Sukses

Mau Investasi Sambil Bantu UKM? Di Sini Tempatnya!

Anda bisa berinvestasi sambil memberi bantuan dana untuk UKM di peer-to-peer lending platform, Akseleran.

Liputan6.com, Jakarta Investasi sudah jadi gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Bentuk investasinya pun bermacam-macam, mulai dari deposito, reksa dana, hingga emas. Setiap individu tentu mencari bentuk investasi yang memberikan keuntungan besar dengan risiko rendah.

Nah, kalau Anda baru mau mulai berinvestasi dan sedang mencari jenis investasi yang seperti itu, ada satu investasi yang patut dicoba, nih. Anda bisa bergabung menjadi pemberi pinjaman di Peer-to-Peer (P2P) lending platform, seperti Akseleran. Selain berinvestasi, di platform ini Anda juga dapat membantu para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dobel untung, kan?

Akseleran sendiri merupakan financial technology (fintech) P2P lending platform yang menghubungkan pelaku UKM yang membutuhkan pinjaman dengan pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman bisa siapa saja yang memiliki dana untuk dipinjamkan dan sudah punya KTP, termasuk Anda.

Apabila Anda tertarik untuk berinvestasi atau memperoleh akses permodalan lewat Akseleran, simak obrolan liputan6.com dengan Chief Executive Officer (CEO) dan Co-founder Akseleran, Ivan Tambunan, yuk!

Seperti apa kisah awal berdirinya Akseleran?

Sebelum Akseleran, saya bekerja sebagai transactional banking lawyer di law firm asal Inggris, Allen & Overy. Saya bekerja di Jakarta dan London, mengerjakan syndicated lending transaction untuk pembiayaan skala besar dan leveraged finance. Jadi, background-nya memang transactional banking.

Lalu, saya S2 di Queen Mary University of London pada 2013 dan membuat tesis tentang crowdfunding. Waktu itu, belum ada P2P lending platform di Indonesia. Nah, saya melihat bahwa ada peluang untuk mendirikan fintech di Indonesia karena fintech sudah ada di seluruh dunia.

Saya kembali ke Indonesia pada 2015 dan langsung punya cita-cita untuk bikin fintech platform. Sebab, faktanya di Indonesia memang ada funding debt yang dialami oleh pelaku UKM dan belum terlayani dengan baik. Saya pun melihat ada kesempatan bagus untuk membantu para UKM tersebut.

Pada 2016, saya mengobrol bareng para co-founders dan memutuskan untuk membuat sebuah fintech bersama. Co-foundersnya ada empat, yaitu Christopher Gultom, Mikhail Tambunan, dan Rassel Pratomo. Akhirnya, Akseleran di-launch pada Maret 2017 dengan konsep equity crowdfunding.

Namun, tanpa kami sadari ternyata pasar Indonesia belum siap dengan equity crowdfunding. Alhasil, selama enam bulan, kami salurkan dana kurang dari Rp 2 miliar. Akhirnya, setelah dua bulan kami putuskan untuk pivot jadi peer-to-peer lending dan re-launch pada Oktober 2017. Efeknya langsung terlihat, selama tiga bulan kami salurkan Rp 13 miliar. Sampai akhir Desember 2018, kami salurkan Rp 210 miliar. Sekarang per bulan kami salurkan Rp 55 miliar.

Apa kelebihan Akseleran dibandingkan peer-to-peer lending platform lain?

Untuk UKM, Akseleran itu paling fleksibel. Mau invoice financing? Akseleran sediakan, cuma modal invoice. Enggak punya invoice, tapi punya PO, SPK, atau kontrak, bisa pakai layanan receivables financing. Kebanyakan lending platform lain, sekarang  fokusnya di invoice financing tapi basisnya hanya invoice. Mereka tidak terima PO, SPK, atau kontrak. Kalau pun mereka terima, sangat selektif.  Nah, kalau di Akseleran fleksibel, meskipun kami tetap mengutamakan credit assessment. Selain itu, pelaku UKM punya usaha retail atau butuh wording capital untu beli stok? Bisa juga di Akseleran. Atau, mau beli mesin peralatan? Bisa juga di kami.

Buat pemberi pinjaman, Akseleran menyediakan bunga lebih tinggi, yaitu 18 - 21 per tahun. Walaupun begitu, risikonya rendah. Non-performing loan kami kecil, konsisten di bawah satu persen. Selain itu, pinjaman di Akseleran ada agunannya, sedangkan di P2P lending platform lain biasanya tanpa agunan. Nah menariknya, seharusnya kalau bunga tinggi, risiko juga tinggi. Di Akseleran, bunga tinggi risiko rendah.

Selain itu, User Interface (UI) dan User Experience (UX) aplikasi Akseleran superior. Hal ini terlihat dari jumlah installment aplikasi kami nomor satu di antara P2P UKM lain yang size perusahaannya sama.

Bagaimana cara Akseleran menjaga kepercayaan pengguna?

Kami transparan, selalu memberi tahu ke pelanggan kalau ada risiko gagal bayar. Kami juga menampilkan identitas usaha yang mau diberikan pinjaman dan agunannya. Jadi, secara hukum kami memang pinjaman beragunan. Selain itu, kami juga selalu menjaga kualitas aset.

Apa keuntungan Akseleran untuk pemberi pinjaman?

Pemberi pinjaman dapat melakukan investasi di sini. Sebagian besar orang Indonesia, 80 persen lebih, menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan dan deposito. Padahal, tabungan dan deposito hanya memberikan bunga sebesar 1 - 2 persen dalam setahun. Nah, kalau berinvestas di Akseleran, bisa mendapatkan bunga 18 - 21 persen setahun.

Masyarakat biasanya malas melakukan investasi karena dianggap ribet, modalnya harus besar dan harus pergi ke sekuritas. Investasi di Akseleran, benar-benar gampang. Bisa langsung daftar di aplikasi atau situs web. Cukup dengan dana minimal Rp 100 ribu dan bisa top-up dari bank mana saja.

Pemberi pinjaman bisa memberi pinjaman secara manual dengan memilih sendiri UKM yang mau diberi pinjaman. Mereka bisa melihat profil perusahaan, riwayat keuangan, agunan, dan histori peminjaman setiap UKM. Kalau malas memilih manual, pemberi pinjaman bisa menggunakan fitur auto lending. Pemberi pinjaman tinggal menentukan mau memberi pinjaman seperti apa, tenornya berapa, bunga berapa, dan rating UKM. Nanti setiap ada pinjaman yang match akan otomatis ke-lend. 

Saat ini, pemberi pinjaman di Akseleran sudah 85 ribu orang, dari Aceh sampai Papua. Sebagian besar usianya 26 - 45 tahun. Repeat transaction pemberi pinjaman ini mencapai 85 persen.

Lalu, apa keuntungan fintech ini untuk UKM?

Visi kami adalah 'Inklusi Keuangan Jadi Realitas', baik dari sisi peminjam maupun orang yang mau investasi. Kami menyediakan empat produk pinjaman untuk UKM. Pertama, pinjaman Invoice dan Receivables Financing. Pada dasarnya ini merupakan pinjaman modal kerja dengan tenor singkat, sekitar tiga hingga enam bulan. Agunannya tagihan, baik dari invoice maupun pre-invoice seperti PO, SPK, atau kontrak. Sejauh ini, jenis pinjaman ini paling laku dengan 85 persen pengguna.

Kedua, ada Inventory Financing yang cocok untuk perusahaan retail. Tenornya juga sekitar tiga sampai enam bulan dengan agunan stok dagang.

Ketiga, Capex Financing untuk UKM yang mau beli mesin peralatan. Agunannya mesin yang mau dibeli dengan tenor hingga setahun. Untuk ketiga layanan ini, bunganya 18 - 21 persen per tahun, jadi 1,5 sampai 1,75 persen per bulan. Metode asesmen kreditnya menggunakan laporan keuangan atau rekening koran.

Terakhir, ada Online Merchant Financing untuk pelaku UKM yang jualan online di platform partner kami, yaitu BukaLapak dan Tokopedia. Layanan ini bunganya  sedikit lebih besar, yaitu 24-30 persen karena cara asesmennya beda. Kami meihat kemampuan bayarnya dari riwayat transaksinya.

Sampai sekarang, Akseleran sudah menyalurkan 800 pinjaman untuk UKM dengan repeat transaction 75 persen.

Kalau mau menggunakan layanan Akseleran, silakan install aplikasinya di Play Store atau App Store. Atau, bukan situs webnya di sini.

 

 

(Adv)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini