Sukses

Kagumi Sapardi Djoko Damono, Sri Mulyani Bicara Pengabdian Lewat Puisi Terbangnya Burung

Sri Mulyani hadir dalam tribute untuk mengenang karya Sapardi yang diselenggarakan Poetry Reading Civitas Akademika Universitas Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ternyata mengagumi sosok maestro sastra yang belum lama ini wafat, Sapardi Djoko Damono. Hal tersebut ditunjukkan lewat unggahan di akun Instagramnya @smwindrawati, dikutip Minggu (26/7/2020).

Saat hadir dalam tribute untuk mengenang karya Sapardi yang diselenggarakan Poetry Reading Civitas Akademika Universitas Indonesia, dirinya memilih salah satu syair bertajuk Terbangnya Burung (1994) untuk dibacakan.

"Bagi Saya, puisi ini memiliki makna yang dalam mengenai pengabdian keikhlasan dan ketulusan, suatu hal yang hanya bisa tercapai apabila manusia telah selesai dengan dirinya sendiri," ujar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, keikhlasan dan ketulusan dalam mengabdi sangat penting di tengah pandemi, terlepas posisi apapun yang sedang dijalani saat ini.

"Di dalam posisi dan peran apapun, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, keikhlasan pengabdian dan ketulusan terasa begitu utama dan penting," tulis Sri Mulyani.

Dirinya mengagumi sosok Sapardi karena sentuhan karyanya yang tidak biasa. Gubahan sang maestro menciptakan interpretasi rasa dan pikiran yang berbeda dari tiap insan.

"Almarhum Bapak Sapardi bukan pujangga biasa. Beliau mampu melahirkan kata-kata dari rasa, kata-kata dari mata, kata-kata dari telinga, kata-kata dari suasana, kata-kata dari kala dan waktu yang tiada teraba," lanjutnya.

Setelah wafatpun, karya Sapardi akan selalu dikenang olehnya.

"Meski telah pergi, sajak dan puisinya yang indah dan abadi akan selalu bersama kita," katanya.

Sebagai informasi, Sapardi Djoko Damono meninggal pada 19 Juli 2020 di usia ke-80 tahun. Almarhum meninggal di EKA Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Dirinya dikenal dengan berbagai karya hitnya, termasuk Yang Fana Adalah Waktu dan Hujan Bulan Juni.

Tonton Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Unggahan Terakhir Sapardi Djoko Damono, tentang Tulisan yang Tengah Digarap

Berpulangnya Sapardi Djoko Damono ke pangkuan Sang Pencipta pada Minggu (19/7/2020), menjadi pukulan bagi penikmat sastra Tanah Air. Unggahan terakhir Sapardi Djoko Damono di Instagram, membuat hati warganet semakin pilu.

Pasalnya, unggahan bertanggal 10 Juni 2020 ini mengenai tulisan yang tengah ia kerjakan. Dalam latar biru polos, tertera nama Sapardi Djoko Damono dan tulisan "novela minuman keras".

Dalam caption, Sapardi Djoko Damono menulis, "(WORK IN PROGRESS) Barngkali hidup adalah doa yang panjang dan sunyi adalah minuman keras. Ia mengangguk, entah kepada siapa."

Unggahan ini langsung dipenuhi dengan ucapan dukacita warganet. Kolom komentar penuh dengan rasa kehilangan atas kepergian penyair "Aku Ingin".

"Selamat jalan eyang, semoga lebih tenang dan bahagia disana ya eyang. terimakasih atas karya karya mu," tulis @sinawasinarate.

"Buku buku eyang di rumahku belum ada satu pun yang ditanda tanganin eyang, kenapa pergi duluan," tutur @cakecurlyy.

"Eyangg selamat jalannn doa menyertaiii," tutur @akuyolann.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.