Sukses

Antam Percepat Pembangunan Smelter

Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel di Halmahera Timur untuk mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel.

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) mendorong percepatan proyek hilirisasi mineral. Saat ini BUMN tersebut tengah mengembangkan 2 proyek strategis yakni Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) dan Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Aprilandi H Setia mengatakan, proyek hilirisasi pertama yang dibangun Antam adalah Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH).

Saat ini sedang memasuki tahap konstruksi dan realisasi telah mencapai 55 persen dan direncanakan konstruksi pabrik tersebut akan selesai pada akhir tahun 2018.

Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1), akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50 persen dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini.

Saat ini kapasitas produksi feronikel Antam sebesar 27.000 TNi, sehingga jika P3FH selesai akan menjadi 40.500 TNi per tahun.

"Sementara nilai investasi dari proyek ini diproyeksi mencapai Rp 3,5 triliun," kata ‎Apriliandi, di Pomala, Rabu (9/5/2018).

Aprilandi mengungkapkan, keberadaan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel di Halmahera Timur ini juga turut mendukung program pembangunan industri dasar logam stainless steel, serta mendorong hilirisasi di Tanah Air‎. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sinergi

Sementara untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery merupakan sinergi Holding Industri Pertambangan. Aprilandi mengungkapkan, saat ini peroyek tersebut telah memasuki tahap finalisasi kajian Bankable Feasibility Study (BFS) dengan pihal terkait.

Proyek SGAR ini merupakan proyek bekerjasama dengan PT Inalum (Persero). Smelter Grade Alumina merupakan bahan baku pabrik alumunium.

Proyek ini dapat mengolah cadangan bauksit yang dimiliki Antam dan Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dan pasokan bahan baku aluminium dari tambang bauksit dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina sekaligus menghemat devisa.

Proyek ini dilakukan secara bertahap dengan kapasitas tahap pertama sebesar 1 juta ton SGA per tahun. Sedangkan 1 juta ton alumina tahap kedua akan dibangun setelah tahap pertama berhasil. Alumina yang dihasilkan diharapkan akan memenuhi kebutuhan bahan baku INALUM yang saat ini masih diimpor.

‎Menurutnya, penyelesaian proyek hilirisasi Antam akan didorong oleh posisi keuangan Antam pada kuartal I tahun 2018 yang cukup solid yang tercermin dalam nilai kas dan setara kas perseroan tercatat sebesar Rp 6,07 triliun.

“Dengan posisis kas yang cukup dan kinerja keuangan perseroan yang positif di kuartal I, kami optimis proyek kami bisa selesai tepat waktu dan mampu mendorong peningkatan kinerja keuangan perseroan. Saat ini, pengembangan proyek masih berjalan on track,” tutur Aprilandi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.