Sukses

Penerima Cuan Bungkam, Investasi Bodong Kian Menjamur

Kasus investasi bodong berkedok teknologi keuangan alias financial technology (fintech) kian menjamur.

Liputan6.com, Jakarta Kasus investasi bodong berkedok teknologi keuangan alias financial technology (fintech) kian menjamur. Dengan embel-embel Robot Trading, banyak masyarakat berjudi di sebuah platform perdagangan tak berizin.

Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L Tobing mencermati, tren investasi ilegal masih tetap marak lantaran banyak investor yang bungkam saat meraup keuntungan.

Praktik tersebut baru akan ramai tersiar setelah banyak pelakunya yang merugi besar.

"Yang paling kita khawatirkan saat ini adalah, para masyarakat yang dirugikan ini, ketika diuntungkan mereka diem. Tidak akan mereka laporkan ke manapun," ujar Tongam dalam sebuah sesi webinar, Senin (18/4/2022).

"Kita lihat Robot Trading DNA Pro, ATG, diam semua. Enggak ada yang bicara pada saat mereka dapat profit. Tetapi ketika berhenti mendapat manfaat dari situ, semua mengaku korban," keluhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Imbal Hasil Semu

Tongam pun menyayangkan sikap korban investasi bodong, yang mudah tergiur atas imbal hasil semu. Padahal, banyak diantaranya merupakan orang berpendidikan tinggi dan memiliki upah di atas rata-rata.

"Bagaimana mungkin seseorang yang punya pengetahuan, investasi trading yang selalu memberi keuntungan, tidur saja dibayar katamya. Seharusnya tidak masuk akal. Tapi karena keuntungan yang menggiurkan ini mereka terlena, tidak mengecek apapun," ungkapnya.

Tak ingin kejadian ini terus berulang, ia coba mengingatkan ciri-ciri investasi ilegal. Utamanya, kerap memberi keuntungan tidak wajar dalam bentuk cepat.

"Kita lihat beberapa penawaran-penawaran yang lalu mengatakan, keuntungan besar. Yang kita soroti dari masyarakat kita adalah tidak pernah riset. Dia ingin ikut investasi tapi tidak pernah melakukan penelitian apakah ini benar atau tidak," tuturnya.

3 dari 4 halaman

PPATK Khawatir Kasus Investasi Bodong berkedok Binary Option Bakal Terus Berulang

Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyimpan kekhawatiran, kasus investasi bodong laiknya Binary Option bakal terus berulang hingga ke depan. Sebab, insiden semacam ini sudah terjadi sejak lama dengan bungkus yang disesuaikan zaman.

Dia lantas mencomot kasus Bre-X Minerals pada 1993, ketika perusahaan asal Kanada mengklaim sukses membeli konsesi tambang berlimpah emas di Busang, Kalimantan untuk mendongkrak nilai sahamnya, tapi ternyata palsu.

"Kalau Spanish Philosopher George Santayana mengatakan, those who cannot remember the past are condemned to repeat it. Jadi yang kita bicarakan ini hanya pengulangan sejarah saja. Piringnya bisa berubah-ubah. Tapi masakannya itu-itu saja," ungkit Ivan dalam sesi webinar, Senin (18/4/2022).

Menurut dia, fenomena investasi bodong cenderung ada di setiap masa dan mengikuti perkembangan zaman. Saat ini, penipu banyak bermain di bisnis digital yang tengah digandrungi.

"Dulu tidak ada namanya fintech, tidak ada bitcoin, ethereum, blockchain, dan segala macam. Lalu kita create itu semua, kita cari uang di itu semua, Lalu ketika kita cari uang apakah kita ciptakan semacam api-api, ciptakan racun-racun dari rejeki kita? Apa itu sejarah yang kita ciptakan?" singgungnya.

"Lalu muncul lah Binary Option, Robot Trading dan segala macam. Tapi yang jadi pertanyaan, apa itu yang kita mau? Kan pertanyaan itu yang harus kita jawab sekarang," seru Ivan.

4 dari 4 halaman

Jadi Perhatian

Ivan menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memintanya agar kasus investasi bodong di industri financial technology harus jadi perhatian bersama. Belum selesai kasus Binary Option hingga Robot Trading, masalah baru terus bermunculan.

"Presiden mengatakan clear, bahwa ini tuh harus diseriusi. Kemudian kami masuk ke green financial crime yang tidak kalah seriusnya," tegas dia.

"Pertanyaan dasarnya, lalu kita sedang berada dalam takdir untuk menciptakan history apa? Yang kita tahu sekarang, kemajuan yang kita ciptakan, kemudahan yang kita ciptakan, at the end harusnya membuat sebuah kebaikan," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.