Sukses

Bank Dunia Minta Negara G-20 dan China Longgarkan Utang Negara Miskin

Inisiatif Penangguhan Utang Negara G-20 yang dimulai pada bulan Mei hanya memberikan keringanan yang minim.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Bank Dunia David Malpass meminta negara-negara G-20 memperpanjang keringanan utang kepada negara miskin hingga akhir tahun depan. Hedge fund dan China juga diminta ikut berpartisipasi dalam upaya tersebut.

Resesi pada negara berkembang dengan pengecualian China ternyata lebih buruk dari perkiraan. Inisiatif Penangguhan Utang Negara G-20 yang dimulai pada bulan Mei hanya memberikan keringanan yang minim.

"Ini akibat kurangnya partisipasi penuh dari negara Asia dan kreditor swasta," kata Malpass seperti melansir Bloomberg, Selasa (13/10/2020).

Menurut dia, seluruh negara harus melakukan lebih banyak lagi. Di mana, para kreditor komersial seharusnya ikut serta dalam inisiatif itu, seperti perbankan hingga hedge fund.

"Sayangnya, mereka tidak melakukannya, dan bahkan kreditor resmi bilateral tidak sepenuhnya berpartisipasi. Jadi tabungan untuk negara-negara ini, kita berbicara tentang negara-negara termiskin di dunia, mereka masih membayar utang dalam beberapa kasus, dan sehingga menurut saya harus diperpanjang," tegas dia.

Penilaian tersebut dilakukan ketika Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menggelar pertemuan tahunan pekan ini.

Pertemuan berlangsung dalam format virtual karena pandemi Covid-19, yang telah menelan korban lebih dari 1 juta jiwa dan mengakibatkan resesi global.  Kerentanan utang yang meningkat diharapkan menjadi tema utama dalam pertemuan tersebut.

"Beberapa kreditur terkaya di China sampai saat ini masih meminjamkan miliaran uang kepada negara miskin, dan masih mendapatkan bayaran dari utang tersebut," jelas David.

 

 

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lebih Aktif

Selain itu, David juga menyayangkan beberapa kreditur privat maupun komersial dari negara-negara maju untuk tidak terlibat jauh lebih aktif untuk bisa melaksanakan program inisiatif dari Bank Dunia ini.

"Kita harus bisa melaksanakan inisatif ini dengan jauh lebih aktif. "Kita berbicara soal negara-negara termiskin di dunia yang sampai di masa resesi ini, masih membayar utang negara mereka," tegasnya.

Dengan masih tingginya tensi argumen dari banyak pihak, terutama dari kreditur-kreditur terkaya di Cina, David mengharapkan pertemuan rapat besar dengan negara-negara G-20 di waktu lainnya akan menghasilkan solusi dan jawaban terbaik.

"Saya sendiri sangat berharap China, untuk bisa meringankan beban utang kepada negara miskin, sehingga diharapkan ekonomi global kedepannya akan pulih jauh lebih cepat," tambah David.

 

 

3 dari 3 halaman

Catatan Rasio Utang Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.