Sukses

Erick Thohir: Tak Semua Penyewaan Pesawat Garuda Indonesia Terindikasi Korupsi

Erick Thohir tidak menyebutkan dengan pasti berapa kerugian negara akibat dugaan korupsi penyewaan pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, adanya dugaan korupsi penyewaan pesawat jenis ATR 72-600 bukan berarti semua penyewaan pesawat di Garuda Indonesia terindikasi korupsi.

"Argumentasinya, sewa leasing yang sangat besar tetapi kita juga nggak boleh istilahnya langsung menyebut semua penyewaan pesawat terbang di Garuda Inodnesia itu korupsi, enggak boleh," kata Erick Thohir dalam konferensi pers CXO Media, Rabu (12/1/2022).

Menurutnya, harus dipisahkan mana yang benar-benar penyewaan pesawat terindikasi korupsi sesuai hasil audit dengan mahalnya penyewaan pesawat karena memang karena ketidaktahuan.

Erick Thohir tidak menyebutkan dengan pasti berapa kerugian negara akibat dugaan korupsi penyewaan pesawat ATR 72-600, karena itu bukan merupakan kewenangannya.

"Di audit investigasi ada tulisannya, tapi saya kan enggak boleh ngomongin, tapi kalau kita lihat enggak boleh lihat sepotong-sepotong. Jadi kan kita mesti melihat secara menyeluruh," ucapnya.

Di sisi lain, Erick memaparkan masih ada kemungkinan pesawat lain di Garuda Indonesia yang terindikasi dugaan korupsi di luar pesawat jenis ATR 72-600.

"Yang kemarin kita berikan ATR 72-600. kalau ditanya Apakah jenis pesawat lain terindikasi kemungkinan itu ada. Kan dulu awalnya diselidiki mengenai Airbus dan mesinnya Rolls-Royce itu," kata Erick Thohir.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbandingan

Selanjutnya, jika dilihat secara konteks menyeluruh terdapat perbandingan antara industri atau penerbangan Indonesia dengan negara lain, harga penyewaan pesawatnya menarik untuk dilihat.

Dimana bunga sewa pesawat Garuda Indonesia mencapai 28 persen dari rata-rata bunga sewa di pasar global yang hanya 8 persen saja.

"Ketika biaya sewa pesawatnya itu jauh lebih mahal dari negara-negara lain itu 28 persen, global 8 persen, berarti ada 20 persen (beda). Nah kalau itu kemahalan," ujarnya.

Menurutnya, hal yang wajar jika bunga sewa pesawat mahal apabila fasilitas di dalam pesawatnya juga mumpuni, misalnya tempat duduk, hingga dapurnya bagus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.