Sukses

Proses IPO Bank Sumsel Babel Masih Menunggu Izin OJK

Melepas saham di BEI bisa mendorong Bank Sumsel Babel untuk bisa lebih trasnparan dan memiliki tata kelola yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendukung rencana PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) untuk melalukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menjelaskan, melepas saham di BEI bisa mendorong Bank Sumsel Babel untuk bisa lebih trasnparan dan memiliki tata kelola yang baik seperti perusahaan-perusahaan terbuka lainnya.

"Ya, kita sambut baik dengan strategi investasi keuangan di Indonesia ini. Kalau bank tidak berubah sikap atau membuat strategi investasi yang baik, dia akan tertinggal," tuturnya di Gedung (BEI), Jumat (20/7/2018).

Terkait kapan realisasi rencana IPO Bank Sumsel Babel, Erzaldi menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menunggu proses yang sedang berlangsung di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Persiapanya saya kurang tahu detail, tapi laporan itu pernah disampaikan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kemarin. Lagi proses, kita berharap cepat. Tergantung proses OJK," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja Bank Sumsel Babel

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil menargetkan, laba serseroan mencapai Rp 427 miliar pada tahun ini. Angka tersebut naik 4,15 persen dibandingkan perolehan laba 2017 sebesar Rp 410 miliar.

Target itu dianggap cukup realistis mengingat pada tahun lalu perseroan telah melakukan pembenahan internal secara signifikan, di antaranya peningkatan kemampuan teknologi informasi dan ekspansi bisnis.

Seperti yang terungkap dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2018, Bank Sumsel Babel, menargetkan aset sebesar Rp 23,96 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp 18,55 triliun, kredit Rp 14,92 triliun, dan laba Rp 427 miliar.

Adapun strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut diantaranya fokus pada peningkatan layanan dan pemanfaatan digital banking. Selain itu, Perseroan akan ekspansi ke kredit produktif, yakni kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit UMKM.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.