Sukses

Mendag: Agustus-September 2022 Harga Beras Naik

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan pada Agustus-September 2022 harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan stok beras secara nasional aman dengan harga yang terjangkau. Pemerintah memastikan stabilitas harga beras nasional tetap terjaga. Sejumlah langkah strategis seperti operasi pasar dan penyerapan gabah petani telah dilakukan.

Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, Pemerintah terus mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah Daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan secara nasional.

Penegasan tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Induk Beras Cipinang bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi pada hari ini, Senin (3/10/2022) di Jakarta.

Turut hadir pada peninjauan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, serta Ketua Komisi IV DPR RI Sudin. Pada kegiatan ini, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra.

"Beras pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Oleh karena itu, Pemerintah terus mengecek stok di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang. Memang kenyataannya, Agustus-September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah," ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menyebut, Pemerintah telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya dengan memenuhi permintaan pasar.

"Kita memenuhi pasar, tidak hanya di Pasar Induk Cipinang, tetapi juga seluruh tanah air," tandasnya.

Mendag Zulkifli Hasan berharap Pemerintah Daerah merespons dengan cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok, seperti beras.

"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar, Pemerintah Daerah diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan juga mengungkapkan, Pemerintah akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh tanah air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," tutupnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Beras Naik, BBM Ikut Jadi Biang Kerok

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi mengungkapkan kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Hal ini salah satunya karena memang fertiliser atau pupuk naik.

Kedua adanya biaya tanam, kemudian adanya biaya distribusi yang naik diakibatkan dengan kenaikan harga BBM atau bahan bakar minyak.

"Hari ini badan pangan nasional memang mengundang seluruh stakeholder terutama kementerian dan lembaga BUMN juga ada. Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga," ujar Arif, dalam Konferensi pers, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Kendati demikian, Arif menjelaskan, walaupun terjadi kenaikan harga beras, kebutuhan daya beli masyarakat akan beras tinggi. "Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) hanya 30 hingga 40 ribu ton, bulan lalu sudah terdistribusi sebanyak ribu ton," terang Arif.

Bulog membeli beras langsung ke para petani yang seharusnya menyerap Rp 8.300 per kg, per hari ini dinaikkan menjadi Rp 8.800 per kg, sementara untuk stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton. "Tetapi Bulog menyerap sesuai sama harga yang kita tentukan bersama-sama," kata dia.

"Memang kita semua mungkin dalam minggu ini saya dan juga teman-teman dari Bulog dan juga teman teman dari kementerian pertanian Akan ke Sulawesi Selatan untuk menyerap," ungkapnya.

Lebih lanjut pihaknya tidak akan tinggal diam untuk memenuhi stok beras dan target bulog sampai akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.

"Jadi nanti berapapun yang diminta kita harus penuhi. jadi tadi ada permintaan 3000 ton dari teman teman pedagang. Per minggu ini kita harus siapkan karena Jakarta ini berkontribusi 27 persen nasional," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Jakarta Suntik Subsidi Rp 1,1 Triliun untuk Beras Premium hingga Telur Ayam

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Elly, mengungkapkan pemerintah provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi pangan untuk masyarakat yang memiliki kartu subsidi seperti pemilik Kartu Jakarta Pintar, Kartu Penghuni Rumah Susun, dan program kartu lainnya yang bersubsidi.

Dia menjelaskan, tahun 2022 Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp 1,1 triliun untuk 6 komoditas pangan yakni beras premium, susu UHT, ikan kembung, telur ayam, daging sapi, daging ayam.

Untuk rincian harga yakni beras premium Rp 30.000 per 5 kg, susu UHT Rp 30.000 1 KTN isi 24 pak, ikan kembung Rp 13.000 per kg isi 6-9 ekor, telur ayam Rp 10.000 per kg isi 15 butir, daging sapi Rp 35.000 per kg, daging ayam Rp 8.000 per ekor.

"Ini komoditas per bulan. Untung tinggal di Jakarta, transportasi, bahan pokok di subsidi," ujar Elly, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10).

Elly menerangkan ada ada 378 gerai seluruh DKI Jakarta, misalnya di rumah susun, kemudian gerai-gerai kelurahan. "Itu untuk mendekatkan ke para sasaran misalnya di rumah susun ada, di gerai-gerai kelurahan ada, kemudian pusatnya disini (Pasar Induk Cipinang)," terang dia.

Sementara pada waktu yang sama, Kementerian Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan apresiasi kepada Pemprov DKI karena memberikan harga yang terjangkau kepada masyarakat di daerahnya.

"Nah ini DKI ternyata lebih maju ya, mungkin APBD-nya banyak jadi ini di jual Rp 30.000 (beras)," ujar Zulhas, Senin (3/10).

Zulhas menyebut apabila pemerintah daerah perhatian dan care, serta turun langsung melihat langsung harga di pasar juga mampu memberikan subsidi kepada masyarakat.

"Kita harapkan Pemda yang lain juga sama (bisa memberikan subsidi)," tambahnya. 

4 dari 4 halaman

Jokowi: Perang Belum Akan Selesai, 19.600 Orang Mati Kelaparan Karena Krisis Pangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi bocoran, konflik perang yang terjadi di beberapa negara belum akan segera berakhir. Imbasnya, dunia terancam bakal dilanda krisis pangan, krisis energi hingga krisis finansial yang memanjang.

Kesimpulan itu didapat Jokowi pasca dirinya beberapa waktu lalu melawat ke Ukraina dan Rusia, untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dunia saat ini pada posisi yang semua negara sulit. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan, tahun 2022 sangat sulit. Tahun depan mereka sampaikan akan lebih gelap," kata Jokowi dalam acara pembukaan BUMN Startup Day di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (26/9/2022).

"Saat saya bertemu dengan presiden Putin selama 2,5 jam, berdiskusi, ditambah dengan Zelensky 1,5 jam berdiskusi, saya menyimpulkan, perang tidak akan segera selesai," tegasnya.

RI 1 memprediksi, segala kesulitan yang kini tengah terjadi masih akan terus berlanjut. Bukan sekadar krisis pangan dan energi saja, namun negara dunia berpotensi terbebani kesulitan finansial.

"Itu berarti akan ada kesulitan-kesulitan yang lain. Krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, covid yang belum pulih. Dan akibatnya kita tahu, sekarang ini saya baru saja dapat angka 19.600 orang mati kelaparan karena krisis pangan," bebernya.

Namun, Jokowi tak mau berputus asa. Menurutnya, Indonesia masih menyimpan potensi ekonomi digital yang luar biasa besar, dan itu bisa jadi asa untuk bisa menyelamatkan negara.

"Tapi saya melihat ini ada opportunity yang bisa dilakukan. Karena ekonomi digital kita tumbuh pesat, tertinggi di Asia Tenggara, melompat 8 kali lipat dari Rp 632 triliun di 2020 menjadi Rp 4.531 triliun nanti di 2030," tuturnya.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.