Sukses

Saham Teknologi Jadi Penopang Penguatan S&P 500

Saham perusahaan pembuat chip Nvidia naik hampir 2 persen dan saham perusahaan Advanced Micro Devices naik 6,5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - S&P 500 yang merupakan indeks acuan bursa saham di Amerika Serikat (AS) kembali membukukan penguatan pada penutupan perdagangan Jumat karena kenaikan saham-saham perusahaan teknologi terutama pembuat chip.

Namun kenaikan tersebut terbatas karena pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan menaikkan tarif hingga USD 200 miliar terhadap barang-barang dari China.

Mengutip CNBC, Sabtu (15/9/2018), S&P 500 ditutup naik 0,03 persen menuju 2.904,98 yang didukung oleh sektor teknologi. Saham perusahaan pembuat chip Nvidia naik hampir 2 persen. Saham perusahaan Advanced Micro Devices juga naik 6,5 persen.

Selain perusahaan teknologi, saham-saham di sektor finansial juga mendorong S&P 500. Sektor tersebut naiak 0,7 persen karena imbal hasil obligasi 10 tahun mencapai 3 persen. Hal ini merupakan pertamakalinya sejak 2 agustus kemarin.

Saham Morgan Stanley naik hampir 1 persen, sementara Goldman Sachs dan Bank of America masing-masing naik 0,4 persen dan 0,8 persen.

Untuk indeks acuan Dow Jones Industrial Average ditutup naik 8,68 poin ke 26.154,67. Sementara Nasdaq Composite tergelincir 0,1 persen menjadi 8.010,04.

"Absennya berita negatif di pasar menjadi salah satu alasan kenaikan bursa saham AS," jelas Kepala Investasi Personal Capital, Craig Birk.

"Saya melihat negosiasi antara AS dengan China akan memakan beberapa waktu sehingga sentimen tersebut sedikit dikesampingkan oleh investor," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagaangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya, bursa saham AS juga menguat. Saham Apple memimpin penguatan di sektor saham teknologi. Ini mendorong tiga indeks saham utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Selain itu, perang dagang mereda usai China terbuka untuk kembali bernegosiasi dengan AS. 

Sejumlah sentimen pengaruhi wall street. Salah satu negosiasi perang dagang. Waktu untuk melakukan negosiasi baru antara AS dan China belum jelas.

Akan tetapi, Presiden AS Donald Trump menuturkan, pihaknya tidak memiliki tekanan untuk buat kesepakatan dengan China. Pemerintahan Trump mengundang China untuk kembali negosiasi mesk AS bersiap menerapkan tarif impor barang China senilai USD 200 miliar.

"Saham naik sejak kemarin ketika investor mendapatkan pernyataan dari pemerintahan Trump mengenai pembicaraan sektor perdagangan dengan China," ujar Burns McKinney, Portfolio Manager, Allianz Global Investors, seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat 14/ September 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.