Sukses

PLN Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Jaringan Listrik Pintar

PLN dan TGS France telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) berjangka waktu dua tahun.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan Prancis, Think Smart Grid (TSG) France untuk mengembangkan jaringan listrik pintar (Smart Grid) di sistem Sulawesi dan Smart Micro Grid di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty mengatakan, PLN dan TGS France telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) berjangka waktu dua tahun. Hal  ini menandai keseriusan PLN dalam meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). 

"MoU ini salah satu langkah konkrit PLN dalam keberpihakan kepada EBT, " kata Syofvi, di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Syofvi menuturkan, studi ini akan didanai oleh pemerintah Prancis, dan untuk sistem Sulawesi akan dibahas secara detail jaringan listrik terintegrasi dengan  EBT (Renewable Energy Grid Integration).

"Pengembangan energi baru terbarukan terus kami lakukan guna memenuhi target 23 persen pada tahun 2025," tutur dia. 

Tugas PLN dalam MoU ini adalah menyediakan data, lokasi studi, Tim Pendampingan dan Capacity Building dengan mengirimkan engineer untuk studi smart grid di Prancis.

TSG adalah organisasi nonprofit yang concern dalam Pengembangan Smart Grid. Anggotanya adalah industri Ketenagalistrikan, akademisi, pemerintah dan perusahaan listrik yang ada di Eropa.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengembangan Energi Terbarukan Harus Diikuti Teknologi Smart Grid

Sebelumnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memandang jaringan listrik Indonesia perlu menerapkan industri 4.0, dengan menggunakan jaringan pintar (smart grid) untuk mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Peneliti Pusat Ekonomi LIPI Maxensiun Tri Sambodo mengatakan, ‎listrik yang dihasilkan pembangkit EBT fluktuasi, sehingga membutuhkan jaringan yang merespons cepat untuk mengatur pasokan dari pembangkit lain. Hal ini dapat dipenuhi dengan menggunakan smart grid.

"Karea EBT nature fluktuasi, manajemen ini membutuhkan smart grid teknologi," kata ‎Max, di Kantor LIPI, Jakarta, Jumat 1 Maret 2019.

Dengan menggunakan smart grid pasokan listrik Indonesia bisa jauh lebih stabil karena pengaturannya secara otomatis, sedangkan saat saat ini jaringan listrik‎ masih konvensional yang membutuhkan waktu lama untuk mengalihkan sumber pasokan listrik.

"Saat ini juga kita sudah punya skada, tapi itu industri 1.0. sektor listrik yang didirong membuat smart grid," tutur dia.

Max mengungkapkan, pemerintah perlu membuat peta jalan untuk penerapan‎ smart grid di Indonesia, termasuk penyediaan investasinya. Dia mengakui, saat biaya yang dibutuhkan untuk membangun smart grid.

"‎Maka kita perlu banyak support, invest awal memang tinggi, tapi lambat laun kita bisa EBT semakin baik, jadi kita tinggal pilih, kita milih murah sekarang tapi kayak gini terus, tapi mahal sedikit tapi lebih baik ke depannya," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.