Sukses

Defisit Transaksi Berjalan Bakal Capai 2,5 Persen pada 2018

Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk menekan defisit transaksi berjalan pada 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro prediksi, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) Indonesia sepanjang 2018 akan berada di kisaran 2,5 persen.

Angka ini lebih kecil dibandingkan kumulatif CAD sejak awal tahun hingga kuartal III-2018 sebesar 2,86 persen.

"Harusnya bisa 2 sampai 2,5 persen tingkat CAD barangkali masih manageable ya buat Indonesia," kata dia saat ditemui di Hotel Senayan, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Bambang mengatakan, angka tersebut dipatok mengingat berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya pengurangan impor sudah dilakukan.

Salah satunya yakni melalui implementasi biodisel atau B20. Di samping itu, pemerintah telah menangkap berbagai peluang dari adanya perang dagang. Yakni dengan melakukan ekspor ke sejumlah negara-negara yang berdampak perang dagang. 

"Intinya harus mulai ini mulai meninggalkan ketergantungan pada komoditas (impor) ya, harus lebih promot produk-produkk manufaktur," tutur dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya prediksi current account defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2018 akan berada di bawah 3 persen. Ini disebabkan oleh berbagai kebijakan, seperti penerapan B20 dan kebijakan PPh komoditas impor.

"Kami masih melihat untuk keseluruhan tahun 2018 kami masih memperkirakan defisit current account masih di bawah 3 persen dari PDB," kata dia, dalam konferensi pers, di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investasi Melambat, Defisit Transaksi Berjalan Masih di Level 3 Persen

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih akan berada di level 3 persen pada tahun 2019.

"Current account deficit (CAD) saya pikir itu masih di level 2,5 persen sampai 3 persen belum akan membaik." ungkapnya seperti dikutip dari merdeka.com, Selasa 1 Januari 2019.

Hal tersebut dikarenakan kinerja neraca perdagangan yang masih mengalami defisit di tahun 2019. "Karena itu tadi permasalahan di neraca perdagangan kita yang tahun depan diperkirakan masih defisit," ujar dia.

Meski demikian, Faisal melihat bahwa akan terjadi penurunan defisit neraca perdagangan di 2019. Sayangnya, hal tersebut belum mampu menekan defisit transaksi berjalan.

"Walaupun di tahun depan nilai defisit (neraca perdagangan) akan sedikit menurun. Yang jelas tekanan terhadap current account karena defisit perdagangan tadi masih tetap besar di tahun depan," kata dia.

Sementara untuk kinerja investasi, CORE memprediksi akan terjadi perlambatan laju investasi di tahun 2019. Salah satu penyebab yakni perhelatan Pemilu 2019.

"Ada beberapa faktor domestik seperti penyelenggaraan Pilpres, tahun politik itu biasanya berdampak pertumbuhan investasi yang ada, sedikit melambat," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.