Sukses

Stimulus AS Gagal Tenangkan Pasar, Harga Emas Turun Hampir 3 Persen

Harga emas di pasar spot turun 2,8 persen menjadi USD 1.485,06 per ounce.

 

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun hampir 3 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena investor melepas logam mulia demi dapat menyimpan uang tunai.

Ini terjadi setelah langkah-langkah stimulus tambahan oleh Amerika Serikat (AS) gagal menenangkan pasar yang dilanda ketakutan yang memuncak tentang penurunan ekonomi dari virus corona.

Dikutip dari CNCB, harga emas di pasar spot turun 2,8 persen menjadi USD 1.485,06 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 2,4 persen menjadi USD 1.488,70.

"Emas terus menderita dari kepanikan risk-off di pasar, diperdagangkan kembali di bawah level USD 1.500 karena S&P futures menyerah pada kenaikan yang didorong oleh stimulus," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Mulia dan Dasar di BMO.

"Likuiditas di sini, seperti di sebagian besar pasar, sangat terganggu dan kami berharap untuk melihat volatilitas yang berkelanjutan," lanjut dia.

Indeks saham Wall Street dan harga minyak terus merosot karena selera investor terhadap aset berisiko tetap lemah di tengah tanda-tanda resesi ekonomi global akibat pandemi virus corona.

Hal lain yang membebani pergerakan harga emas yaitu indeks dolar AS melonjak mendekati level tertinggi tiga tahun. Virus corona yang sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 205 ribu orang dan menewaskan lebih dari 8.200 di seluruh dunia, telah mendatangkan malapetaka di pasar ketika negara-negara di seluruh dunia melakukan penguncian (lockdown) untuk menahan penyebaran tersebut.

Federal Reserve AS pada Selasa kemarin mengatakan akan mengembalikan fasilitas pendanaan yang digunakan selama krisis keuangan 2008 untuk mendapatkan kredit langsung ke bisnis dan rumah tangga di tengah kekhawatiran krisis likuiditas akibat virus.

Pada Rabu, The Trump Administration meminta Kongres untuk menyetujui pembayaran tunai USD 500 miliar kepada pembayar pajak dalam dua putaran yang akan dimulai 6 April.

"Harga emas akan tetap stabil selama beberapa sesi berikutnya karena investor menunggu untuk melihat apakah pemerintahan Trump tidak dapat dengan cepat melewati rencana stimulus besar-besaran," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA.

"Jika kita melihat pengulangan krisis keuangan ketika Kongres tidak efektif dalam bertindak cepat, perebutan uang tunai akan terus berlanjut," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anjlok Lebih dari 12 Persen

Harga emas telah anjlok lebih dari 12 persen atau lebih dari USD 200 sejak melonjak melewati USD 1.700 per ounce minggu lalu karena investor melepas emas batangan dan menukarnya dengan dengan uang tunai serta untuk memenuhi panggilan margin.

Di antara logam mulia lainnya, paladium tergelincir 2,6 persen menjadi USD 1,600.43 per ounce. Sementara platinum turun 9,1 persen menjadi USD 600,84.

“Kami menghadapi guncangan permintaan besar karena penjualan mobil dan kepercayaan konsumen sangat terpukul. Kunci dari pandangan jangka pendek adalah apakah fase likuidasi panjang telah berjalan dengan baik, ”kata Analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Sedangkan harga perak turun 5,8 persen menjadi USD 11,86 setelah jatuh ke level terendah sejak Januari 2009.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.