Sukses

Harga Minyak Dunia Melonjak ke USD 95,95 per Barel Dampak Pelonggaran Covid China

Harga minyak dunia juga meningkat pada hari Jumat setelah inflasi AS yang lebih ringan dari perkiraan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve (Fed) akan memperlambat kenaikan suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak lebih dari 3 persen pada perdagangan Jumat. Lonjakan harga minyak dunia ini terjadi setelah otoritas kesehatan China melonggarkan beberapa pembatasan Covid-19.

Dengan pelonggaran ini investor melihat akan meningkatkan aktivitas ekonomi di China sehinga bisa mendorong permintaan importir minyak mentah dunia.

Mengutip CNBC, Sabtu 12/11/2022), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 2,28 atau 2,4 persen menjadi USD 95,95 per barel, memperpanjang kenaikan 1,1 persen dari sesi sebelumnya.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,47 atau 2,9 persen menjadi USD 88,94 per barel, setelah naik 0,8 persen di sesi sebelumnya.

China melakukan beberapa pelonggaran kebijakan terkait covid-19. Contohnya adalah melonggarkan pembatasan, termasuk mempersingkat waktu karantina untuk kontak dekat kasus dan pelancong yang masuk selama dua hari.

Otoritas China juga menghilangkan penalti pada maskapai penerbangan karena membawa penumpang yang terinfeksi.

“Langkah kecil pertama menuju pelonggaran peraturan yang diumumkan oleh pemerintah China pagi ini memungkinkan harga minyak naik lagi, meskipun ini sama sekali bukan merupakan penyimpangan dari kebijakan ketat nol Covid negara itu, menurut pendapat kami,” tulis Commerzbank dalam catatannya.

Harga minyak juga meningkat pada hari Jumat setelah inflasi AS yang lebih ringan dari perkiraan memperkuat harapan bahwa Federal Reserve (Fed) akan memperlambat kenaikan suku bunga. Dengan perlambatan kenaikan suku bunga ini diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dolar AS yang lebih lemah juga mendukung harga minyak karena membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

OPEC

Bloomberg News melaporkan bahwa Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan OPEC+ akan tetap berhati-hati dalam memproduksi minyak. Ia mencatat bahwa anggota melihat ketidakpastian dalam ekonomi global menjelang pertemuan blok berikutnya pada bulan Desember.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, bulan lalu menyetujui pengurangan produksi yang tajam, dan akan bertemu lagi pada 4 Desember untuk menetapkan kebijakan selanjutnya.

Namun, kontrak minyak patokan menuju penurunan mingguan karena meningkatnya persediaan minyak AS, dan kekhawatiran yang berkepanjangan atas permintaan bahan bakar yang dibatasi di China di tengah peningkatan kasus COVID harian.

Beban kasus COVID-19 China melonjak ke level tertinggi sejak lockdown di Shanghai awal tahun ini. Baik Beijing maupun Zhengzhou melaporkan rekor kasus harian.

Selain perintah bekerja dari rumah mengurangi mobilitas dan permintaan bahan bakar, perjalanan di seluruh China tetap tenang karena orang ingin menghindari risiko terjebak dalam karantina, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

3 dari 3 halaman

Perdagangan Kemarin

Harga minyak naik lebih dari 1 perse pada perdagangan kamis karena data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Kenaikan harga minyak hari ini mengakhiri pelemahan yang sudah dibukukan dalam perdagangan tiga hari sebelumnya.

Para pelaku pasar melihat, angka inflasi yang rendah ini mampu mengimbangi sentimen kekhawatiran pembatasan covid-19 di China yang banyak berpengaruh ke harga minyak dunia.

Harga minyak mentah berjangka menguat setelah data inflasi mendukung harapan investor bahwa Federal Reserve akan meredam kenaikan suku bunga, yang dapat mendukung permintaan minyak mentah.

"(Data Indeks Harga Konsumen) bisa menjadi titik balik yang didambakan investor,” kata analis pasar senior OANDA, Craig Erlam, dikutip dari CNBC, Jumat (11/11/2022).

“Masih ada banyak rasa sakit di depan tetapi segalanya tiba-tiba terlihat sedikit lebih positif,” tambah Erlam.

Harga minyak mentah Brent naik naik USD 1,02 atau 1,1 persen ke level USD 93,67 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,8 persen menjadi menetap di USD 84,67 per barel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.