Sukses

LIPI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa 4 Persen di 2021, tapi Ada Syaratnya

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak menuju perbaikan di tahun 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak menuju perbaikan di tahun 2021. Namun perbaikan perekonomian ini bergantung pada kecepatan pemerintah dalam melakukan program vaksinasi secara nasional.

"Kami memiliki keyakinan bahwa pergerakan perekonomian nasional yang sangat tergantung pada vaksin yang ada dan ini perlu jadi perhatian pemerintah," kata Kepala Puslit Ekonomi, LIPI, Agus Eko Nugroho, dalam Media Briefing: Outlook Perekonomian 2021, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

Agus menuturkan, keberadaan vaksin dan program vaksinasi nasional akan mendorong ekspektasi sektor konsumsi. Dia pun membuat beberapa simulasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2021.

Bila tahun depan berjalan tanpa vaksin, maka PDB akan tumbuh di kisaran 1,57 persen sampai 2,07 persen. Bila vaksinasi telah dilakukan sebanyak 30 persen maka pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di kisaran 2,99 persen sampai 3,49 persen.

Bila proses vaksinasi telah mencapai 50 persen pada 2021, maka pertumbuhan PDB diprediksi tumbuh 3,21 persen sampai 3,7 persen. Sedangkan bila proses vaksinasi telah dilakukan 80 persen, maka PDB akan tumbuh di kisaran 3,53 persen sampai 4,09 persen.

"Kalau ini bisa sampai 4 persen ini bisa jadi prestasi," kata Agus.

Tentunya kata Agus kondisi ini akan terjadi bila pergerakan manusia dan ekspektasi konsumsi bergerak signifikan. Meskipun prediksi yang dibuat LIPI menjadi yang terendah dari yang dibuat pemerintah. Maka pemerintah harus tetap memberikan berbagai stimulus kepada masyarakat walau program vaksinasi telah berjalan.

"Karena itu vaksin ekonomi atau kebijakan ekonomi yang kritikal tetap harus diperhatikan," kata dia.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin Covid-19 Belum Jadi Jaminan Ekonomi Indonesia Bangkit

COVID-19 telah menjadi pemicu terjadinya resesi ekonomi Indonesia. Situasi ini menjadi pukulan yang amat berat bagi perekonomian Indonesia utamanya pada triwulan II dan III 2020.

Dalam upaya menjaga kestabilan ekonomi selama pandemi, Indonesia mengandalkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan serta stimulus ekonomi. Upaya ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan mencegah terjadinya lonjakan pengangguran.

Sayangnya, kedua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang menggembirakan. Saat ini, ketersediaan vaksin tampaknya menjadi jalan utama menuju pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi ini.

“Vaksin dianggap mampu membantu pemulihan kondisi psikologis masyarakat sehingga terbentuk ekspektasi rasional yang lebih positif imbas kondisi ketidakpastian yang menurun,” ujar Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Eko Nugroho seperti dikutip, Kamis (17/12/2020).

Kendati begitu, Agus menyebut ketersediaan vaksin tidak serta merta menyelesaikan persoalan ekonomi di tanah air. Karena pada saat yang sama, perekonomian Indonesia tetap dibayangi oleh sejumlah persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan. Seperti persoalan ketahanan pangan, perdagangan internasional, pemberdayaan UMKM, dan lain-lain.

Diagnosa sektoral yang dilakukan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI atas PDB 2020 menunjukan bahwa selama pandemi, kontribusi pertumbuhan beberapa sektor seperti perdagangan besar dan eceran, transpotasi pergudangan, dan penyediaan akomodasi makanan/minuman yang cukup resesif pada kondisi normal, justru menjadi kontributor dominan dalam kontraksi perekonomian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.