Sukses

Kisah Pengusaha Sri Lanka, Produksi Film Termahal di India

Kesuksesan seorang imigran asal Sri Lanka, yakni Allirjah Subaskaran mampu mendanai film termahal di India, 2.0.

Liputan6.com, Jakarta - Kisah inspiratif datang dari seorang pengusaha imigran bernama Allirjah Subaskaran, di mana kesuksesannya mampu mendanai film fiksi ilmiah 2.0, film termahal di India. 

Subaskaran sekarang menjalankan konglomerat telekomunikasi, perawatan kesehatan, layanan keuangan, media dan hiburan keluarganya di Inggris.

Dilansir dari Forbes, Kamis (8/9/2022) Subaskaran (46 tahun) melarikan diri dari Sri Lanka bersama keluarganya pada puncak konflik etnis di negara itu tiga dekade lalu, dan pindah ke Prancis, kemudian menetap di Inggris.

Subaskaran mengungkapkan, di masa mudanya dia sangat menyukai film Tamil, dan itulah sebabnya dia memulai Lyca Productions, sebuah perusahaan produksi dan distribusi yang berbasis di Chennai, India pada tahun 2014.

Lyca Productions merupakan salah satu usaha dari Lyca Group milik Subaskaran.

Uniknya, nama perusahaan tersebut terinspirasi dari nama saudara perempuan  Subaskaran, Leka. Kantor pusat Lyca Group berlokasi di tepi sungai Thames di salah satu distrik keuangan London.

Pada tahun 2015, Subaskaran meluncurkan proyeknya yang paling ambisius – sebuah film fiksi ilmiah yang menampilkan Rajinikanth, yang menduduki nomor 14 dalam daftar 100 Selebriti India yang baru saja dirilis Forbes. 

Lyca bahkan telah mendekati bintang Hollywood Arnold Schwarzenegger untuk menjadi bagian dari film tersebut, tetapi dia dilaporkan menolak.

Dibuat dengan biaya USD 79 juta, film 2.0 sudah memulai dengan awal yang kuat di box office, meraup USD 86 juta dalam penjualan tiket dalam 12 hari pertama peluncurannya.

Film ini juga menampilkan bintang Bollywood Askhay Kumar dan musiknya disusun oleh sutradara pemenang penghargaan Oscar A.R. Rahman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisnis Restoran Hingga Pemesanan Tiket Penerbangan

Selain operator jaringan, Lyca Group juga menjalankan tiga restoran di London yaitu Bella Cosa, sebuah restoran Italia; Manjal, restoran masakan khas India Utara, India Selatan, dan Sri Lanka, dan Loughton Grill House yang menyajikan masakan khas Inggris dan Amerika.

Adapun LycaFly, yang menawarkan paket penerbangan dan hotel melalui kemitraan dengan lebih dari 200 maskapai penerbangan dan 400.000 hotel.

Pada tahun 2014, Lyca Productions mengerjakan proyek debut yang menampilkan bintang Tamil Vijay di Kaththi diikuti oleh Naanum Rowdy Dhaan, yang dibintangi sesama bintang Tamil Vijay Sethupathi.

 

Pada tahun 2016, Lyca Group mengklaim bahwa pendapatannya mencapai lebih dari USD 2,2 miliar.

Adapun bisnis andalan perusahaan itu yakni operator jaringan virtual seluler Lycamobile, yang mulai digeluti pada tahun 2006 di Belanda.

Selain Belanda, Lycamobile juga mengembangkan bisnisnya di Belgia, Denmark, Norwegia, dan negara-negara Eropa lainnya.

Lycamobile mengatakan saat ini melayani 15 juta pelanggan di 23 negara. Dan diharapkan dapat menjangkau 50 juta pelanggan pada tahun 2020 melalui ekspansi ke lebih banyak pasar di Asia Tenggara, Afrika sub-Sahara, dan Timur Tengah.

Konglomerat ini mempekerjakan lebih dari 8.000 orang dan memiliki minat di bidang media dan hiburan yang meliputi Athavan TV, berita, dan radio dalam portofolionya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.