Sukses

Tangani Covid-19 dalam 2 Pekan, Begini Strategi Menko Luhut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menangani kasus pandemi Covid-19 dalam waktu dua pekan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menangani kasus pandemi Covid-19 dalam waktu dua pekan. Pada pelaksanaannya, Luhut memilih mengambil strategi penanganan dari hulu ke hilir.

Dalam hal ini Luhut menggandeng semua pemangku kepentingan untuk mengatasi penyebaran virus yang terus bertambah tiap harinya. Para pemangku kepentingan diperintahkan melakukan kampanye perubahan perilaku di masa pandemi demi menekan jumlah kasus baru.

"Pemerintah bersama dengan berbagai pemangku kepentingan melakukan kampanye perubahan perilaku dan deteksi awal penyebaran Covid-19 serta menggencarkan tracing dan isolasi," kata Luhut dalam siaran persnya, Jakarta, Selasa (29/9).

Dibawah koordinasi Luhut, pemerintah membangun pusat-pusat karantina untuk isolasi masyarakat yang terpapar virus Corona. Khusus pasien tanpa gejala pemerintah menyediakan tempat karantina di sejumlah kota yang kasusnya tertinggi.

"Tempat karantina ini akan tetap menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti peralatan kesehatan dan obat," kata dia.

Strategi hilir yang dilakukan Luhut yakni dengan melakukan pembenahan dalam manajemen perawatan pasien. Langkah ini diambil dalam rangka meningkatkan tingkat kesembuhan dan menurunkan angka penyebaran virus.

“Pada tahap ini kita membenahi manajemen perawatan pasien Covid-19 untuk meningkatkan recovery rate dan menurunkan mortality rate,” kata dia.

Dalam hal ini Luhut menyebut Kementerian Kesehatan telah membuat Protokol Standar Perawatan Pasien Covid 19. Standar ini akan memuat acuan penanganan pasien dari derajat ringan, sedang hingga berat.

Dalam buku panduan tersebut juga telah tercantum alat dan obat yang harus diberikan kepada para pasien Covid 19. “Obat-obatan ini diutamakan berasal dari produksi dalam negeri,” sambung Luhut.

Terpenting, kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan ini, masyarakat akan mendapatkan vaksin. Diperkirakan vaksin tersebut akan masuk ke Indonesia mulai November 2020 hingga Desember 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Minta Bio Farma Gerak Cepat Impor Bahan Baku Obat Covid-19 Remdesivir

Wakil Ketua Komite Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada perusahaan farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma (Persero) mempercepat produksi obat Covid-19. Salah satu obat yang banyak digunakan untuk mengobati pasien positif covid-19 adalah Remdesivir.

"Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyediaan Obat Covid 19 di Jakarta, Minggu (27/9/2020).

Demi kepentingan nasional, Luhut mengatakan Bio Farma sebagai produsen obat harus mengambil langkah cepat dan tepat. Khususnya dalam mendatangkan bahan baku obat untuk pasien Covid-19 seperti Remdesivir.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini mengingatkan strategi yang digunakan harus berlandaskan kepentingan darurat. Dalam keadaan ini dia meminta perusahaan BUMN tersebut untuk bergerak lebih luwes demi kemanusiaan.

"Kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan," kata Luhut tegas.

Menanggapi itu, Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan pihaknya telah memproses izin uji klinis untuk Remdesivir. Dia memastikan bahan baku obat dari China tersebut akan terjaga aspek keamanan dan mutunya.

"Terkait bahan baku dari Tiongkok, kami sudah mencatat dan akan cari jalan yang terbaik dengan tetap menjaga aspek keamanan dan mutu," kata Penny. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.