Sukses

Perlu Regulasi Internasional buat Jalankan Gagasan Green Shipping

Sektor pelayaran pun harus turut serta dalam mengurangi pemanasan global.

Liputan6.com, Jakarta - Pemanasan global memerlukan perhatian serius dalam pembangunan berkelanjutan. Sektor pelayaran pun harus turut serta dalam mengurangi pemanasan global. Untuk itu, perlu aturan berskala global yang dipatuhi oleh dunia internasional.

Asisten Deputi Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Maritim Basilio Dias Araujo bercerita, dalam Marine Environment Protection Committee (MEPC) ke-71 yang berlangsung di London, Delegasi Indonesia setuju dengan dibuatnya kerangka peraturan global tentang green shipping oleh IMO (International Maritime Organization).

Ia juga mengatakan adanya regulasi green shipping dapat menjadi unjuk nyata IMO dalam mencapai Sustainable Development Goals pada 2030. Selain itu, kerangka kerja tentang green shipping dapat menjadi alat dalam mencapai target Paris Agreement tentang perubahan iklim yang sangat berkaitan dengan pelayaran yang berkelanjutan.

Basilio menambahkan, IMO harus menetapkan pathway yang jelas dan terukur dalam pelaksanaan green shipping. “Pada isu pengurangan emisi gas rumah kaca dari kapal, Delegasi Republik Indonesia memberikan pandangan diperlukannya pathway yang jelas dan terukur,” kata Basilio.

Selain itu, Basilio juga yakin bahwa IMO akan melakukan program capacity building pada negara-negara anggotanya. “Adanya program capacity building oleh IMO membuat para negara anggota dapat mengimplementasikan roadmap IMO secara efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca pada kegiatan pelayaran,” ujarnya.

Sidang MPEC ke 71 memiliki sumbangsih besar bagi Indonesia dan dunia, khususnya pada persiapan pelaksanaan ballast water management yang ditetapkan oleh IMO. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia melihat pelaksanaan ballast water management akan membantu Indonesia untuk memperkuat program nasional pelayaran yang berkelanjutan dan pada akhirnya akan meningkatkan kontribusi Indonesia pada program IMO terkait blue economy.

Basilio melanjutkan, Indonesia berkomitmen penuh dalam konservasi eksosistem laut. Selain itu, Indonesia juga menyatakan komitmennya dalam pengurangan polusi udara dan efisiensi energi.

“Indonesia sudah mempunyai roadmap dalam upaya mengurangi kandungan sulfur pada bahan bakar fosil. Berdasarkan rencana nasional, Indonesia masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengimplementasikan usulan IMO tentang pengurangan kandungan sulfur pada bahan bakar fosil,” pungkas Basilio.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.