Sukses

Awal Pekan, Harga Sayuran Terpantau Stabil di Pasar Mampang

Kestabilan harga sayuran terjadi karena pasokan yang mencukupi.

Liputan6.com, Jakarta Harga sayuran di pasar tradisional Mampang, Jakarta Selatan, terpantau stabil. Hal ini terjadi karena pasokan mencukupi.

Hatun (37), pedagang sayuran di Pasar Mampang, Jakarta Selatan, mengatakan, sejak pekan lalu, harga sayuran memang stabil. Jika pun naik atau turun tidak lebih dari Rp 1.000 per kilogram (kg).

"Harga lagi stabil. Terutama untuk cabai rawit merah yang banyak dicari orang. Ya kalau naik enggak lebih dari Rp 1.000. Wajarlah, kalau yang (kualitasnya) bagus-bagus," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Dia mengungkapkan, cabai rawit merah saat ini berada di kisaran Rp 35 ribu per kg. Adapun rawit hijau lebih murah, yaitu Rp 30 ribu per kg. Untuk cabai merah besar Rp 36 ribu per kg dan cabai merah keriting Rp 35 ribu per kg.

Untuk bawang merah dan bawah putih terpantau stabil di harga Rp 25 ribu per kg. Demikian juga dengan kentang dan wortel yang dibanderol Rp 13 ribu dan Rp 10 ribu per kg.

Hatun menyatakan, kestabilan harga sayuran lantaran pasokan dari Pasar Induk Kramat Jati yang mencukupi. Selain itu, kondisi cuaca juga mendukung distribusi sayuran dari lokasi pertanian ke Ibu Kota.

"Dari Pasar Induk kayanya banyak jadi cukup buat ke pasar-pasar di Jabodetabek. Kalau pasokannya sulit, biasanya langsung naik, kaya cabai. Tapi ini cukup," tandas dia.

Berikut daftar harga komoditas sayuran di pasar tradisional berdasarkan pantauan Liputan6.com.

- Cabai rawit merah Rp 35 ribu per kg‎

- Cabai merah besar Rp 36 ribu per kg

- Cabai rawit hijau Rp 30 ribu per kg

- Cabai merah keriting Rp 35 ribu per kg

- Bawang merah Rp 25 ribu per kg

- Wortel Rp 10 ribu per kg‎

- ‎Timun Rp 8.000 per kg

- Kol Rp 8.000 per kg

- Tomat Rp 10 ribu per kg

- Kentang Rp 13 ribu per kg

- Bawang putih Rp 25 ribu pe‎r kg

- Sawi Rp 10 ribu per kg

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Telur Ayam Jadi Penyebab Deflasi pada Agustus 2018

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada Indeks Harga Konsumen )IHK) Agustus 2018 mengalami deflasi 0,05 persen. Deflasi ini merupakan pertama di 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi ini salah satunya disebabkan oleh penurunan harga telur ayam. Dari pantauan BPS, pada Agustus terjadi penurunan harga telur ayam di 65 kota Indeks Harga Konsumen (IHK).

‎"Komoditas yang dominan memberikan deflasi Agustus 2018 yaitu telur ayam, ada penurunan harga telur ayam terjadi di 62 kota IHK, sehingga andil telur ayam ras terhadap deflasi sebesar 0,06 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/9/2018).

Selain telur ayam, sejumlah komoditas yang juga menyumbang deflasi yaitu bawang merah sebesar 0,05 peren. Kemudian daging ayam ras, bayam, cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02 persen.

Adapun ikan segar, jengkol, kangkung, kentang, sawi hijau, tomat sayur, jeruk dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara komoditas yang menyumbang inflasi di Agustus 2018 yaitu ketimun sebesar 0,01 persen, subkelompok makanan jadi sebesar 0,35 persen, subkelompok minuman tidak beralkohol sebesar 0,08 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,62 persen.

"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yaitu nasi dengan lauk, rokok keretek dan rokok filter masing-masing sebesar 0,01 persen," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.