Sukses

Jumlah Pengusaha Muda Indonesia Jauh Tertinggal dari Malaysia dan Singapura

Untuk menjadi suatu negara maju, Indonesia membutuhkan 12-14 persen pengusaha muda.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengusaha muda di Indonesia disebut baru mencapai 3,4 persen. Angka ini masih jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia sebesar 5 persen, dan Singapura 7 persen.

Padahal, kata Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H. Maming untuk menjadi suatu negara maju, Indonesia membutuhkan 12-14 persen pengusaha muda.

"Kalau 3,4 persen dari jumlah penduduk 270 juta kita baru punya 10 juta (entrepreneur). Kita masih kekurangan 30 juta atau sekitar 40 juta untuk mencapai 12 -14 persen,” kata Maming dalam Pembukaan Gerakan HIPMI Syariahpreneur Indonesia Oleh Wakil Presiden RI, Selasa (29/3/2022).

Sehingga harus ada semangat dan gerakan regulasi yang akan HIPMI bangun bersama-sama. Maming pun meminta kepada Presiden dan Wakil Presiden agar tanggal 10 Juni 2022 mendatang diperingati sebagai hari entrepreneur, alasannya untuk penyemangat kepada anak muda Indonesia.

“Biar hari ini menjadi hari indikator bagi pengusaha entrepreneur, tahun ini kita 3,4 persen nanti di 2023 berapa persen, di 2024 nanti berapa persen, sehingga jelas terukur kinerjanya dan juga perhitungan persentase jumlah entrepreneur muda yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, HIPMI sangat berperan dalam mengembangkan pengusaha muda di Indonesia. Di mana sebentar lagi Indonesia akan menyambut era bonus demografi.

Dia menyebut, tahun 2030-2045 adalah masa emasnya Indonesia. “Banyak angka usia muda yang produktif, kalau dia tidak mendapatkan lapangan kerja yang dipersiapkan oleh pemerintah maka bukan menjadi bonus demografi tapi akan menjadi bencana demografi,” jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pekerjaan Rumah Bersama

Inilah yang menjadi PR bersama, bagaimana menggelorakan anak muda Indonesia untuk berani menjadi pengusaha alias entrepreneur, bukan hanya menjadi PNS, TNI atau Polri.

Jika semua anak muda yang lulus SMA, dan lulus perguruan tinggi pola pikirnya hanya ingin menjadi ASN maka lama-lama negara ini akan bangkrut.

Dikatakan melalui melalui HIPMI go to pesantren dan gerakan HIPMI syariah, dideklarasikan untuk mempersiapkan pengusaha-pengusaha muda muslim yang ada di Indonesia.

“Yang mana organisasi HIPMI bisa bekerjasama dengan Nahdlatul Ulama, yang organisasi terbesar di dunia, dan Kebetulan saya menjadi bendahara nya bisa Sinergi untuk bersama-sama membangun bangsa ini lebih maju ke depan,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.