Sukses

Pemerintah Masih Kaji Opsi Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah akan memutuskan opsi rute kereta cepat Jakarta-Surabaya dalam satu bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Jepang masih melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Dalam kajian tersebut, muncul dua opsi jalur yang akan dilewati oleh kereta tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, dua pilihan tersebut yaitu dengan menggunakan jalur kereta yang sudah ada yaitu melalui Cirebon, atau membangun jalur baru yang akan melewati Solo.

"Apakah pakai yang lama, apakah merehab yang lama ataukah dengan lewat Solo, rel baru. Ini yang sedang di FS," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, ada sejumlah hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih menggunakan jalur yang sudah ada atau membangun baru. Jika menggunakan jalur yang ada, maka akan banyak hambatan yang harus dilewati oleh kereta tersebut dan akan berdampak pada kecepatan kereta.

"Memang ada indikasi kalau di jalur existing itu komplikasinya lebih banyak. Kita memang berpikir untuk punya alternatif di jalur nonexisting tapi itu menggunakan jalur-jalur katakanlah jalan tol dan sebagainya sehingga bisa lebih murah dan lebih cepat," kata dia.

Sementara jika membangun jalur baru, maka hambatan bisa jauh berkurang sehingga kecepatan kereta cepat Jakarta-Surabaya bisa dimaksimalkan. Selain itu, jalur baru diperkirakan membutuhkan investasi yang lebih kecil karena tidak ada masalah sosial dengan masyarakat.

"Dari segi kecepatan, jalur sendiri akan memberikan suatu kecepatan yang lebih baik. Karena tidak ada komplikasi masalah tanah. Tapi kalau dari segi harga belum tentu mana yang lebih murah, karena yang baru itu berarti di situ kita tidak menemukan okupasi masyarakat. Dan memudahkan mungkin lebih murah. Tapi kalau yang lama, itu ada okupasi, masalah sosialnya besar. Jadi kita punya preferensi tidak di jalur existing Jakarta-Surabaya," jelas dia.

Budi menyatakan, keputusan untuk penggunaan jalur yang ada atau membangun jalur baru akan ditentukan dalam satu bulan ke depan. Diharapkan muncul keputusan terbaik dalam penentuan jalur ini.

"Kita mungkin pada satu bulan ini akan finalisasi di jalur existing atau di jalur yang tidak existing," ujar dia.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Opsi 2 Rute

Sebelumnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus fokus untuk penyelesaian pembangunan infrastruktur transportasi yang masuk dalam proyek strategis nasional. Adapaun salah satu proyek yang dikebut adalah pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya sampai sekarang masih dalam tahap studi kelayakan. Namun dipastikannya pembahasan sudah mulai mengerucut.

"Sudah mulai mengerucut, salah satunya soal rute. Ini ada dua opsi, satu jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya dan Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya," kata Zulfikri di kantor Kemenhub, Jakarta, Senin 4 September 2017.

Proyek yang rencana pengerjaannya akan dilakukan kerjasama dengan Jepang ini, dipastikan juga mayoritas akan dibangun jalur baru. Jalur baru ini akan dibangun di tepi jalan tol atau di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di sisi jalur eksisting.

Keputusan pembangunan jalur baru untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya dikarenakan ada berbagai keunggulan, terutama dalam mendapatkan akselerasi kecepatan yang diinginkan. Adapun kecepatan rata-rata yang diinginkan untuk kereta cepat ini di atas 160 km per jam.

"Jadi waktu tempuh Jakarta-Surabaya itu harapannya 5 jam, dengan sistem electricity bukan diesel," ujar dia.

Dia menegaskan, dua opsi tersebut tentunya memiliki jumlah investasi yang berbeda. Ini dikarenakan jika melalui Solo, jarak tempuhnya sedikit lebih panjang jika dibandingkan hanya melintas di jalur utara Pulau Jawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.