Sukses

Daftar Kebutuhan Pokok yang Harganya Naik di 2022, Rakyat Makin Susah

Jelang Ramadhan, masyarakat harus kembali bersabar lantaran sejumlah harga kebutuhan pokok naik.

Liputan6.com, Jakarta Jelang Ramadhan, masyarakat harus kembali bersabar lantaran sejumlah harga kebutuhan pokok naik. Jika minyak goreng hingga saat ini juga masih mahal, ditambah kebijakan tarif PPN 11 persen yang menyebabkan harga-harga kebutuhan lainnya juga naik.

Tidak hanya itu, sebelumnya, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) juga telah menaikkan harga LPG nonsubsidi. Dalihnya, harga produksi meningkat imbas harga minyak duni ayang melambung. Tidak berhenti di situ, Pertamina juga baru saja menaikkan harga Pertamax di seluruh Indonesia.

Kenaikan sejumlah bahan pokok dan juga kebutuhan lainnya ini, disebutkan jelas memberatkan masyarakat. Bahkan, keputusan pemerintah ini bisa mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022. 

"Stabilitas harga ini merupakan kunci untuk memperkuat pemulihan ekonomi ya. Jadi seharusnya pemerintah bisa untuk mencegah terjadinya kenaikan harga yang diatur oleh pemerintah seperti BBM, LPG kemudian tarif listrik," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Berikut daftar sejumlah kebutuhan pokok yang sudah naek selama 2022:

1. LPG

Harga LPG nonsubsidi kembali mengalami kenaikan. Ini berarti kenaikan kedua pasca kenaikan harga pada Desember 2021 lalu.

PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga LPG nonsubsidi. Kini, harganya dipatok Rp15.500 per kilogram.

Harga baru seluruh produk LPG nonsubsidi ini berlaku mulai tanggal 27 Februari 2022.

"Penyesuaian harga ini telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar LPG nonsubsidi, selain itu harga ini masih paling kompetitif dibandingkan berbagai negara di ASEAN," kata Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting dalam keterangan resmi, Minggu (27/2/2022).

2. Kedelai

Indonesia saat ini masih menjadi negara pengimpor kedelai. Akibatnya, harga kedelai tak bisa dikendalikan dan saat ini masih mahal. Mahalnya harga kedelai ini, bahkan sempat mebuat para pengrajin tahu tempe mogok produksi sebagai aksi protes.

Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) selaku importir kedelai dari pasar internasional coba menjelaskan, kenaikan harga kedelai impor ini tak bisa dihindari akibat adanya sejumlah faktor.

Alasan pertama dan yang terbesar, gejolak inflasi di Amerika Serikat (AS) selaku importir terbesar. Pada 2021 lalu, angka inflasi di Negeri Paman Sam menyentuh 7 persen, dan menguat jadi 7,5 persen secara year on year pada Januari 202.

"Itu memicu harga-harga input produksi pertanian naik. Sehingga petani di Amerika kan harus jual lebih mahal dari biasanya," terang Direktur Akindo Hidayat kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Daging Sapi

Masyarakat tengah dihadapkan oleh kenaikan harga komoditas pangan. Mulai dari minyak goreng yang sulit ditemukan hingga harga daging sapi yang belakangan mengalami kenaikan hingga Rp 165 Ribu per Kilogram.

Koordinator Nasional Koalisi Masyarakat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengungkapkan sejumlah penyebab harga komoditas pangan itu mengalami kenaikan. Untuk komoditas yang dengan tingkat produksi dalam negeri cukup besar, penyebabnya ada pada kapasitas produksi dan distribusi.

“Di tingkat produksi sebenarnya kita secara umum tidak ada masalah, terutama pangan yang dihasilkan dalam negeri seperti beras dan minyak goreng. produksinya baik baik saja,” katanya kepada Liputan6.com, Jumat (25/2/2022).

Sementara itu, untuk komoditas yang cukup bergantung pada impor, seperti daging, gula dan kedelai, ini dipengaruhi oleh pasokan internasional. Sehingga harga di dalam negeri juga dipengaruhi fluktuasi harga dan supply chain global.

4. Minyak Goreng

Harga minyak goreng ini menjadi salah satu yang belum turun. Padahal, pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk menurunkannya. Tapi hasilnya nihil. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai harga minyak goreng curah masih belum pada posisi yang diinginkan pemerintah yakni sebesar Rp 14.000 per liter. Serta stok minyak goreng curah belum banyak.

Ini disampaikan kepala negara saat mengecek ketersediaan sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat di sejumlah pasar tradisional, beberapa hari menjelang bulan suci Ramadan.

Salah satu pasar yang dikunjungi Jokowi adalah Pasar Rakyat di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (30/03/2022).

“Utamanya untuk minyak memang yang di kemasan harganya rata-rata Rp 24.000, tapi untuk minyak curah ada tetapi stoknya tidak banyak. Tadi saya lihat sisanya di situ tinggal kira-kira 2 liter, harganya Rp 15.500 masih belum mencapai apa yang kita inginkan di Rp14.000. Untuk harga-harga yang lain masih pada posisi yang baik,” ujar Jokowi melansir laman Setkab, Rabu (30/3/2022).

Jokowi mengatakan ingin memantau langsung harga pangan terutama menjelang Ramadan. Utamanya melihat komoditas minyak goreng. Dikatakan jika saat ini harga minyak kemasan rata-rata Rp 24.000. 

3 dari 4 halaman

5. Pertamax

Mulai 1 April 2022 pukul 00.00 waktu setempat, harga Pertamax resmi naik. Informasi ini sudah dipastikan oleh Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting menjelaskan penyesuaian harga BBM RON 92 ini menjadi Rp 12.500 per liter (untuk daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor /PBBKB 5 persen), dari harga sebelumnya Rp 9.000 per liter.

"Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," jelas Irto Ginting, Kamis (31/3/2022).

Penyesuaian harga Pertamax ini, lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp 14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter.

6. Token Listrik hingga Baju Lebaran

Pemerintah juga secara resmi menaikkan PPN menjadi 11 persen per 1 April 2022. Akibatnya, sejumlah harga barang mengalami kenaikan, mulai dari pulsa, token listrik, hingga baju lebaran.

Tarif PPN 11 persen mulai berlaku hari ini, 1 April 2022. Kementerian Keuangan menjelaskan, kenaikan tarif PPN 11 persen ini merupakan amanat pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Selain itu, kebijakan tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan dari reformasi perpajakan dan konsolidasi fiskal sebagai fondasi sistem perpajakan yang lebih adil, optimal, dan berkelanjutan.

Adapun barang-barang yang berpotensi mengalami kenaikan per 1 April 2022 antara lain:

1. Barang elektronik

2. Baju atau pakaian

3. Sabun dan perlengkapan mandi

4. Sepatu

5. Berbagai jenis produk tas

6. Pulsa telepon dan tagihan internet

7. Rumah atau hunian

8. Motor/mobil atau kendaraan dan barang lainnya yang dikenakan PPN

4 dari 4 halaman

7. LPG 3 Kg hingga Pertalite

Pemerintah berencana akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite, Premium, hingga LPG 3 kg secara bertahap pada periode Juli hingga Maret 2022.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan atau Menko Luhut.

"Over all, yang akan terjadi itu Pertamax, Pertalite, Premium, gas yang 3 kilo itu bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti September itu bertahap (naiknya) dilakukan oleh pemerintah," ujarnya saat meninjau Proyek LRT di Depo LRT Jabodebek Bekasi, Jumat (1/4/2022).

Menko Luhut menyebut, kebijakan penyesuaian harga itu bagian dari efisiensi pemerintah imbas dari kenaikan sejumlah komoditas. Menurutnya, rencana tersebut menemuka dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

"Semua efisiensi kita lakukan. kKita akan mendorong perintah Presiden kemarin dalam rapat pemakaian mobil listrik tempatnya Pak Budi Karya (Menhub)," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.