Sukses

Pertamina Proses Akuisisi Blok Migas di Negara Lain

Saat ini produksi migas Pertamina baru 440 barel per hari.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) sedang mencari sumur migas baru. Sebab saat ini cadangan migas yang dimiliki perusahaan hanya mampu mencukupi kebutuhan energi selama 7 tahun.

"Tren cadangan migas kita saat ini menurun," kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu (26/7/2020).

Nicke mengaku pihaknya sedang dalam proses melakukan akuisisi blok migas di luar negeri. Selain untuk menambah cadangan energi, cara ini digunakan untuk meningkatkan produksi energi.

Saat ini produksi migas Pertamina baru 440 barel per hari. Nicke ingin pada tahun 2026, produksi migas Pertamina bisa 1.200 barel per hari.

"Jadi kita lakukan akuisisi untuk melakukan pencadangan," jelas dia.

Dia melanjutkan prioritas pencarian cadangan baru pertamina pada minyak. Sebab dalam waktu yang sama Pertamina tengah melakukan pembangunan kilang di sejumlah wilayah.

Dalam proses akuisisi ini, Pertamina juga didampingi sejumlah aparat penegak hukum untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan di masa mendatang. Dia ingin niat baik untuk menjaga ketahanan energi negara malah berujung sengketa karena ketidakhati-hatian.

Konsultasi ini pun juga dilakukan intens oleh Nicke dengan para komisaris tiap pekan. Begitu juga dengan Presiden Joko Widodo untuk menghindari perbedaan pandangan dalam proses akuisisi.

"Kita lakukan hati-hati dan gandeng semua pihak," katanya mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Indonesia Harus Punya Kilang Meski Permintaan Minyak Terus Turun

Pembangunan kilang minyak atau Refinery Development Master Plan (RDMP) dinilai tetap penting meskipun dalam kajian Pertamina, permintaan akan minyak akan terus menurun.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan, pembangunan kilang minyak tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mendukung percepatan produksi minyak sesuai dengan target pemerintah mencapai produksi minyak hingga 1 juta barel di tahun 2026 mendatang.

"Banyak yang bertanya kenapa RDMP ini tetap dibangun padahal oil demand akan turun? Jangan lupa, kita bangun kilang sebagian besar itu kita lakukan improvement dari kilang eksisting untuk meningkatkan kualitas produk," jelas Nicke dalam webinar, Minggu (26/7/2020).

Sebagai informasi, saat ini standar bahan bakar Euro 4, yang ramah lingkungan, sedang gencar dicanangkan pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Nicke bilang, kualitas produksi kilang eksisting masih belum memenuhi standar tersebut dan pasokannya juga belum mencukupi permintaan domestik.

"Saat ini, produksi kita masih Euro 2 sebagian besar. Padahal tuntutan dunia dari segi lingkungan itu Euro 4 dan Euro 5," jelas Nicke.

Pembangunan kilang minyak tersebut nantinya akan diintegrasikan dengan petrokimia. Selain peningkatan kualitas kilang eksisting untuk mencapai target 1 juta barel, akuisisi perusahaan minyak dan gas dengan aset besar juga penting dilakukan.

Hal itu dikarenakan reserve to production (RTP) Pertamina saat ini adalah 7 tahun, sehingga jika perusahaan tidak segera mencari cadangan minyak baru atau melakukan akuisisi dengan perusahaan lain, maka cadangan eksisting akan habis dalam 7 tahun.

"Akusisi ini cara cepatnya, jadi langsung mendapatkan peningkatan cadangan dan produksi," jelas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.