Sukses

Alfamart dan Indomaret Siap Merangsek ke Pondok Pesantren

Santri di pondok pesantren akan dididik untuk menjadi wirausaha dengan membuka toko ritel, seperti Alfamart dan Indomaret.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita menyatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan 10 toko retail pertama di lingkungan pesantren pada Mei ini. Hal tersebut sebagai salah satu wujud kerja sama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam meningkatkan ekonomi umat melalui penguatan peran toko ritel di lingkungan pondok pesantren seluruh Indonesia.

"Kami pun segera melakukan pembicaraan antara HIPMI dengan APRINDO yang akan merealisasikan dan Insya Allah akan dilakukan peresmian pertama pada Mei. Kita sedang tunggu jadwal Presiden untuk bisa meresmikan 10 toko ritel di pesantren," ujar Enggartiasto di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (9/4/2018).

HIPMI beserta APRINDO nantinya akan bersama-sama memberikan pelatihan kepada toko ritel di lingkungan pesantren berupa pendidikan vokasi kepada santri sebelum terjun membuka toko ritel. Beberapa toko ritel modern yang akan disertakan dalam hal ini adalah Alfamart dan Indomaret.

"Ada hal lagi yang lebih penting, mengenai pendidikannya. Jadi, Alfamart memiliki sekolah, kemudian Indomaret juga memiliki. Hampir toko ritel modern sebelum mereka diterjunkan melakukan vocational training. Alfamart yang paling maju, ada sekolahnya," jelasnya.

"Buka toko saja mudah, tapi banyak sekali ilmu yang lain yang tidak diketahui oleh kita. Bagaimana lighting, penempatan barang, menggoda orang untuk belanja lagi. Banyak lagi cara seperti itu," tambahnya.

Enggartiasto menambahkan, toko ritel di lokasi pesantren nantinya tidak perlu membayarkan franchise fee kepada toko ritel modern. Sebab, hal ini telah memberikan untung kepada toko ritel modern melalui perluasan pasar.

"Mereka tidak membayar franchise fee baik ke Alfamart atau Indomaret. Bahkan mereka membantu bukan hanya sistem, tapi semua hal. Benefitnya, memperluas pasar. Sebab, jangan pernah kita mengambil satu langkah yang hanya memeras tapi tidak ada keberlangsungan," jelasnya.

 

Reporter : Anggun P. Situmorang

Sumber : Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ramayana Buka Gerai Baru di Tengah Lesunya Bisnis Ritel

Meski bisnis ritel tengah lesu, namun tidak menghentikan langkah pelaku usaha di bisnis ini untuk terus melakukan ekspansi. Salah satunya yang dilakukan oleh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.

Perusahaan dengan kode emiten RALS ini membuka gerai baru di Cityplaza, Jatinegara, Jakarta Timur yang menempati area seluas 8.353 meter persegi.‎ Gerai ini merupakan gerai keempat yang baru dibuka di tahun ini dan merupakan cabang ke-114.

Sekretaris Perusahaan Ramayana, Setyadi Surya mengatakan, pembukaan gerai Ramayana ini sesuai dengan yang telah direncanakan di awal 2017. Meski pun kondisi ekonomi sedang lesu dan ada shiftingpola belanja masyarakat, namun pihaknya harus tetap berekspansi untuk menjaga kepercayaan investor dan pemegang saham.

"Kami harus melakukan terobosan-terobosan baru untuk bisa mendapatkan pertumbuhan sales di 2017," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada 4 Desember 2017.

Dia menjelaskan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh industri ritel saat ini. Selain perubahan pola belanja masyarakat, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang sebesar 8,71 persen dan kenaikan biaya sewa pusat belanja 5 persen membuat pelaku usaha ritel harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

"Program-program promosi akan terus dilakukan untuk dapat kembali menarik minat masyarakat berbelanja," kata dia.

Selain promosi, lanjut Setyadi, Ramayana juga menggandeng sejumlah pelaku e-commerce untuk memasarkan barangnya. Dengan langkah ini diharapkan mampu membantu meningkatkan penjualan dan membuat Ramayana bertahan untuk tidak menutup gerainya.

"Kita usahakan terus karena tutup toko bukan jalan keluar yang bagus. Akan ada banyak karyawan yang diberhentikan kalau kita sampai tutup toko," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.