Sukses

Harga Migas Terpangkas, Ekspor Indonesia di Juli 2022 Turun Jadi USD 25,57 Miliar

BPS melaporkan, nilai ekspor Indonesia secara bulanan atau month to month (mtm) pada Juli 2022 turun sebesar 2,20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia secara bulanan (month to month/mtm) pada Juli 2022 turun sebesar 2,20 persen, dari sebelumnya USD 26,15 miliar per Juni 2022 menjadi USD 25,57 miliar pada Juli 2022.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, penurunan angka ini terjadi akibat harga dan volume ekspor migas yang terpangkas pada Juli 2022.

"Untuk penurunan ekspor migas lebih dikarenakan oleh nilai minyak mentah yang turun 60,06 persen, dan volume turun 60,82 persen," terangnya, Senin (15/8/2022).

Tak hanya komoditas migas, ekspor barang non-migas yang melemah juga turut memberikan andil terhadap nilai ekspor Juli 2022 yang mengecil.

"Jadi kalau dilihat di grafik, perkembangan mtm dan YoY terkait ekspor kita memang lebih dikarenakan oleh secara persentase turunnya komoditas untuk migas yang turun minus 11,24 persen. Sementara non migas turun 1,64 persen," bebernya.

Bila dirinci lebih dalam, penurunan ekspor non-migas Indonesia per Juli 2022 terhadap Juni 2022 karena komoditas besi dan baja sebesar 11,51 persen penurunannya.

Lalu, timah dan barang daripadanya terpangkas 54,02 persen, nikel dan barang daripadanya turun 15,53 persen.

"Kemudian kapal perahu dan struktur terapung ini penurunannya sebesar 82,30 persen," ujar Setianto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

RI Punya 25 Perjanjian Dagang Seluruh Dunia, UMKM Banjir Peluang Ekspor

Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkapkan Indonesia memiliki setidaknya 25 perjanjian dagang dengan negara-negara di dunia. Ini disebut-sebut membawa keuntungan dan bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.

Hal ini disampaikan Wamendag Jerry dalam kaitan perluasan pasar yang bisa dilakukan oleh UMKM. Sehingga diharapkan bisa mempermudah proses UMKM tersebut mencakup pasar internasional.

“Kita memiliki 25 perjanjian dagang di seluruh dunia, hampir di semua benua, Asia, Eropa, Australia, itu punya benefit untuk pelaku usaha. Yang paling diminati adalah soal cost tarif yang gratis,” ujar Jerry dalam webinar UMKM Goes to Global, Rabu (20/7/2022).

Diketahui, paling baru, ada perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA). Kemudian, ada perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Korea Selatan (IK-CEPA). Kesepakatan bilateral ini, menurut Jerry, akan memberikan banyak keuntungan bagi pelaku usaha di kedua negara.

“Sebagai contoh IA-CEPA kita punya perjanjian itu memiliki banyak benefit, salah satunya tarif untuk hampir 7.000 produk, dan ini bisa didominasi produk UMKM indonesia. ini banyak sekali benefit yang kita perjuangkan,” terang dia.

Wamendag Jerry mengungkapkan keuntungan ini yang diusahakan oleh Kemendag, Kementerian dan Lembaga lainnya, hingga DPR RI. Selain berdampak pada perdagangan, ini juga sejalan dengan peraturan industri keuangan saat ini.

“Artinya ini akses dan network, dan kemudahan benefit dari hulu hingga hilir dilakukan Kemendah, kita bergandengan dengan K/L lain, tentunya ini juga didukung oleh DPR RI,” katanya.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

UMKM Ikut Andil Ekspor Produk Andalan

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menginginkan UMKM indonesia ikut terlibat dalam melakukan ekspor sejumlah barang andalan. Ia berharap dengan ini bisa ikut serta berkembang kedepannya.

Wamendag Jerry menyampaikan, ada lima produk andalan ekspor dari Indonesia. Mulai dari batubara, minyak sawit, besi baja, kendaraan, hingga produk alas kaki. Ia memandang, salah satu diantara produk andalan itu bisa ditambah dengan produk dari UMKM.

“Kita bisa berikan (ekspor) produk andalan ke UMKM, jadi penting bagi kita untuk siasati dan menyusun strategi yang tepat dan formuasi tepat untuk jadikan umkm ini membuat produk andalan ekspor,” kata dia dalam webinar UMKM Goes to Global Market, Rabu (20/7/2022).

Ia menyampaikan dari lima produk itu, cukup bisa memenuhi pasar global. Mulai dari batubara dengan cakupan pangsa pasar sebesar 18,09 persen minyak sawit 11,35 persen, Besi Baja 10,86 persen, kendaraan 3,72 persen, dan alas kaki sebesar 2,97 persen. ini mengacu pada capaian Juni 2022 lalu.

 

4 dari 4 halaman

Sasar 5 Negara

Selain dari sisi jenis produk, Wamendag Jerry juga menginginkan UMKM bisa ikut juga menyasar ke 5 negara yang jadi tujuan ekspor terbesar Indonesia. Diantaranya, China yang mencapai USD 27,89 miliar, Amerika Serikat yang mencapai USD 14,76 miliar, India USD 11,41 miliar, Jepang USD 10,82 miliar, hingga Malaysia USD 6,99 miliar.

“Ini semua top 5 produk ini dan destinasi ini jadi instrumen diversifikasi produk ekspor kita,” terangnya.

Ia menyampaikan, di sisi ekspor non migas mengalami surplus sebesar 24,5 persen dibandingkan Juni 2021 lalu. Secara nominal, angkanya mencapai USD 26,58 miliar. Ia menilai, UMKM dengan banyaknya pasar rumah tangga, perlu juga melirik sektor ekspor untuk turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengamini masih ada kendala yang dialami UMKM guna memperluas cakupan pasarnya. Diantaranya berkaitan dengan cara pengemasan dan sertifikasi produk yang dimiliki.

Wamendag Jerry mengaku pernah menemukan produk UMKM yang cukup bagus dari sisi kualitas rasa untuk produk makanan. Serta, telah memiliki cakupan pasar di tingkat nasional yang tersebar.

Sementara, saat ingin merambah pasar lebih luas ke luar negeri, dari sisi pengemasan dan sertifikasi paling sering menjadi hambatan dalam melakukan perluasan cakupan pasar tersebut.

“Kendalanya adalah soal packaging (pengemasan), itu padahal hal sederhana tapi jadi kesulitan, bahan baku (pengemasannya) tak ada disitu, sertifikasi juga kurang memadai,” katanya dalam webinar UMKM Goes to Global, Rabu (20/7/2022).

Merespons kendala itu, Wamendag Jerry mengungkap ada sederet upaya yang dilakukan oleh Kemendag untuk mendorong perluasan pasar UMKM tersebut. Salah satunya adalah adanya pendampingan pelaku UMKM.

“Kami banyak memiliki program atau kegiatan yang memang dilakukan dan secara rutin untuk memastikan UMKM bisa didampingi secara lebih berkesinambungan,” kata dia.

“Dari Kemendag paling bertumpu pada salah satu pelatihan, advokasi dan packaging, pendampingan melalui PPEI (Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia),” tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.