Sukses

Program Jawara Bukukan Penjualan Nyaris Rp 2,5 Miliar

PT Jaring Pangan Indonesia telah berhasil membukukan penjualan hingga USD 160 ribu atau setara hampir Rp 2,5 Miliar lewat Jaring Pangan Warung Rakyat (Jawara).

Liputan6.com, Jakarta Jaring Pangan Warung Rakyat, sebuah inisiasi program permodalan yang diadakan oleh PT Jaring Pangan Indonesia telah berhasil membukukan penjualan hingga USD 160 ribu atau setara hampir Rp 2,5 Miliar.

Program Jawara yang mulai disosialisasikan dari Q4 akhir 2021 berhasil menciptakan lebih dari 500 micro entrepreneur baru.

Menurut Tjong Benny selaku CEO PT Jaring Pangan Indonesia memaparkan bahwa potensi bisnis dari Jawara ini sesuai dengan proyeksi awal pembuatan program ini.

“Kami melihat potensi pasar dari program ini dan meyakini bahwa program ini adalah sebuah solusi yang tepat agar dapat menciptakan kesetaraan ekonomi," terang Benny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Deddy Effendi selaku Head Communications and Business PT Jaring Pangan Indonesia menjelaskan bahwa setiap Jawara yang saat ini sudah aktif memulai usahanya bisa mengantongi keuntungan perbulan hingga 2 juta perbulan.

Hal tersebut bisa terjadi karena PT Jaring Pangan Indonesia tidak mematok nilai jual produknya sehingga ada margin keuntungan yang bisa direncanakan oleh setiap Jawara berdasar dari market yang dilayani oleh mereka.

“Pencapaian penjualan hingga USD 160 ribu ini merupakan bukti bahwa kemampuan bisnis para-Jawara ini memang sudah ada, namun kesempatannya saja yang tidak ada. Melalui program Jawara ini mereka membuktikan bahwa mereka mampu, mengingat 80 persen Jawara ini adalah masyarakat yang tidak memiliki latar belakang berdagang sebelumnya atau zero experience” ungkap Deddy.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beri Bimbingan

Deddy memastikan pihaknya dan team memberikan bimbingan dan training kepada setiap Jawara agar bisa menaikkan dan menjaga kelangsungan bisnisnya. Selain itu juga melengkapi Jawara dengan technology yang membantu memonitor bisnis mereka.

Antusiasme masyarakat yang ingin mengikuti program ini sangat tinggi, hampir 7000 orang mendaftar program dan kebanyakan dari Jabodetabek saja untuk dikota-kota lain saat ini para pendaftar sudah menyentuh diangka 5000 pendaftar.

Untuk sebaran Jawara sendiri di Jabodetabek hingga saat ini sudah mencapai 300 titik dan terus ditingkatkan. Sedangkan untuk kota lain Jawara akan di fokuskan di 5 kota yakni Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang dan Bandung.

Tak hanya fokus kepada Jawara namun PT Jaring Pangan Indonesia juga berfokus pada peningkatan produksi.

PT Jaring Pangan Indonesia saat ini bekerja sama dengan 300 petani, 100 peternak ayam dan telur.

3 dari 3 halaman

Ancaman Krisis Pangan Nyata, Bagaimana Antisipasinya?

Krisis pangan tidak hanya mengancam dunia, tapi juga Indonesia. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pun menilai krisis pangan saat ini cukup serius untuk dilakukan antisipasi.

Pasalnya, sejumlah negara telah melakukan pengamanan pasokan pangannya. Lalu beberapa negara tersebut juga melakukan pembatasan ekspor ke negara lainnya. Peristiwa tersebut, kata dia berdampak pada harga pangan yang melonjak tinggi di pasaran. Bahkan kenaikan harga pangan terlalu liar.

"Hal tersebut akhirnya akan membuat harga pangan justru semakin liar. Kemudian konflik Ukraina dan Rusia yang masih belum tahu kapan selesainya. Ini akan membuat berbagai distrupsi rantai pasok akan terjadi," kata Bhima kepada Liputan6.com.

Selanjutnya, kata Bhima, pemasukan biaya pertanian juga mengalami peningkatan secara drastis. Misalnya yaitu harga pupuk yang mengalami kenaikan sampai 180 persen untuk skala internasional. Hal tersebut menurut Bhima juga akan memberikan sejumlah dampak kepada masyarakat.

"Yaitu mendorong banyaknya rumah tangga yang jatuh di bawah garis kemiskinan, karena inflasi pangan sangat sensitif, khususnya pada kelompok masyarakat yang paling bawah. Semua faktor tersebut dari krisis pangan yang begitu nyata, harus segera direspons oleh beberapa kebijakan," papar dia.

Kebijakan tersebut misalnya menambah dan memastikan alokasi subsidi pupuk kepada masyarakat ataupun sentra-sentra pertanian. Kemudian meningkatkan produktivitas lahan yang ada. Termasuk dalam pembukaan lahan baru.

Selanjutnya kata dia, dapat dilakukan dengan upaya meningkatkan hasil pertanian dalam pengelolaan lahan yang tersedia. Bhima juga meminta agar pemerintah dapat melakukan lobi kepada negara-negara yang menjadi tempat bergantung impor pangan.

"Agar tidak dilakukan pembatasan yang merugikan posisi Indonesia, karena setiap proteksi dagang tersebut akan membuat inflasi pangan akan jauh lebih tinggi. Itu yang kemudian perlu disadari oleh pemerintah dan jaring pengaman sosial untuk mencegah terjadinya kemiskinan karena harga pangan yang naik," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.