Sukses

Mendag Lutfi Wanti-Wanti Bahaya Predatory Pricing bagi Produk Lokal

Mendag menekankan aspek predatory pricing yang terjadi di lingkup ecommerce di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya sedang mengerjakan revisi Permendag No 50 Tahun 2020 untuk mengatur ekosistem ekonomi digital agar berpihak kepada usaha lokal.

Ia menekankan aspek predatory pricing yang jadi ancaman persaingan sehingga produk lokal tidak dilirik oleh konsumen.

“Kita akan atur permainan ini agar menjadi adil, sejahtera, dan bermanfaat,” katanya dalam sesi webinar Forum Indonesia Bangkit CIMB Niaga Vol. 2, Kamis (15/7/2021).

Ia mengaku sadar bahwa digitalisasi sektor ekonomi tidak dapat dihindari, dan diperlukan kerja sama antara semua pihak. Kemudian, untuk mewujudkan ekosistem yang adil, perlu dimulai dari menentukan objektif atau target yang diinginkan.

Misalnya, ia menerangkan, pada 2019 ongkos logistik di Indonesia mencapai 26 persen dari GDP Indonesia, dan menurun jadi 23 persen di tahun ini. Kemudian, ia memprediksi akan turun hingga 15-16 persen ketika infrastruktur seperti jalan tol telah selesai dibangun.

“Kondisi kita sekarang berada dalam middle income trap, dan yang jadi kuncinya yakni Infrastruktur dan transformasi teknologi,” katanya.

Perlu Kolaborasi

Lebih lanjut, Mendag mengatakan untuk keluar dari kondisi sekarang dan membangun ekonomi kembali perlu ada kolaborasi dari berbagai pihak. Infrastruktur misalnya, dikerjakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dibidangnya.

Sementara, untuk transformasi digital melingkupi platform digital perlu dilakukan oleh seluruh pelaku usaha. Pada aspek ini juga, Mendag optimistis mampu lebih unggul dari negara lain seperti Malaysia.

“[Karena] Platform digital akan mendekatkan penjual dan pembeli, dan menghilangkan sekat-sekat yang ada, jadi lebih terbuka,” tegasnya.

Beberapa upaya yang akan dilakukannya adalah dengan memastikan tidak ada predatory pricing dalam ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Caranya, dengan mengatur platform penjualan bisa digunakan oleh sebagian kecil kelompok atau secara bebas.

“Intinya saya ingin ada keadilan, baik [pasar] online atau offline,” katanya.

Poin selanjutnya, ia mengajak pelaku usaha untuk memastikan produk UMKM yang diproduksi adalah barang berkualitas. Tujuannya, agar masuk dalam standar ekspor, sehingga bisa memperluas jangkauan pasar.

“Untuk bisa mencapai level seperti produk lokal ternama, butuh kepercayaan. Setelah kepercayaan terbentuk memang akan ada risiko pemalsuan produk. Oleh karena itu, Kemendag akan melakukan enforcement secara tegas,” tutupnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bawa Semangat Baru

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan berharap gelaran Forum Indonesia Bangkit Vol. 2 yang mengangkat tema Bangga Buatan Indonesia: Bangkitkan Ekonomi Nasional Melalui Industri Kreatif Lokal mampu mebawa semangat baru.

Terkait tema, Ia mengatakan sektor UMKM dan pelaku usaha lokal jadi kunci dalam kemajuan ekonomi, setelah sebelumnya pada gelaran acara volume pertama dilaksanakan dengan tema kesehatan.

“Setelah kesehatan akan pulih, tinggal menunggu waktu yang kita harap segera. Lalu bagaimana kita antisipasi setelah ini, tentunya dengan mendorong industri kreatif di indonesia, seperti UMKM, jadi bisa antisipasi lebih cepat untuk bangkit,” katanya.

Webinar yang dihadiri oleh pelaku usaha lokal yang telah berkembang seperti Wardah dan Erigo ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi siapapun.

“Kami bangga merasakan perkembangan bisnis pelaku UMKM. Ini sesuatu yang ingin kami coba untuk mendorong ke seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.