Sukses

Siasat Pengusaha Restoran Bertahan Saat PPKM Meski Omzet Anjlok 70 Persen

Pandemi ditambah dengan adanya PPKM yang membatasi jam operasional hingga aktivitas di restoran.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 1,5 tahun di Indonesia telah meluluh lantahkan sektor ekonomi nasional, termasuk diantaranya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data, dampak Covid-19 telah membuat 9 dari 10 pelaku UMKM mengalami penurunan permintaan serta 2 dari 3 UMKM mengalami penurunan pendapatan.

Selain itu, lebih dari 80 persen mencatat margin keuntungan lebih rendah, lebih dari 53 persen UMKM mengalami penurunan nilai aset, dan sebagian besar UMKM kesulitan mendistribusikan produknya. Namun demikian sekitar 44 persen UMKM yang disurvei telah bergabung dengan pasar online. 

Hal yang sama juga dialami oleh Owner Waroeng Steak & Shake Jody Broto Suseno mengatakan pandemi berdampak pada perkembangan bisnis yang dijalaninya. Pandemi ditambah dengan adanya PPKM yang membatasi jam operasional hingga aktivitas di restoran. Hal ini kemudian membuat penjualan serta omzetnya turun bahkan hingga 70 persen.

"Selama pandemi usaha kuliner, ada aturan PPKM kan enggak boleh dine-in. Penurunan (omzet)-nya bisa sampai 70 persen," ujar Jody dikutip Selasa (10/8/2021). 

Namun demikian, Jody membuat inovasi untuk mempertahankan penjualan, terutama selama pemberlakukan PPKM. Salah satunya dengan menyediakan layanan dine-in your car.

"Kita buat inovasi, dine in your car. Makan di dalam mobil. Jadi order, karyawan stand by di parkiran, kemudian orang datang. Karyawan mencatat order, bayar langsung. Kemudian diantar, bisa makan pakai hot plate di dalam mobil," katanya.

Jody juga mengeluarkan beberapa menu baru yang sehat untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Sebab menurutnya, saat ini masyarakat lebih aware dengan kesehatan. Sehingga preferensi makanan mereka mulai berubah, yakni ke arah makanan sehat dengan sayur dan tidak banyak mengandung gula.

"Mengeluarkan menu baru, menu yang pas buat kondisi pandemi. Jadi kita ngeluarin menu healthy. Kita ngeluarin menu honey lime. Buat meningkatkan pelanggan di masa pandemi," tandasnya.

Lebih lanjut Jody menjelaskan kunci utama agar bisa bertahan di masa pandemi yaitu kreativitas. Pelaku usaha harus kreatif mencari inovasi. Bisa juga dengan mempelajari dari kompetitor, kemudian mengembangkan apa yang kira-kira baik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mulai Ancang-Ancang

Untuk itu, gelaran webinar dibutuhkan guna memperluas perspektif pelaku usaha dan masyarakat yang baru akan terjun ke dunia usaha kuliner dalam mencari inovasi yang sesuai di masa pandemi COVID-19. Seperti webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang dilaksanakan oleh Kraft Heinz Food Service.

Menurutnya, acara tersebut bisa membekali para pengusaha agar bisnisnya bisa berlari kencang usai PPKM Darurat selesai diberlakukan.

"Pandemi ini kan cuma sementara. PPKM Darurat cuma sementara. Pasti ada saatnya dibuka lagi. Nah ketika dibuka kesempatan teman-teman pengusaha yang baru mulai dari nol, ini kan pengusaha lama pada turun semua. Mereka harus adaptasi dengan kondisi yang baru. Jadi start-nya benar-benar dari nol semua. Jadi ketika PPKM dibuka, September atau Agustus akhir dibuka, kita sudah mulai ancang-ancang," katanya.

Managing Director Kraft Heinz Indonesia & PNG, Steven Debrabandere mengatakan gelaran webinar tersebut merupakan bentuk dukungan Kraft Heinz Food Service agar UMKM kuliner di Indonesia bisa maju dan berkembang, terutama di masa pandemi COVID-19.

"Melalui webinar ini, Kraft Heinz Food Service sebagai partner pelaku bisnis kuliner, ingin menyediakan wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan khususnya untuk UMKM kuliner agar bisa maju dan berkembang di masa pandemi ini." ujarnya.

Ia menambahkan dalam rangka mendorong digitalisasi bagi UMKM kuliner, Kraft Heinz Food Service juga mengajak Digital Marketing Expert, Niko Julius untuk berbagai ilmu seputar pembuatan konten sosial media dan pemasaran produk secara digital. Hal ini juga sejalan dengan upaya Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) yang menargetkan 30 juta UMKM go digital hingga tahun 2024.

Selain berbagi ilmu dan pengalaman, lanjut Steven, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi UMKM peserta webinar terpilih dengan bisnis dan prospek paling potensial untuk mempromosikan bisnis kulinernya melalui detikcom.

Ada juga tambahan modal senilai Rp 30 juta rupiah bagi para UMKM kuliner untuk mengembangkan bisnisnya. Sementara itu, bagi 10 UMKM terpilih juga akan berkesempatan mengikuti sesi pelatihan eksklusif dan kelas memasak dari Ultra Indonesia dan ACP Indonesia.

3 dari 3 halaman

Infografis Wilayah Luar Jawa-Bali Perpanjang Level PPKM 3 dan 4

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.