Sukses

Indonesia Sudah 3 Tahun Tak Impor Beras, Stok Tembus 7 Juta di Akhir 2022

Upaya menjaga terhadap ketersediaan pangan dalam negeri, Menko Airlangga menyebutkan ada 3 kunci jadi perhatian pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jika pemerintah saat ini memfokuskan pada ketersediaan pangan di dalam negeri.

Kondisinya, saat ini banyak negara yang memutuskan melarang ekspor pangan demi menjaga pasokan di negerinya sendiri.

"Sudah 24 negara melarang ekspor namun 7 sudah melakukan relaksasi lagi sehingga dari itu tinggal 17 yang larang.  Mulai dari gandum, ayam kemudian berbagai produk holtikultura lain termasuk pupuk," ujar Airlangga saat pembukaan acara Opening Pangan Nusantara "Pangan Indonesia Untuk Dunia Lebih Baik", Rabu (22/6/2022).

Upaya menjaga terhadap ketersediaan pangan dalam negeri, Airlangga menyebutkan ada 3 kunci jadi perhatian pemerintah.

Pertama, dengan mengamankan pasokan pangan. Kedua, melakukan diversifikasi pangan dan ketiga melakukan efisiensi.

Khusus diversifikasi pangan, Indonesia diakui sangat bergantung dengan beras. Bila sebelumnya sangat bergantung dengan impor, Airlangga membanggakan jika sudah beberapa tahun Indonesia tidak lagi melakukannya.

"Alhamdulillah 3 tahun terakhir tidak impor beras dan bahkan tahun ini dengan stok di akhir tahun bisa mencapai 7 juta. Bapak presiden meminta kita untuk ekspor 200 ribu ton," jelas dia.

Pada kesempatan ini, Airlangga meminta dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menggenjot sektor pangan lainnya.

Demi meningkatkan minat masyarakat agar kita tidak tergantung pada impor protein seperti daging sapi. Tetapi masyarakat mau mengkonsumsi protein hasil perikanan. 

"Inilah yang kita dorong agar protein baik itu ikan udang itu harus bisa Pak Badan Pangan mempromosikan agar masyarakat Indonesia ini tidak semuanya tergantung pada daging impor," dia menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Begini Gambaran Target Produksi Pangan di 2023

Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan target produksi pangan atau komoditi utama nasional untuk tahun 2023. Target tersebut meliputi pangan padi, jagung, kedelai, bawang merah dan lainnya.

Ini diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat RDP dengan Komisi IV DPR, Kamis (2/6/2022).

Mentan menuturkan jika pertumbuhan sektor pertanian pada 2023 ditargetkan sebesar 4 persen - 4,2 persen.

"Selain bertumpu pada berbagai program atau kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dan sebagai kelanjutan program atau kegiatan tahun 2022," jelas Mentan. 

Adapun target produksi komoditi yaitu:

  • Padi sebesar 55,39 juta ton
  • Jagung 23,2 juta ton
  • Kedelai 0,55 juta ton
  • Bawang merah 1,71 juta ton
  • Cabai 2,93 juta ton
  • Tebu 37,15 juta ton atau setara gula Kristal Putih (GKP) 2,6 juta ton
  • Daging sapi atau kerbau 0,46 juta ton
  • kelapa 2,99 juta ton
  • Kopi 819,95 ribu ton
  • Kakao 782,01 ribu ton

 

 

3 dari 4 halaman

Program K3

Dia menuturkan jika pihaknya akan melaksanakan program K3 yaitu peningkatan ketersediaan akses dan kualitas konsumsi pangan dan program prioritas 6 yaitu meningkatkan nilai tambah lapangan kerja dan investasi sektor riil dan industrialisasi.

Ini dalam rangka mengimplementasikan rencana Program pada tahun 2023 dan tetap fokus untuk menyediakan pangan utamanya bagi 273 juta penduduk Indonesia. Serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi pertanian yang berorientasi ekspor.

Untuk mewujudkan upaya tersebut telah dirancang kegiatan utama yang meliputi, menjaga keberlanjutan peningkatan produksi komoditas pertanian.

Kemudian penyediaan benih dan bibit. Serta pengembangan diversifikasi pangan lokal dan penguatan rantai pasok dan logistik pangan.

Selain itu, penguatan dan korporasi petani terhadap pengembangan Smart farming dan digitalisasi pertanian dan peningkatan nilai tambah daya saing dan ekspor pertanian untuk menyukseskan pelaksanaan kegiatan utama 2023.

"Tumpuan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh rektorat Jenderal teknis yang membidangi tanaman pangan hortikultura perkebunan dan peternakan dan Jenderal lainnya," jelas Syahrul.

 

4 dari 4 halaman

Wilayah Indonesia yang Sudah Masuk Musim Kemarau

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebutkan beberapa daerah sudah memasuki musim kemarau. Pihaknya mempersiapkan kegiatan antisipasi menghadapi fenomena perubahan iklim.

"Berdasarkan laporan BMKG terbaru sebanyak 24,56 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau," kata Mentan saat RDP dengan Komisi IV DPR, Kamis (2/6/2022).

Dia merinci, wilayah yang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur pesisir Utara Banten pesisir utara Jawa Barat.

Kemudian sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa timur sebagian Bali, sebagian besar NTB dan sebagian besar NTT.

Selain itu, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian Timur, Sulawesi tengah bagian barat termasuk Sulawesi Utara bagian Selatan dan Papua Barat bagian utara.

Mentan menuturkan jika musim kemarau menjadi perhatian Kementarian pertanian mengambil beberapa langkah mengantisipasi dampak perubahan iklim hingga akhir tahun. Serta upaya mengamankan produksi pangan.

"Kementerian Pertanian telah mempersiapkan kegiatan adaptif adaptasi dan mitigasi kegiatan adaptasi," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.