Sukses

Jeritan Pedagang di Pasar Induk Rau Serang, Jualan Online Tak Bisa Dongkrak Omzet

Dalam kondisi normal, pasar Pasar Induk Rau selalu ramai dengan pembeli dari Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Sepinya konsumen di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang, Banten, dikeluhkan oleh para pedagang. Menurunnya omzet dirasakan sejak masa pandemi Corona Covid-19, ditambah pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai sejak 10 September 2020 hingga dua pekan lamanya.

Dalam kondisi normal, pasar itu selalu ramai dengan pembeli dari Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang sendiri. Bahkan saat tahun ajaran baru, di tengah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring, pedagang seragam sekolah juga ikut terkena dampak sepinya pembeli.

"Kalau tahun ajaran baru normal bisa jual 100 potong sehari. Sekarang kurang dari 50 potong juga susah jualannya, sekarang sehari dua potong juga susah. Nambah jualan sarung kasur, bantal, guling," kata pedagang pakaian sekolah, Amir (24), ditemui di PIR blok C-07, Kota Serang, Kamis (17/09/2020).

Amir yang baru saja menikah dengan istrinya, sudah berjualan seragam sekolah mulai SD hingga SMA selama empat tahun. Pendapatannya pun turun drastis, bahkan pernah berdagang online, namun tak mampu mendongkrak penjualannya.

"Jual seragam sekolah, udah jualan online juga, tapi enggak bisa juga. Harapannya segera membaik musibah ini, vaksinya juga cepat ketemu bisa kita bisa usaha lancar," jelasnya.

Begitupun yang dikeluhkan sepasang suami istri pedagang sayur mayur, bumbu dapur dan sembako. Meski stok nya cukup, namun jualannya turun hingga 90 persen.

Bahkan saat ditemui di lapak dagangannya, sang Suami, Uci (50) sedang tertidur. Istrinya, Aminah (45), sedang mengupasi kulit bawang merah yang sudah mengering.

"Harga biasa, yang beli sepi. Kurang pengunjungnya, turunnya 90 persen, enggak ada orang, hari ini belum ada yang belanja. Pasokan banyak, stabil. Cuman orang nya enggak ada, orang yang beli. Harapannya pengen cepat normal lagi," kata Aminah (45), ditemui dilapak dagangannya, Kamis (17/09/2020).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daya Beli

Keluhan sepinya pedagang juga di alami penjual beras medium hingga premium. Kondisi normal, Hasballah (48) mampu menjual hingga 3 ton beras dalam sehari di toko nya, di Blok I nomor 1, PIR Kota Serang.

Kini dia mengaku berasnya hanya laku 800 kilogram saja seharinya. Harga beras yang di jual pun standar, untuk beras medium harganya Rp mulai dari Rp 9 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium seharga Rp 12.500 per kilogramnya.

"Pasokan bagus, harga bagus stabil, cuma daya beli aja menurun. Kalau dulu sampai 3 ton per hari, sekarang 8 kuintal. Sepinya karena kondisi lingkungan pasar yang amburadul ditambah corona. Itu yang paling mempengaruhi pedagang kios. Kemaren Pemkot bagi-bagi sembako belinya bukan dari pedagang kios, dari pengusaha-pengusaha nya," kata pedagang beras di PIR Kota Serang, Hasballah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.