Sukses

Harga Emas Naik Tipis Menanti Kepastian Pemilihan Presiden AS

Harga emas naik tipis pada hari Kamis

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada hari Kamis karena ketidakpastian tentang pemilihan presiden AS dan taruhan bahwa stimulus baru akan mendorong inflasi mengimbangi peningkatan selera investor untuk aset berisiko.

Dikutip dari CNBC, Jumat (9/10/2020), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 1.889,50 per ounce. Emas berjangka AS menetap 0,2 persen lebih tinggi pada USD 1,895.10.

Sementara ada peningkatan selera risiko yang cukup kuat, dengan dolar yang kuat juga membebani. Ekspektasi inflasi menjaga emas tetap di atas, kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

“Kami tidak mengatakan bahwa akan ada masalah inflasi segera, tetapi kekhawatirannya adalah jika kebijakan berlanjut dan diulangi setelah pemilu, maka kami kemungkinan akan melihat dolar bergerak lebih rendah,” tambah dia.

Membatasi kenaikan harga emas, indeks utama Wall Street naik ke level tertinggi satu bulan karena komentar Presiden AS Donald Trump meningkatkan harapan untuk stimulus fiskal baru, bahkan ketika pemulihan di pasar tenaga kerja berjuang untuk mendapatkan momentum.

Data AS pada Kamis menunjukkan lebih sedikit orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran minggu lalu, tetapi jumlahnya tetap tinggi.

Harga emas masih naik 24 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh stimulus pemerintah dan bank sentral yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Stimulus ini untuk menghidupkan kembali ekonomi karena dipandang sebagai lindung nilai inflasi dan perlindungan yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik.

“Ini (harga emas) akan bergerak lebih tinggi, itu akan menjadi tidak stabil. Itu akan menjadi kenyataan untuk bulan depan menjelang pemilihan, itu akan menjadi benar untuk dua bulan setelah pemilihan," kata Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Emas Pekan Ini Tergantung Kondisi Kesehatan Donald Trump

Ada banyak ketidakpastian di pasar setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif covid-19. Namun, analis tetap bullish pada pergarakan harga emas pekan ini, diluar dari sejumlah hal yang harus diwaspadai.

"Berita Trump mengalahkan segalanya. Data ekonomi, paket stimulus, dan lainnya. Harga emas mundur sedikit. Tapi dengan semua uang di luar sana, logam kuning seharusnya lebih tinggi,” kata Presiden Phoenix Futures and Options LLC Kevin Grady.

Dilansir dari laman Kitco, Senin (5/10/2020), saat ini Grady melihat emas tertahan karena diperdagangkan di sekitar USD 1.900 per ons. Menurutnya, kabar Trump yang positif Covid-19 seharusnya mendorong orang ke arah emas karena meningkatnya ketidakpastian.

Namun karena harga emas saat ini diperdagangkan bersama-sama dengan saham, banyak hal bergantung pada reaksi pasar terhadap perkembangan yang terjadi pekan depan.

"Emas dan saham diperdagangkan bersama-sama. Akan ada banyak ketidakpastian, dan ada risiko investor akan memilih untuk melikuidasi posisi mereka hanya untuk melindungi diri jika terjadi sesuatu yang buruk selama akhir pekan," katanya.

Sementara Direktur Perdagangan Global Kitco, Metals Peter Hug menjelaskan, semua akan tergantung pada perkembangan kasus covid-19 Trump. Di sisi lain, kabar ini juga dinilai akan mempengaruhi upaya pemerintah AS dalam menghimpun stimulus lanjutan.

"Mengingat apa yang kita ketahui tentang Trump, akankah pemerintah dapat mengumpulkan paket stimulus sebelum pemilihan? Pasar membutuhkannya. Jika mereka tidak mendapatkannya, itu bermasalah untuk pasar ekuitas dan logam juga,” kata Hug.

Hug menilai, Partai Republik memiliki peranan yang krusial untuk mendapatkan stimulus guna membantu menstabilkan pasar sebelum pemilihan. “Jika tidak, dengan gelombang kedua datang dan ekonomi melambat, akan ada penurunan,” kata dia.

Hug juga menyebutkan skenario terburuk untuk perdagangan emas pekan depan, melihat dari perkembangan Covid-19 pada Trump. Dimana implikasi yang lebih serius bagi presiden akan menjadi skenario terburuk.

”Ini berpotensi termasuk likuidasi di pasar ekuitas. Orang-orang sudah takut, jadi naluri pertama bisa saja lari ke uang tunai, yang akan merugikan komoditas dan ekuitas. Harga emas bisa diperdagangkan turun hingga USD 1.850, yang merupakan garis yang cukup solid. Jika kita kehilangan itu, kita bisa menguji ke USD 1.800 yang rendah,” jelas Hug.

Sementara skenario terbaiknya adalah, jika Trump memiliki gejala dan keadaannya membaik, atau setidaknya tidak memburuk. Juga, jika paket stimulus disahkan dan pasar ekuitas menjadi stabil.

"Potensi harga emas adalah penutupan di atas USD 1.925 dan kemudian USD 1.975," tambah Hug.

Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam perdagangan pekan depan adalah risalah rapat Federal Reserve bulan September, yang juga akan dirilis pada hari Rabu.

"Ada sedikit prospek kenaikan suku bunga dalam beberapa tahun mendatang dengan pejabat dan titik plot FOMC; diagram menunjukkan itu bisa terjadi pada 2024 sebelum kita melihat kenaikan suku bunga," kata Kepala Ekonom Internasional ING James Knightley.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.