Sukses

Ridwan Kamil Minta Maaf Usai Sebut LRT Palembang Proyek Gagal, Ini Klarifikasinya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf atas pernyataan yang menyebut moda transportasi LRT Palembang sebagai sebuah proyek yang gagal.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta maaf atas pernyataan yang menyebut moda transportasi LRT Palembang sebagai sebuah proyek yang gagal.

Menurut sosok yang akrab disapa Kang Emil ini coba meluruskan maksud pernyataannya terkait LRT Palembang dalam diskusi Studi Pembangunan di Jababeka. Dalam hal ini, ia menyinggung pembangunan proyek transportasi massal di daerah dengan kebutuhan dana besar, semisal MRT.

"Konteksnya begin.Dalam diskusi, ada developer di bekasi-karawang tiba-tiba meminta dibangunkan MRT. Saya menjawab dgn berargumentasi, MRT itu mahal sekali, Rp 1 Trilyun per KM. Tidak ada anggaran pemerintah daerah yang sanggup kecuali DKI mungkin," tulis Ridwan Kamil melalui akun Instagram @ridwankamil, Senin (24/10/2022).

Kang Emil menenggarai, pembangunan MRT harus dilatarbelakangi dengan adanya populasi besar di daerah tersebut, supaya angkutan massal tersebut penuh dan cepat balik modal.

Selain itu, moda tersebut pun harus terkoneksi dengan angkutan transportasi pendukung (feeder) dan jaringannya musti luas. Dia lantas mencontohkan penggunaan LRT Palembang yang cenderung sepi karena belum memenuhi ketentuan itu.

"Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir)," tutur Ridwan Kamil.

Sebagai pembelaan, ia menyebut diskusi di Jababeka tersebut bersifat akademis. Dai pun mengakui kekhilafannya yang kini menjabat sebagai pejabat publik, yang kerap membandingkan suatu proyek dengan yang sudah eksisting.

"Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yg selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sbg pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada," bebernya.

"Namun jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi saya haturkan permohonan maaf. Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luarbiasa," pungkas Ridwan Kamil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

4 Tahun Beroperasi, LRT Palembang Angkut 7,7 Juta Penumpang

PT KAI (Persero) sebagai operator LRT Sumsel atau yang juga dikenal dengan LRT Palembang telah melayani masyarakat Sumsel selama 4 tahun, sejak 23 Juli 2018 beroperasi. LRT Sumsel mulai digunakan untuk mendukung transportasi atlet pada perhelatan Asian Games ke 18 tahun 2018 lalu.

LRT Palembang tumbuh sebagai budaya baru bertransportasi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan dengan 13 stasiun yang siap melayani naik turun penumpang dan harga tiket yang terjangkau 5 ribu untuk antar stasiun selain stasiun Bandara dan 10 ribu untuk dari dan menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin II.

Kabag Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti menjelaskan 4 tahun LRT Sumsel beroperasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Sumatera Selatan khususnya kota Palembang.

bersama Balai Pengelelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) PT KAI selaku operator  berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa LRT diantaranya mempercepat jarak tempuh, waktu tunggu antar stasiun (headway), integrasi moda, penambahan jumlah perjananan perhari, kemudahan memilih alat pembayaran untuk pembelian tiket, perbaikan sarana dan prasarana hingga feeder Oplet Musi Emas.

Aida juga menjelaskan dinamika selama 4 tahun operasional LRT Sumsel adanya kenaikan jumlah penumpang LRT dari tahun 2018 sampai  Triwulan I tahun 2020 mengiringi perjalanan operasional LRT Sumsel, dari awal rata-rata perhari 3 ribu penumpang, meningkat menjadi rata-rata 7 ribu penumpang perhari.

“Jumlah itu mencapai 10 -12 ribu penumpang di waktu  weekend  dengan total  927.432 penumpang ditahun 2018,  naik menjadi 2.619.159 penumpang di tahun 2019, hal ini menunjukan LRT Sumsel menjadi alternatif pilihan bertransportasi masyarakat dengan harga tiket yang terjangkau dan kualitas pelayanan yang baik,” ujar Aida, Sabtu (23/7/2022).

3 dari 3 halaman

Pandemi Covid-19

Menurutnya, saat pandemi covid-19 terjadi di Indonesia, termasuk Sumatera Selatan, LRT Sumsel secara otomatis mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah dalam mendukung memutus penyebaran covid-19 dengan pembatasan jumlah dan jam operasional serta penerapan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah selama masa pandemi, hal ini cukup mempengaruhi okupansi penumpang.

“Pandemi ini membuat jumlah pengguna LRT menurun menjadi rata-rata 400 penumpang per hari di awal-awal pandemi dan bertambah menjadi berkisar rata-rata 700 penumpang per hari  sehingga untuk semester pertama 2020 LRT Sumsel mengangkut 766.427 penumpang,” ujarnya.

Di tahun ke empat operasional LRT Sumsel, situasi pandemi covid-19 sudah semakin membaik, pelonggaran pembatasan dan meningkatnya aktivitas masyarakat membuat okupansi penumpang LRT ikut membaik, budaya masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum semakin tumbuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.