Sukses

Ingin Ikut Sensus Penduduk Online, Ini Caranya

Masyarakat diimbau untuk mengisi data diri mereka secara mandiri lewat situs web yang disediakan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan segera melakukan sensus penduduk. Namun, berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini BPS akan mencoba melakukan metode input data online.

Dengan metode ini, masyarakat diimbau untuk mengisi data diri mereka secara mandiri lewat situs web yang disediakan. BPS juga sudah membuka sensus online ini sejak 15 Februari 2020, dan berakhir 31 Maret 2020 mendatang.

Untuk Anda yang ingin mencoba melakukan input sensus penduduk online, yuk, simak langkah-langkahnya dengan seksama di bawah ini, sebagaimana dikutip dari poster digital Sensus Penduduk 2020, Senin (17/02/2020):

1. Buka laman web https://sensus.bps.go.id/login. Isi data dan jawab 16 pertanyaan tentang sensus penduduk

2. Isi NIK dan nomor KK sesuai dengan data diri Anda. Klik Cek Keberadaan. Sebelumnya, jika Anda baru pertama kali mengakses sistem ini, jangan lupa buat kata sandi dan pilih pertanyaan keamanan, lalu klik Buat Password.

4. Masukkan password yang telah dibuat, jangan sampai lupa. Klik Masuk.

5. Klik Mulai Mengisi. Kalau bingung, baca panduan awal pengisian form sensus. Pilih bahasa yang sesuai

6. Isi kolom jawaban pertanyaan dengan jujur dan sebenar-benarnya. Ikuti petunjuk dan jangan sampai ada yang terlewat

7. Pastikan seluruh data sudah terisi dan benar lalu klik Kirim

8. Isi alamat e-mail untuk mendapatkan bukti pengisian. Nanti, buktinya akan dikirim lewat email

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BPS Targetkan 23 Persen Penduduk Indonesia Ikut Sensus Penduduk Online

Badan Pusat Statistik (BPS) menargetkan 23 persen penduduk Indonesia berpartisipasi dalam sensus penduduk online. Sensus penduduk online ini berlangsung sejak 15 Februari sampai 31 Maret pukul 23.59 WIB.

Metode anyar ini sengaja dipilih BPS untuk melakukan hajatan besar 10 tahunan. Alasannya untuk mempercepat proses pengolahan data oleh server.

Sebab pendataan manual memiliki resiko lebih tinggi. Selain itu, sistem online merupakan cara menghindari salah data.

"Mencatat kertas, belum tentu catatan rapih dan sebagainya.  Pengolahan datanya jadi lebih lama," kata Sekertaris Umum BPS Adi Lumaksono di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Sabtu (15/2/2020). 

Terkait akurasi data, Adi menyebut kuncinya pada kejujuran masyarakat dalam menjawab setiap pertama. Kejujuran jadi kunci kualitas hasil sensus penduduk.

"Tingkat kesalahan ada di sana (masyarakat)," ujar Adi.

Meski begitu, tak berarti cara lama dengan wawancara lebih baik. Sebaliknya, resiko human eror juga tetap ada. Kemungkinan terjadinya salah data bisa dari masyarakat yang berbohong, atau petugas sensus yang salah melakukan pengisian.

3 dari 3 halaman

Jamin Kerahasiaan

BPS menjamin, sensus online ini akan menjaga kerahasiaan data penduduk. Bisa terlihat dari proses mengisi data diawali dengan mengisi captcha. Kemudian membuat kata sandi dan membatasi tiap NIK hanya bisa mengakses dua kali sistem tersebut.

"Kalau data sudah ada di BPS, kami jamin kerahasiaannya. Kami jamin data individu tidak akan hilang," kata Adi.

Adi memastikan sistem yang dibangun BPS tidak akan dibobol peretas. Pihaknya telah bekerja sama dengan para ahli IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menghalau berbagai kemungkinan buruk yang bakal terjadi. BPS juga melibatkan BSSN untuk melindungi kerahasiaan data 260 juta penduduk Indonesia. Kerja sama juga dilakukan dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Australian Berau Statistics.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.