Sukses

Strategi Pengusaha Atasi Tekanan Rupiah terhadap Dolar AS

Pengusaha teknologi informasi khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha teknologi informasi khawatir terhadap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu lantaran sebagian bahan baku yang dipakai pada produk teknologi informasi (TI) masih impor.

"Memang sekarang naik (dolar) loncatnya di Rp 15 ribu lebih. Jadi memang biasanya sampai hari ini teman-teman gelisah yak," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), Soegiharto Santoso saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/10/2018).

Soegiharto menyebut, meski dampak rupiah melemah banyak dikeluhkan pelaku industri, tetapi belum menaikkan harga jual produk kepada konsumen.

Ia menuturkan, para pelaku industri masih menahan diri agar permintaan pasar tidak kabur. "Paling tidak berasa satu bulan atau dua bulan tergantung persediaan kita. Artinya tidak serta merta dolar AS naik kita ikut naik. seperti lalu kita ada penyesuaian juga. Atau dipaketin kalau naik diberikan insentif apa secara harga akan lebih mencapai sama. Itu hal-hal yang disiasatin. Namun, kalau naik terus mau tidak mau naik," kata dia. 

Soegiharto menambahkan, untuk meredam penguatan mata uang negeri Paman Sam tersebut, sebaiknya tidak bergantung pada dolar AS. Transaksi pembelian, bisa disiasati dengan mengkonversikan mata uang asal negara tujuan importir tersebut.

"Tapi tadi kita mencermatinya belanjanya dengan mata uang negaranya, misalkan ke China gunakan mata uang China dan ke Taiwan begitu juga. Itu akan kita coba jalanin," ujar dia.

Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak fluktuatif di perdagangan Selasa 9 Oktober 2018.

Rupiah dibuka di level Rp 15.223 atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 15.217 per USD. Mengutip data Bloomberg, rupiah terus menunjukkan pelemahannya usai pembukaan hingga ke level 15.240 per USD. Namun, kembali menguat dan saat ini berada di level Rp 15.228 per USD.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus BI Hadapi Rupiah Tembus 15.100 per Dolar AS

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga di atas level 15 ribu dalam dua hari ini. Angka ini jauh melampaui target pemerintah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk mengendalikan depresiasi nilai tukar rupiah. Salah satunya dengan melakukan penetrasi di pasar valuta asing (valas).

"Satu, kita terus berada di pasar tidak hanya memantau tapi langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan sesuai dengan mekanisme pasar. Menjaga agar suplai demand bergerak secara baik di pasar valas," kata Perry saat ditemui di Komples Masjid BI, Jakarta, Jumat 5 Oktober 2018.

Kemudian, langkah kedua, BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di Indonesia. 

"Kedua tentu saja berkomuniaksi dengan para pelaku dengan perbankan, sektor riil termasuk komunkaksi dengan eksportir maupun para importir kalangan pengusaha. Sejauh ini suplai demand berjalan baik. Apresiasi kepasa pengusaha yang sama-sama menyuplai valasnya juga perbankan menjaga mekanisme pasar," kata Perry.

Selanjutnya, instrumen kebijakan BI baru mengenai transaksi pasar Non Deliverable Forward (DNDF) di dalam negeri atau Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) yang diluncurkan seminggu lalu. Ini diharapkan untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

"Tiga tentu saja mempercepat persiapan teknis berlakunya domestik NDF. Secara ketentuan sudah berlaku tetapi teknis operasional perlu ada persiapannya," ujar dia.

Terakhir, kata Perry, dengan mendorong beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan.

"Koordinasi dengan Bapak Menko (Darmin Nasution) lbu Menkeu (Sri Mulyani Indrawati, Ketua OJK (Wimboh) terus diperkuat langkah lanjutan penurunan defisit. Tentu sjaa pada waktunya akan kita komunikasikan," ujar dia.

Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia atau Jisdor, Jumat, 5 Oktober 2018, nilai tukar rupiah sentuh posisi 15.182 per dolar AS. Rupiah melemah dari posisi kemarin di 15.133 per dolar AS.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.