Sukses

Kabar Raja Salman Meninggal Dipastikan Tidak Benar, Begini Cara Hindari Hoaks

Tidak ada media Arab Saudi yang mengkonfirmasi kabar Raja Salman meninggal. Dipastikan jika hal tersebut hoaks.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar yang menyebutkan bahwa Raja Salman (86 tahun) dari Kerajaan Arab Saudi meninggal dunia. Kabar tersebut datang dari laporan media Iran pada 22 Januari 2022.

Namun, tidak ada media Arab Saudi yang mengkonfirmasi kabar tersebut, juga tidak menunjukkan adanya kabar duka.

Hal ini semakin memperkuat tidak benarnya kabar duka tersebut. Tak hanya media Arab Saudi, KJRI Jeddah juga mengkonfirmasi kabar itu adalah hoaks.

"Sejauh ini itu hoaks karena tidak ada info apapun dari pemerintah Saudi. Dari teman, termasuk di Riyadh serta berita koran pro pemerintah, tidak ada info apapun," kata Eko Hartono, Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Jeddah, dalam pesan singkat kepada Liputan6.com, Senin (24/1/2021).

Dalam mengakses media massa, kita mungkin beberapa kali menemukan informasi yang nilainya besar. 

Namun, hal ini jangan sampai membuat kita lengah dengan mudahnya mempercayai informasi. Perlu dilakukan pengecekan ulang untuk mengetahui kebenaran dari informasi yang beredar di media sosial, maupun media massa.

Dikutip dari laman UNHCR.org, berikut berbagai tips untuk mengurangi risiko menerima atau membagikan informasi tidak benar/hoaks di media sosial maupun media massa: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tips Hindari Risiko Terima atau Bagikan Informasi Hoaks

 

1. Lakukan jeda saat menerima informasi tertentu

Kecepatan media sosial membuat kita sering dipaksa untuk segera menekan 'teruskan' dan bagikan pesan yang baru saja kita terima. Sangat penting untuk berhenti sejenak, dan merenungkan sebelum membagikan informasi tersebut.

2. Periksa sumbernya

Apakah Anda mengetahui pengirimnya? Ketahui terlebih dahulu apakah informasi dari platform yang Anda akses kredibel.

Jika tidak ada sumber informasi yang jelas, cobalah mencari klarifikasi. Saat berbagi informasi kepada orang lain, selalu coba sertakan sumber (dan tautan ke situs web resmi jika memungkinkan).

3. Pentingnya verifikasi

Jika Anda tidak dapat memverifikasi kebenaran infnformasi yang Anda dapatkan, baiknya untuk tidak bagikan secara luas.

4. Apakah informasi tersebut bermanfaat?

Banyaknya konten yang saat ini dibagikan di masa pandemi COVID-19 membuat kita tertarik untuk membagi.

Namun, baiknya untuk mempertimbangkan apakah informasi yang ingin Anda bagikan bermanfaat dan dapat ditindaklanjuti oleh penerima - apakah itu memberikan saran dan panduan.

5. Sudahkah Anda mempertimbangkan dampak emosional suatu konten dengan tanggung jawab?

Persepsi setiap individu tentang risiko dari suatu informasi bisa sangat subjektif dan kompleks.

Informasi yang dibagikan 'secara massal' melalui media sosial mungkin tampak tidak berbahaya tetapi kita tentu perlu mengetahui dampaknya secara luas.

6. Jangan salah membedakan antara duplikasi untuk verifikasi

Menerima informasi yang sama dari banyak orang bukanlah bentuk verifikasi terhadap sumber dari suatu informasi.

Suatu informasi terkadang terdengar benar karena banyak orang yang membagikannya. Maka dari itu, penting untuk melakukan verifikasi dari sumber terpercaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.