Sukses

Seperti Swiss, Menteri Teten Bakal Kembangkan Koperasi Agrikultur di Indonesia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi koperasi agrikultur terbesar di Swiss, Fenaco Genossenschaft.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi koperasi agrikultur terbesar di Swiss, Fenaco Genossenschaft. Berangkat dari situ, dia ingin mengembangkan koperasi serupa di Indonesia.

Menteri Teten menjelaskan terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dari Fenaco yakni strateginya dalam mengembangkan usaha koperasi, dan model bisnis dan mekanisme kerja Fenaco dengan para anggotanya. Kemudian kunci keberhasilan Fenaco dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usaha lain, hingga kebijakan atau fasilitasi pemerintah yang diperlukan untuk mengembangkan corporate farming melalui Koperasi.

“Yang paling penting adalah apakah memungkinkan Fenaco membangun kemitraan usaha dengan Koperasi di Indonesia, sekaligus bagaimana model bisnis yang diharapkan atau direncanakan oleh Fenaco jika nantinya bermitra dengan Koperasi di tanah air,” ujar Menteri Teten mengutip keterangannya, Sabtu (21/1/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Teten didamping Muliaman Hadad, Francis Dubes Swiss, Ketua Komite Swiss Kadin Indinesia Francis Wanandi, serta Deputi Bidang Perkoperasian Ahmad Zabadi, Deputi Bidang UKM Hanung Harimba, Dirut LPDB KUMKM Supomo, diterima secara langsung oleh Head of Plant Production and Member of the Executive Board Fenaco, Michael Feitknecht, untuk mendiskusikan bagaimana konsep pengembangan koperasi agrikultur di Indonesia maupun Swiss.

“Pertemuan ini sangat penting untuk melihat bagaimana Fenaco sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dapat memberdayakan anggotanya yang sebagian besar adalah petani melalui konsep bisnis yang tepat,” kata dia.

Fenaco sendiri memiliki sejarah panjang dengan bergerak dalam berbagai sektor strategis selama lebih dari 150 tahun. Yakni dalam sektor petanian, industri makanan, perdagangan retail, bahkan mulai bergerak ke sektor energi.

“Kami menilai dapat memperoleh pembelajaran dari pengalaman Fenaco dalam mengembangkan usaha Koperasi,” kata Menteri Teten.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Koperasi Agrikultur Terbesar

Fenaco dikenal sebagai salah satu koperasi agrikultur terbesar di Swiss dengan 44.000 anggota yang didominasi oleh petani, di mana Fenaco memiliki ekosistem yang baik dari hulu ke hilir mulai dari proses produksi hingga pemasaran produk anggotanya, sekaligus secara aktif masuk kedalam rantai pasok yang menghubungkan petani kepada konsumen.

Selain itu, kedua belah pihak juga berdiskusi terkait berbagai permasalahan koperasi yang terjadi di masing-masing negara, sekaligus upaya-upaya yang dapat dimaksimalkan untuk mengatasinya.

“Kami juga telah membahas berbagai permasalahan yang banyak ditemui di koperasi, khususnya koperasi agrikultur, dan dari diskusi tersebut ternyata banyak hal-hal yang bisa kita kolaborasikan melalui kerja sama lebih lanjut,” ujar Menteri Teten.

Kedepan, Menteri Teten berharap adanya tindak lanjut kerja sama antara KemenKopUKM dan Fenaco dalam berbagai bidang, khususnya dalam mengembangkan koperasi agrikultur.

“Kami sudah menemukan beberapa potensi yang dapat kami kerjasamakan antara koperasi Indonesia dengan Fenaco, khususnya dalam mengembangkan koperasi agrikultur, terutama untuk tiga komoditas utama, yakni kopi, coconut sugar (gula semut), dan Natural Ingredients (rempah-rampah) yang banyak diproduksi oleh pelaku usaha di tanah air dengan kualitas yang baik, dan ternyata sangat dibutuhkan di Swiss dalam pengembangan industrinya” pungkas Teten Masduki.

 

3 dari 4 halaman

UMKM Kuasai Pasar Domestik

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, tahun 2023 menjadi peluang yang baik bagi pelaku UMKM untuk menguasai pasar domestik. Ketidakpastian dunia telah menyebabkan rantai pasok global terganggu dan konsumsi domestik akan menjadi hal yang diandalkan untuk pertumbuhan ekonomi.

"Tahun ini menjadi momentum bagi produk UMKM atau brand lokal untuk menguasai pasar domestik. Karena supply chain dunia terganggu, jadi momentumnya untuk memanfaatkan potensi dalam negeri," kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Digital Acceleration Summit yang diselenggarakan oleh Bukalapak di Bukalapak Headquarter, Cilandak, Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Disamping itu, Teten menegaskan pada tahun ini, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga konsumsi rumah tangga tetap kuat.

 

4 dari 4 halaman

Belanja Dalam Negeri

Pemerintah telah membuat kebijakan belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk wajib membeli produk dalam negeri sebanyak 40 persen atau mencapai Rp 400 triliun.

"Ini bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,8 persen dan menciptakan 2 juta lapangan kerja. Ini penting di tengah ketidakpastian dunia," katanya.

Menteri Teten menekankan, pada tahun ini kunci untuk menjaga perekonomian Indonesia ialah membeli dan mengonsumsi produk dalam negeri atau produk UMKM.

"Lupakan beli produk asing. Buatan kita lebih bagus dari buatan Tiongkok. Kita lihat yang punya daya beli besar itu kan kelas menengah atas yang uangnya nganggur selama pandemi. Itu karena tidak berwisata, dan diam di rumah saja. Sekarang PPKM telah dicabut, maka mereka akan mulai spending money dan mendukung daya beli masyarakat," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.