Sukses

Kemendag Optimistis Impor Beras Dapat Turunkan Harga

Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan izin impor 500 ribu ton beras jilid II. Izin tersebut diberikan kepada Perum Bulog.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan izin impor 500 ribu ton beras jilid II. Izin tersebut diberikan kepada Perum Bulog.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan mengatakan, pihaknya optimistis impor beras dapat berdampak pada penguatan stok dan stabilisasi harga beras di pasaran.

"Harus yakin (bisa menurunkan harga). Kami memonitor, tim sampai satgas pangan ke pasar untuk lihat hasilnya bagaimana," ujar dia ketika ditemui, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Oke mengatakan, pihaknya pun telah mengantongi rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian. "(Keputusan impor beras dibahas saat) Rakor ya jadi semua pihak (termasuk Kementan) ada di situ," ujar Oke.

Dia mengatakan, izin impor pun telah dilayangkan ke Bulog. Terkait proses impor, termasuk dari negara mana saja impor beras dilakukan, sepenuhnya wewenang Bulog.

"(Izin impor beras) sudah sampai di mereka (Bulog). Realisasi kapan tanya Bulog. Sebelum bulan Juli harus sudah selesai. Persetujuan impornya dibatasi sampai akhir bulan Juli. Ada dari Myanmar. Soal dari mananya terserah Bulog," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Pemerintah Impor Beras Jilid II

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan izin impor beras jilid kedua pada tahun ini kepada Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 500 ribu ton.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, izin impor kedua tersebut diberikan dalam rangka stabilisasi harga beras di pasar.

"Jangan tanya (dapat menjaga pasokan beras) berapa lama. Kita lihat harga beras sudah turun belum. Artinya yang medium itu masih Rp 10.500, padahal HET (harga eceran tertinggi) Rp 9.450," ungkapnya ketika ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 16 Mei 2018.

Darmin menegaskan, kedatangan beras 500 ribu ton beras impor jilid dua tersebut tidak akan mengganggu produksi beras dalam negeri dari panen raya.

"Panen itu September-Oktober. Kemarin (impor 500 ribu ton beras yang pertama) ini waktu datang bulan April enggak ada apa-apa," mantan Gubernur Bank Indonesia ini menjelaskan.

"Makanya kita perhatikan seperti apa perkembangan harga beras, seperti apa perkembangan produksi, kita tidak akan lakukan itu, kalau itu akan membuat harga jatuh terlalu jauh," tutur Darmin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini