Sukses

Buwas Curhat Bulog Sulit Dapat Izin Impor Beras Ketimbang Swasta

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menekankan urgensi melakukan impor beras dari negara lain. Pasalnya, stok cadangan beras pemerintah (CBP) menipis

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menekankan urgensi melakukan impor beras dari negara lain. Pasalnya, stok cadangan beras pemerintah (CBP) per 22 November berada di kisaran 594.856 ton, jauh di bawah target yang ditugaskan, yakni 1-1,2 juta ton sampai akhir 2022.

Terlebih menurut proyeksi sampai 31 Desember 2022, stok akhir CBP yang dikelola Bulog pun diperkirakan masih jauh dari 600 ribu ton, tepatnya 399.550 ton. Pria yang kerap disapa Budi Waseso ini pun mengaku pusing.

"Bulog ini membiayai dirinya atas produksi dirinya sendiri. Tapi, kita melaksanakan tugas negara. Saya bilang, memang ini yang pimpin di sini walaupun dirutnya S7, udah profesor doktor berkali-kali, tetap pening," ujar Buwas dalam sesi temu bersama pemimpin redaksi media, Kamis (24/11/2022).

Menurut dia, Bulog tidak bisa mengambil keputusan sepihak untuk melakukan impor beras, karena mandat itu berada di bawah 6 menteri. "Kalau 6 menteri ini punya polanya masing-masing, dan tidak satu pada tujuannya, emang bisa kita tabrak? Enggak," tegasnya.

"Contoh saja, begitu kita mau penugasan, impor barang A, emang gampang? Birokrasi kita panjang dan lama. Karena tanda petik, begitu kita mau mengajukan birokrasi, kami bingung, berapa yang untuk saya. Karena itu sepertinya belum dianggap bisnis," bebernya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tugas Bulog Makin Rumit

Buwas menambahkan, tugas yang diemban Bulog semakin sulit lantaran institusinya bertugas menyalurkan beras untuk kepentingan sosial.

Mereka harus bersaing dengan perusahaan swasta yang punya kepentingan bisnis dalam pengadaan beras, sehingga tak perlu dipersulit sistem birokrasi.

"Bayangkan, saya dapat rekomtek (rekomendasi teknis) itu bisa satu bulan. Tapi kalau swasta bisa satu hari. Top kan?" kata Buwas.

"Kalau swasta, minta rekomtek, enggak pakai satu hari, hitungannya jam, jadi. Begitu saya, bulanan, satu bulan enggak jadi-jadi, ya aksesnya mati lah, eror lah, apa lah. Tapi begitu swasta, gampang, karena apa, karena swasta ada hitungannya, bisnis. Lah kita mana hitungannya?" imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Cadangan Beras Indonesia Menipis, Dirut Bulog Bongkar Penyebabnya

Stok beras yang dikelola Perum Bulog terus menipis dan jauh di atas target cadangan sebesar 1,2 juta ton hingga akhir 2022. Adapun cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog per 22 November 2022 disebut kurang dari 600 ribu ton.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku tengah berada di posisi sulit, lantaran adanya perbedaan data antar institusi pemerintah terkait jumlah lahan produktif sawah.

Namun, Bulog kerap dipersalahkan akibat tipisnya stok cadangan beras yang dikelola. Padahal, Buwas mengatakan, secara aturan Perum Bulog hanya berwenang untuk penyerapan beras di luar produktivitas lahan sawah.

"Data angka antara BPS dengan Mentan itu sangat berbeda. Enggak tahu metodenya apa. Saya kan enggak bisa, bukan untuk mendapatkan," kata Buwas dalam sesi jumpa bos media, Kamis (24/11/2022).

"Kalau tadi kenapa ini kan tanggung jawab Mentan, saya juga enggak bisa ngomong begitu, karena ini bukan kewenangan saya. Tapi kalau produksinya ya tanya aja ke Kementan, kayak apa produktivitasnya," ungkapnya.

Buwas menyatakan, Bulog bahkan tidak bisa menentukan jumlah stok cadangan beras pemerintah, karena itu dikendalikan dengan putusan negara melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas).

"Kita ditentukan nyetoknya sekian. Mau bilang apa? Udah gitu juga kita tidak dikasih duit untuk beli segitu, beli, minjem dari bank, utang komersil," keluhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.