Sukses

Kementerian ESDM Bagikan Lampu Tenaga Surya di NTT

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) membagikan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) di pulau kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membagikan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) di pulau kecil di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembagian lampu tersebut dilakukan ke wilayah yang rasio elektrifikasinya masih rendah. NTT termasuk wilayah yang rasio elektrifikasinya di bawah 65 persen, dan terendah kedua setelah Papua.

Sebelumnya, Kementerian ESDM berupaya menerangi wilayah Indonesia terutama desa-desa belum berlistrik dan belum akan dialiri listrik dari PLN dalam waktu dekat dengan membagikan LTHSE kepada masyarakat di daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan tertinggal. Ini sebagai langkah untuk mewujudkan pelayanan yang berkeadilan sosial.

"Pelayanan berkeadilan sosial terjemahan kita adalah semua kebutuhan dasar bagi seluruh warga sebisa mungkin terpenuhi, dengan baik dan terjangkau harganya. Jadi kalau ada listrik, tetapi masyarakat tidak mampu bayar, juga sia-sia," ujar  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat kunjungan kerja ke Desa Welai Timur, Kabupaten Alor, NTT, seperti ditulis Sabtu (31/3/2018).

Rasio elektrifikasi masih rendah menjadi salah satu alasan Jonan blusukan ke NTT.

"Kita sama-sama akan kejar agar rasio elektrifikasi di sini sampai akhir 2019 juga bisa mencapai 99 persen. Tapi saya juga minta tolong, bapak gubernur, bupati, serta aparat keamanan untuk juga membantu layanan (pengurusan perizinan) kelistrikan dan air supaya cepat. Kalau ada hambatan kecil-kecil bisa diselesaikan. Arahan bapak Presiden, adminstrasi prosedur itu dipersingkat supaya tidak ruwet, tidak panjang," tambah Jonan.

Dalam kunjungannya, Jonan meresmikan 21 unit pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT), 12 sumur bor air bersih dengan pembiayaan APBN 2016-2017. Jonan juga membagikan 1.747 lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dengan pembiayaan APBN 2018. Keseluruhannya di NTT.

"Penerima LTSHE di NTT tahun ini sebanyak 1.747 keluarga yang belum menikmati listrik. Kalau kurang, Kepala Dinas ajukan lagi tapi usulkan by name by address, jadi lebih cepat prosesnya. Ini gratis, dipasangkan gratis dan tidak perlu bayar iuran listrik," tambah Jonan.

Dari tempat terpisah, masyarakat desa pulau Buaya, Kabupaten Alor, sebagai salah satu yang menikmati listrik dari pembangkit listrik EBT menyampaikan apresiasi kepada Menteri ESDM Ignasius Jonan.

"Kami masyarakat pulau buaya sejak Oktober 2017 lalu sudah bisa menikmati listrik dari PLTS terpusat, kami terima kasih kepada bapak Presiden dan bapak Menteri," ungkap Mantan Kepala Desa Pulau Buaya.

Selain berterima kasih atas PLTS yang diterima, warga desa pulau buaya juga meminta bantuan air bersih karena mereka kesulitan air, bahkan harus menyeberang pulau untuk mendapatkannya.

Menanggapi hal tersebut, Jonan bertanya berapa jumlah masyarakat di Pulau Buaya. "1695 jiwa atau 378 KK seluruhnya," jawab mantan Kepala Desa Pulau Buaya.

Jonan mengatakan, pihaknya akan membangun satu sumur bor untuk Desa Pulau Buaya pada 2018. Satu sumur bor air tanah dapat hasilkan debit air sekitar dua liter per detik dan  dapat dinikmati oleh lebih dari 2.000 jiwa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Target 2018

Mengutip laman Kementerian ESDM, sebanyak 79.564 rumah di lima provinsi telah diterangi LTHSE. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah di Indonesia Timur sebanyak empat provinsi.

Target 2018, LTHSE akan terangi 175.782 rumah di 15 provinsi. Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Wawan Supriatna menuturkan, program menerangi 2.519 desa dengan LTHSE ini akan diselesaikan pada 2019.

“Ini program sampai 2019 akan coba kami selesaikan untuk menerangi saudara-saudara kita di daerah yang belum mendapatkan pelayanan dari PLN,” ujar Wawan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.