Sukses

SWF Berdiri, BUMN Setor Modal Rp 50 Triliun

Pemerintah membentuk lembaga pengelolaan investasi diberi nama Indonesia Investment Authority (INA).untuk menangkap peluang investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya menangkap peluang investasi untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia. Salah satunya membentuk lembaga pengelolaan investasi atau Sovereign Wealth Fund (SWF). Lembaga tersebut diberi nama Indonesia Investment Authority (INA).

"Yang sudah selesai PP-nya yaitu lembaga pengelolaan investasi, SWF yang kita namakan Indonesia Investment Authority (INA)," ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ditulis Sabtu, (16/1/2021).

Jokowi menuturkan, pendirian INA untuk menangkap peluang investasi dan solusi alternatif pembiayaan di Indonesia. Untuk nama Dewan Pengawas lembaga tersebut, Jokowi menuturkan akan selesai pekan depan.

"Pembentukan SWF diperlukan untuk memenuhi pembiayaan besar, tingkatkan direct invesment Indonesia, menurunkan rasio utang terhadap PDB," ujar dia.

Selain itu, target dana yang masuk SWF ditargetkan bisa dapat mencapai USD 20 miliar. "Awal-awal ini sebulan dan dua bulan ini, target yang masuk SWF berapa?Dijawab menkeu USD 20 miliar. Duit gede banget," ujar Jokowi.

Pemerintah juga setorkan modal awal tunai Rp 15 triliun dan saham BUMN sebesar Rp 50 triliun.

"Pemerintah akan menyetorkan modal awal tunai sebesar Rp 15 triliun dan saham BUMN Rp 50 triliun. Untuk INA, saya berharap INA mitra strategis pemerintah kuat secara hukum, mitra andal dan terpercaya dalam jangka panjang dan berkelanjutan," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

SWF Bakal Tarik Investasi Rp 225 Triliun pada Tahap Pertama

Pemerintah menargetkan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) mampu menarik nilai investasi hingga mencapai Rp 225 triliun. Atau tiga kali lipat dari modal awal senilai Rp75 triliun di tahap pertama.

Staf khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, menilai target tersebut sangat realistis. Menyusul adanya sejumlah daya tarik yang dimiliki oleh SWF.

"Dengan modal awal Rp75 triliun, ini kita berharap kalau laverage 3 kali kita sudah dapat Rp225 triliun untuk awalan ini (tahap pertama)," tuturnya dalam webinar SWF Effect Bagi Economic via Youtube BeritaSatu, Kamis, 14 Januari 2021.

Anak buah Sri Mulyani ini mengatakan, daya tarik pertama ialah proyek investasi yang akan ditawarkan oleh SWF bernilai tinggi. Serta memiliki prospek jangka panjang.

"Untuk proyek-proyek yang sedang kami siapakah untuk masuk ke dalam SWF ini juga jumlahnya cukup baik, cukup banyak gitu. Dann cukup banyak juga (proyek) yang mempunyai proyeksi baik gitu," terangnya.

Kedua, bonus demografi. Dia bilang, dari hasil bicara pemerintah dengan beberapa investor atau mitra investasi strategis seksinya investasi di Indonesia karena adanya tingginya jumlah usia produktif.

"Kemudian, kita punya middle class dan aspiring middle class yang jumlahnya lebih dari 170 juta orang. Jadi, pertumbuhan ekonomi masih menjadi salah satu yang menarik," imbuh dia.

Terakhir, pemerintah menjanjikan SWF sebagai lembaga yang independen. Juga memiliki tata kelola yang profesional.

"Karena langsung report (SWF) kepada presiden. Kemudian aturannya juga mengikuti standar internasional agar supaya dia menjadi mitra pertama, sehingga investor global yang ingin investasi ke Indonesia mendapat mitra yang dapat dipercaya," tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.