Sukses

Pertamina: Tak Ada Kelangkaan Pertalite di Jakarta

Antrean yang terjadi di jalur Pertalite di beberapa SPBU DKI Jakarta dan sekitarnya lebih disebabkan proses menunggu pengiriman.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa tak ada kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite di SPBU wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Kepastian ini untuk menjawab keluhan beberapa pelanggan yang merasa kesulitan mendapatkan pasokan Pertalite di beberapa SPBU pada Rabu 10 Agustus 2022 malam.

"Tidak ada kelangkaan, kalau langka berarti tidak ada sama sekali," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Antrean yang terjadi di jalur Pertalite di beberapa SPBU DKI Jakarta dan sekitarnya lebih disebabkan proses menunggu pengiriman. 

Dia memastikan stok segala jenis BBM termasuk Pertalite masih mencukupi kebutuhan. "Saat itu sedang menunggu pengiriman ke SPBU. Stok BBM aman untuk semua produk," tekannya.

Lebih lanjut, Pertamina mengimbau pemilik kendaraan untuk senantiasa menggunakan BBM berkualitas dan ramah lingkungan serta yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan

"Apabila membutuhkan informasi mengenai produk dan layanan Pertamina, dapat menghubungi call center 135," tutupnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertalite Kosong di Beberapa SPBU Jakarta

Untuk diketahui, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite terpantau kosong di beberapa SPBU kawasan Jakarta hingga Tangerang Selatan. Salah seorang warga, Muhammad Agil, mengaku kesulitan mendapatkan BBM Pertalite untuk kendaraan roda duanya.

Agil bercerita, pada Rabu (10/8) malam, dia hendak mengisi tangki sepeda motornya. Ketika sampai di SPBU Jalan Saharjo, Jakarta Selatan, di depan SPBU tertulis Pertalite Kosong. Dia melanjutkan perjalanan, mencari SPBU lain.

Sampai di SPBU tak jauh dari Patung Pancoran, Agil kembali kecewa. Pertalite Kosong. Begitu kata petugas SPBU. Bahkan hanya ada stok BBM jenis Pertamax Turbo. Dia melihat indikator penunjuk bahan bakar di sepeda motornya. Sudah berkedip.

Dia mencoba mencari SPBU lain searah jalan pulang. Sesampainya di SPBU kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, hal yang sama terjadi. Kali ini tulisan di SPBU 'Pertalite sedang dalam pengiriman'.

"Hampir semua SPBU yang saya lewati, Pertalite kosong kata petugasnya. Jadi mau tidak mau isi Pertamax biar bisa sampai rumah" ujar Agil kepada merdeka.com, Kamis (11/8).

Hal sama dirasakan Eko, warga Tangerang Selatan. Menurut pengakuannya, beberapa SPBU di Kawasan Tangerang Selatan, Banten, Pertalite kosong. Contohnya di SPBU Ciputat dan Pamulang.

"Sampai pagi ini, Kamis (11/8), masih kosong. Akhirnya isi di pom bensin bukan Pertamina," katanya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Stok Pertalite Perlu Ditambah 5 Juta KL

Sebelumnya, BBM Pertalite secara harga memang masih dijaga di kisaran Rp 7.650 per liter, namun stoknya di banyak SPBU di wilayah Jakarta dan sekitarnya kian menipis, bahkan kosong.

Pemerintah dan DPR RI memperkirakan, kuota BBM Pertalite perlu ditambah 5 juta KL dari tadinya 23 juta KL menjadi 28 juta KL, agar stoknya tercukupi hingga akhir tahun.

Lantas, apakah alokasi APBN kuat untuk menambah subsidi BBM, khususnya Pertalite?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah menggelontorkan tambahan subsidi senilai Rp 349,9 triliun untuk Pertalite, Solar, LPG, dan listrik. Sehingga total subsidi APBN untuk komoditas tersebut mencapai Rp 502 triliun.

"Rp 502 triliun itu dihitung berdasarkan satu, volume untuk Pertalite 23 juta KL. Sekarang ternyata sampai Juli volumenya banyak banget, naik. Sehingga estimasi menurun pak Menteri ESDM dengan DPR waktu itu, realisasinya bisa sampai 28 juta KL. Padahal kita anggarannya cuman 23 juta KL," terang Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Belum lagi, tambah Sri Mulyani, harga keekonomian BBM yang mengacu pada harga minyak dunia pun masih terus bergejolak. Otomatis itu membuat uang negara kian tertekan.

"Ini berarti kan akan ada tambahan dari Rp 502 triliun yang sudah kita sampaikan. Belum harga minyaknya yang kita asumsikan dalam APBN basisnya USD 100 (per barel). Kemarin kan sempat ada USD 120 (per barel). Jadi itu juga akan menambah tekanan," bebernya.

Oleh karenanya, ia meminta PT Pertamina (Persero) untuk membatasi volume penjualan Pertalite. Kebijakan ini mungkin bersentuhan dengan kekosongan stok Pertalite di sejumlah SPBU. Namun, Sri Mulyani belum berbicara lebih lanjut soal hal itu.

"Jadi ini subsidi bergerak terus, karena harga bergerak terus, baik volume maupun harga. Jadi tentu saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya, supaya APBN tidak terpukul," tuturnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.