Sukses

Terusan Suez Lumpuh, Tarif Sewa Kapal Langsung Meroket

Ever Given, kapal berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, kandas di Terusan Suez

Liputan6.com, Jakarta Ever Given, kapal berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, kandas pada Selasa di kanal sempit buatan manusia Terusan Suez, yang memisahkan benua Afrika dari Semenanjung Sinai. Gambar menunjukkan haluan kapal menyentuh dinding timur, sementara buritannya tampak bersandar di dinding barat. Sebuah peristiwa luar biasa yang menurut para ahli belum pernah terjadi sebelumnya dalam 150 tahun sejarah kanal.

Rute perdagangan utama ini sangat sempit, kurang dari 205 meter di beberapa tempat, dan bisa sulit dinavigasi. Pekerjaan untuk mengapungkan kembali kapal kontainer raksasa memungkinkan perjalanan untuk kapal angkutan yang mengangkut hampir USD 10 miliar komoditas dan barang konsumen berlanjut tanpa hasil pada hari Kamis di Mesir.

Ever Given, dibangun pada 2018 dengan panjang 440 meter dan lebar 59 meter, merupakan salah satu kapal kargo terbesar di dunia. Kapal tersebut dapat membawa 20.388 kontainer sekaligus. Sebelumnya kapal berada di pelabuhan di China sebelum menuju Rotterdam di Belanda.

Dengan kanal yang berpotensi tidak beroperasi selama berminggu-minggu, pengirim sekarang mempertimbangkan biaya untuk mengubah rute kapal mereka mengitari Afrika. Ini bukan keputusan yang mudah.

Berlayar melewati Cape of Good Hope menambah 16 hari perjalanan atau lebih dari dua kali lipat waktu biasanya untuk beberapa rute dan akan menyebabkan keterbatasan dalam pasokan kapal.

“Kerugian akibat kemacetan di Terusan Suez bisa mencapai USD3 miliar per hari," ujar Sal Mercogliano, mantan pelaut dan profesor sejarah di Universitas Campbell North Carolina, dalam wawancara dengan BBC World Service, seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (26/3/2021).

Sekitar 12 persen perdagangan di dunia melewati Terusan Suez, yang menghubungkan Mediterania ke Laut Merah dan menyediakan jalur laut terpendek antara Asia dan Eropa.

Inilah yang sudah meroket harganya sejak Ever Given kandas pada hari Selasa, memblokir minyak dan barang senilai $ 10 miliar yang berlayar melalui jalur tersebut pada hari-hari biasa. 

Sejak kejadian di Terusan Suez, biaya untuk mengirimkan peti kemas sepanjang 40 kaki dari Cina ke Eropa telah meningkat menjadi sekitar USD 8.000, hampir empat kali lipat dari tahun lalu.

Selain itu, kapal tanker LR2, yang biasanya membawa 700 ribu barel produk minyak, sekarang mendapatkan tarif sewa sekitar USD 17.300 per hari, naik 57 persen pada 24 Maret. .

Masih ada, Caterpillar Inc., produsen mesin terbesar di AS dan salah satu yang terbesar di dunia, menghadapi penundaan pengiriman karena penyumbatan Terusan Suez dan bahkan mempertimbangkan pengangkutan udara jika perlu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

238 Antri

Setiap hari, sekitar 600 ribu barel minyak mentah mengalir dari Timur Tengah ke Eropa dan AS melalui kanal, sementara volume dari Cekungan Atlantik ke Asia berjumlah total sekitar 850 ribu barel per hari, menurut Anoop Singh, kepala Penelitian Kapal Tanker East of Suez di Braemar ACM Shipbroking Pte.

Selain itu, 400 ribu barel Naphtha mengalir dari barat ke timur melalui jalur air setiap hari, sementara 300 ribu barel produk kilang tengah menuju ke arah sebaliknya. Ini berarti lebih dari 2 juta barel minyak per hari tidak dapat diangkut melalui Terusan Suez dan harus mengelilingi Afrika yang akan membutuhkan banyak kapal tanker tambahan.

Mungkin satu-satunya solusi adalah mengambil sebagian dari 20 ribu kontainer yang saat ini berada di atas kapal Ever Given dan mengurangi beban 220 ribu ton. Namun hal itu tidak sesederhana itu.

“Sebenarnya sangat sulit untuk menurunkan kotak,” jelas Mercogliano.

“Tidak banyak pelabuhan yang bisa Anda tuju di mana derek bisa mencapainya dan hampir tidak mungkin menemukan derek apung untuk dibawa masuk untuk mencapai kontainer di atas Ever Given. Ini mungkin bisa memakan waktu berminggu-minggu, tergantung situasinya," ujar CEO Boskalis, Peter Berdowski, yang ditugaskan untuk membebaskan kapal kontainer Ever Given dari kanal Suez.

Namun saat ini situasi sudah menunjukkan situasi darurat. Menurut data Bloomberg, 238 kapal sedang mengantri pada hari Kamis, dimana angka tersebut meningkat dari 186 di hari Rabu. Ever Given belum bergerak dan operasi untuk mengapung kembali masih berlangsung pada sore hari, menurut Inchcape Shipping Services.

Skenario kasus terburuk adalah untuk mencoba mendorong Ever Given dan kapal pun akan retak. Ini tidak hanya akan mengalami tumpahan bahan bakar, tetapi mungkin juga kehilangan kapal.

Hal itu akan membutuhkan operasi penyelamatan besar-besaran untuk memindahkan kapal ke luar, dan kanal akan ditutup selama berbulan-bulan. Gonzalo De Arteaga, kepala intelijen pasar LNG di Fearnleys A / S, berkata, jika solusi membutuhkan waktu beberapa hari lagi, pihaknya dapat melihat efek pada tarif spot yang berlangsung selama beberapa minggu. Meningkatnya penundaan dan mengambil rute alternatif akan meningkatkan permintaan pengiriman.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.