Sukses

Ani Yudhoyono, Wanita Hebat di Balik Kesuksesan SBY

Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tutup usia di Singapura pada Sabtu, 1 Juni 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti Indonesia. Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tutup usia di Singapura pada Sabtu, 1 Juni 2019.

Ani Yudhoyono telah berjuang melawan kanker darah kurang lebih selama empat bulan. Ibu dari dua putra ini sempat menjalani perawatan intensif di National University Hospital Singapura sejak 2 Februari 2019.

Ani Yudhoyono sebelumnya menjadi ibu negara, sejak SBY menjabat sebagai presiden ke-6 RI pada Oktober 2004. Ia selalu mendampingi SBY dalam menjalankan tugas sebagai presiden. 

Ani Yudhoyono yang lahir di Yogyakarta pada 6 Juli 1952 ini merupakan putri dari seorang prajurit, Sarwo Edhie Wibowo.

Ia anak dari Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Sunarti Sri Hadiyah. Istri dari Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki nama lengkap Kristiani Herrawati ini merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.

Dalam buku biografi Ani Yudhoyono berjudul kepak sayap Putri Prajurit karya Alberthiene Endah ini, nama Kristiani berawal dari kekaguman sang ayah dengan tokoh wayang berkarakter baik Kresna. Sedangkan nama Herrawati dipilih lantaran memiliki makna kekuatan.

Ani Yudhoyono menuturkan, kalau sosok ibunya adalah perempuan dengan kepintaran alami yang sangat mengagumkan.

Ayahnya yang akrab disapa papi memiliki medan juangnya di keprajuritan, sementara itu medan juang ibunya ada di rumah. "Ibu seorang patriot untuk anak-anaknya," ujar dia dalam buku biografi tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sempat Kuliah di Fakultas Kedokteran

Ani Yudhoyono menyelesaikan pendidikan SMA pada 1970. Ia melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah dengan mengambil jurusan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Sebelumnya, ia ingin melanjutkan kuliah kedokteran di Universitas Indonesia tapi tidak lulus. Meski demikian, Ani Yudhoyono tak patah semangat dan melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran UKI.

Ani menceritakan, kalau kuliah di kedokteran bukan sebuah ajang pendidikan yang mudah.

"Hanya orang-orang yang berniat tinggi dan dan memiliki tekad sajalah yang mampu menjalaninya dengan baik," ujar dia.

3 dari 5 halaman

Bertemu SBY pada 1973

Pada tahun ketiga kuliah, ada sesuatu berbeda dalam kehidupan Ani Yudhoyono. Pada 1973, saat liburan kuliah dan berkunjung ke Magelang, Ani bertemu dengan SBY.

Saat itu pada acara peresmian balai untuk pusat kegiatan ekstrakurikuler para taruna. Kemudian pertemuan kedua, saat SBY berkunjung ke rumah dinas Sarwo Edhie Wibowo. Tampaknya pada pertemuan kedua itu membekas bagi Ani Yudhoyono.

Ani menuturkan, kalau SBY sosok yang memperlihatkan sikap takzim, penuh hormat, dan santu dan tenang. Selain itu, tutur katanya juga teratur, terkonsep dan menyampaika kalimat yang begitu dewasa. "Sesuatu kemudian terasa bergetar di hatiku. Taruna itu sangat menarik dalam ketenangannya," tutur dia.

Setelah SBY lulus dari Akabri pada 1973, Ani Yudhoyono dan SBY pun bertunangan. Mereka sempat terpisah ketika Sarwo Edhie Wibowo menjadi Duta Besar di Korea Selatan.Lantaran tugas ayahnya tersebut, ia juga tidak menyelesaikan pendidikan kedokterannya di UKI. Ia pun menyelesaikan kuliah di Universitas Terbuka pada 1998.

Setelah 1,5 tahun di Seoul, Korea Selatan, Ani Yudhoyono kembali ke Jakarta. Kemudian pada 1976, SBY dan Ani Yudhoyono menikah. Setelah menjadi istri tentara, Ani Yudhoyono mendapatkan pesan yang begitu mendalam dari sang ayah.

"Kamu anak duta besar. Tapi sekarang kamu menjadi istri letnan. Maka, berlakulah sebagai istri letnan. Nasihat ini diberikan papi setelah aku menikah dengan SBY,”  ujar Ani seperti dikutip dari buku Kepak Sayap Putri Prajurit.

Sebelumnya, pernikahan SBY dan Ani Yudhoyono ini cukup unik. Hal ini lantaran sang ayah Sarwo Edhie Wibowo mengutarakan ide untuk menggelar acara pernikahan ketiga putrinya bersama-sama.

"Begini anak-anakku.Kalian bertiga sudah cukup umur untuk menikah. Papi juga tahu, kalian sudah punya kekasih yang baik untuk dijadikan suami. Jadi, kenapa tidak diresmikan saja bertiga sekaligus?," ujar ayah Ani Yudhoyono, Sarwo Edhie Wibowo.

Saat itu acara pernikahan ketiga putri Sarwo Edhie Wibowo digelar antara lain Wrahasti Cendrawasih (Mbak Titiek) dan Mastuti Rahayu (Mbak Tuti), serta Ani Yudhoyono.

4 dari 5 halaman

Jadi Istri Tentara

Bagi Ani pesan ayahnya bermakna dalam, ketika memutuskan untuk menjadi seorang istri tentara. Di sisi seorang istri mau berjuang dengan ketegaran, dan ketabahan, seorang prajurit bisa melaksanakan tugasnya dengan tenang.

Adapun pasangan tersebut dikaruniai dua putra yaitu  Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Agus Harimurti lahir pada 1978, dan Edhi Baskoro lahir pada 1980.

Ani menuturkan, dari sang ibu yang juga merupakan istri tentara menjadi teladan bagi dirinya. Hal ini mengingat sebagai istri prajurit dituntut kemampuan untuk berjuang bersama suami.

Dari sang ibu, ada sejumlah pelajaran yang ia ambil. Pelajaran pertama dari ibu yaitu tinggal menetap di kompleks tentara yang sangat sederhana. Pelajaran kedua, Ani juga harus pintar mengatur ekonomi rumah tangga dengan gaji suami yang tidak besar. Pelajaran ketiga, ia juga harus menggenjot diri sebagai pemimpin. Ini lantaran dirinya juga harus membina para istri anak buah SBY.

 

5 dari 5 halaman

Jalani Peran sebagai Ibu Negara

Pada buku biografi Ani Yudhoyono berjudul kepak sayap itu juga menceritakan bagaimana perjalanan Ani Yudhoyono sebagai ibu negara mendampingi SBY pada Oktober 2004.

"Apa yang kurasakan sebagai seorang Ibu Negara? Apa sebenarnya tugas Ibu Negara? Apa yang telah kulakukan sepanjang kusandang gelar itu? Di dalam bangunan istana yang megah aku bergumul dengan harapan, perjuangan, empati, bahagia dan juga ada luka. Menjadi seorang ibu negara, aku harus menelan rasa dengan lengkap, ya manisnya, juga pahitnya,” tutur dia.

Ani menceritakan, kalau selama sebagai ibu negara memang banyak mendapatkan dukungan, semangat dan dorongan. Akan tetapi, ada juga sedikit ancaman, kritikan pedas dan hujatan. Akan tetapi, ia menuturkan, kalau hal itu tidak boleh menganggu emosi karena ada tugas besar.

Sebagai istri presiden, ia juga sempat terlibat dalam sejumlah kegiatan dan organisasi. Salah satunya Ani juga terlibat dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Ia juga aktif sebagai Duta HIV AIDS, Duta asi, dan lainnya.

Meskipun sibuk sebagai ibu negara, Ani Yudhoyono juga memiliki hobi fotografi. Ia menenteng kamera dengan lensa panjang bersama tripod.

Mengutip berita liputan6.com, menjalani hobi fotografi bukan sekadar hobi. Hal itu juga sebagai melepas tekanan dan penyegaran pikiran saat mendampingi SBY.

Ani menikmati dunia fotografi ketika melihat fotografer pribadinya, Anung Anindito memotre.Ani merasa bidikan kamera punya kemampuan hebat dalam menghasilkan foto-foto yang indah sangat berarti.

Ani pun kerap memotre objek flora seperti bunga sebagai bidikan awalnya. Ia juga memotret ketika berjalan-jalan dan sedang pergi bersama SBY.

Selain bunga, Ani juga mengabadikan momen penting dan lucu. Salah satunya ketika pergi ke India, ia berkesempatan hadiri upacara di sana. Ia sempat memotret pasukan yang naik onta.

Tak hanya itu, Ani Yudhoyono juga aktif di media sosial instagram. Ia sering membagikan kegiatannya bersama keluarga dan lainnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.