, perkuat jaringan pun dilakukan hingga ke luar negeri untuk melihat prospek. Seperti halnya YEC pernah ke ke Japan dan akhirnya beberapa member membuahkan bisnis bersama. Dan tahun ini, rencana ke Cambodia untuk explore bisnis opportunity.

“Memang dari pertemuan-pertemuan seperti ini peluang bisnis bisa tercipta,” tambahnya.

Memperkuat networking pun masih menurut Yudi Candra bukan hany dilakukan secara formal sama, di YEC INTI juga melakukan kegiatan FUN Networking itu diisi seperti acara fun drive Mobil Porche bersama.

Dan planning untuk fun activities tahun ini akan digelar di sirkuit untuk belajar defensive driving bersama Bridgeston, dan juga healing dan wellness trip ke tempat-tempat yang pastinya menyenangkan.

“Jadi disini kita Fun tapi sambil bisnis. Senang-senang menambah teman dan mitra jadi tidak menghamburkan uang malah menghasilkan,” ujarnya.

Oleh karenanya, target ke depan adalah dengan terus memperkuat dan memperluas networking baik dalam maupun luar negeri agar iklim dunia usaha baik besar maupun kecill di Indonesia terus sehat. Sehingga perekonomian di Indonesia berkembang dan tambah maju.

“Jadi YEC INTI berdiri sejak tahun 2009 ini merupakan wadah bagi para pebisnis non political. Tidak ada agenda lain selain bisnis. Tujuan kami terus meningkan dunia usaha Indonesia yang kondusif dengan harapan ekonomi Indonesia lebih maju ke depan,” tandasnya.

 

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, 2023 Tak Jadi Resesi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, membawa kabar baik tentang ekononomi global. Dia memandang ada harapan kalau ekonomi dunia tidak akan masuk resesi.

Padahal beberapa waktu lalu, disampaikan oleh Dana Moneter Internasional atau IMF bahwa 40 persen negara di dunia akan resesi. Ini sebagai akibat dari adanya pandemi dan terganggunya rantai pasok global akibat ketegangan geopolitik.

"Tahun 2023 ini, IMF mengatakan 40 persen ekonomi dunia akan masuk resesi, ini artinya banyak negara-negara yang growth-nya akan negatif," kata Sri Mulyani di depan pengusaha di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat, Jumat (27/1/2023).

Namun, ada secercah harapan yang bisa meyakinkannya kalau perekonomian dunia akan bertumbuh baik. Ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu negara yang berpengaruh pada tingkat ekonomi global.

"Tapi baru tadi malam saya lihat dan baca Amerika Serikat kuartal IV nya melemah tapi tak sedalam seperti yang diperkirakan. Jadi kita akan melihat bagaimana perkembangan ekonomi dunia," ungkapnya.

Bendahara negara kembali mengutip prediksi dari Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang menyebut kalau ekonomi dunia pada 2023 akan gelap. Hal yang sama juga kerap diungkapkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di berbagai kesempatan.

Nyatanya, perbaikan ekonomi yang terjadi sedikit membawa titik terang dalam kondisi ekonomi dunia. Sehingga potensi resesi kemungkinnya semakin rendah.

"Waktu 2022 itu disampaikan oleh Managing Director IMF (Kristalina Geogieva), yang sering disampaikan oleh bapak Presiden, dunia akan mengalami situasi yang gelap di 2023," kata dia.

"Tapi sekarang akhirnya sudah mulai I think is a lilttle bit better. Kalau kita lihat Eropa juga syaa lihat kondisinya, PMI-nya itu mereka sudah masuk ke tahapan ekspansi, ini ada harapan," urainya.

4 dari 4 halaman

Tetap Optimis

Lebih lanjut, Sri Mulyani menekankan kalau peluang terjadi resesi kemungkinan masih ada. Utamanya soal ketidakpastian pertumbuhan ekonomi di setiap negara.

Kendati begitu, dia enggan mengabarkan kalau itu merupakan sesuatu yang buruk. Mengacu pada catatan-catatan perbaikan tadi, dia ingin Indonesia tetap berada pada posisi yang optimistis.

"Diakui tahun 2023 memang merupakan tahun yang akan muncul ketidakpastian, downside risk-nya masih sangat besar, namun kita tak boleh putus asa," pungkas Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.